• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, May 15, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Opini

Tak Akan Ada Ruang Bagi Komentar Seksis

by Diana Valencia
September 1, 2018
in Opini
Reading Time: 3 mins read
Tak Akan Ada Ruang Bagi Komentar Seksis

Tagar #MakeTheRules pertama kali dikeluarkan Nike kala merilis sebuah film pendek berjudul "Voice" yang didedikasikan untuk para atlet perempuan, khususnya para atlet yang memiliki kemampuan namun terhalang stigma diskriminasi gender dalam olahraga.

0
SHARES
833
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam pertandingan final bulutangkis tunggal putra Asian Games 2018 pada Selasa (28/08/18), Jonatan Christie berhasil menyumbangkan emas untuk Indonesia kemudian melakukan selebrasi dengan membuka baju. Tindakan ini memancing pro-kontra di kalangan netizen perihal komentar bernada seksis yang menghujani foto topless Jonatan.

SERPONG, ULTIMAGZ.com– Aksi selebrasi buka baju pebulutangkis Jonatan Christie, sempat curi perhatian netizen kala dirinya berhasil menyabet emas untuk Indonesia pada Selasa (28/08/18) di Istora Senayan, Jakarta. Berbondong-bondong netizen menghujani pujian kepada pria yang akrab disapa Jojo ini. Tak hanya pujian atas kemenangan, tetapi juga decak kagum atas fisik yang dimiliki Jojo.

“Uh pas momen Jojo buka baju beneran salfok sama roti sobeknya eh tapi pas liat foto ini salfoknya jadi ke bawah.”

“Aduh rahimku anget.”

“Bijiku anget lur.”

“Waduh, pada turn-on online berjamaah nih.”

Komentar bernada seksis (seperti ucapan di atas) ramai mewarnai kolom komentar Instagram Tirto.id yang sukses menangkap momen selebrasi Jojo tersebut. Asal komentar-komentar semacam ini didominasi akun yang dimiliki kaum hawa. Kontan, hal ini menimbulkan pro-kontra di kalangan warganet, terutama kaum adam yang merasa komentar tersebut berlebihan dan mengkhianati semangat feminisme yang kerap digaungkan kaum hawa.

“Dear girls, masi ingat kejadian Lisa Blackpink yang di lecehkan secara verbal oleh YoungLex? Then, kalian marah dan sampe bikin petisi. Now, jangan sampe kalian justru yang melecehkan atlet kebanggaan kita hanya karena ‘roti sobek’ lah, dkk. Iman sama mulut dijaga dikit, jangan kek orang horny-an oke?”

“Objektifikasi perempuan dan laki2 memang berbeda. Tp hal seperti ini juga tidak benar. Laki2 jg bisa merasa tidak nyaman dengan ucapan2 sprti ini, bukan hanya perempuan.”

Benar adanya bahwa perempuan, laki-laki, atau gender apapun di dunia ini tak akan pernah nyaman jika diberikan komentar seksis. Judee K. Burgoon, seorang profesor komunikasi dari University of Arizona, menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan akan afiliasi dan ruang pribadi.

Dalam kultur masyarakat Indonesia, topik seputar seks dan sejenisnya merupakan sebuah privasi yang tak lazim dan cenderung tabu untuk menjadi konsumsi publik. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan seseorang apabila dirinya diobjektifikasi secara seksual, terlebih jika dilakukan orang asing.

Disadari atau tidak, kasus ini mampu menjadi sebuah titik temu pemahaman kaum laki-laki akan rasa ketidaknyamanan atas komentar seksis yang kerap diterima oleh perempuan. Bukan sebuah rahasia, perempuan kerap diobjektifikasi dan dilabel atas dasar budaya maskulin.

Kebanyakan masyarakat Indonesia kerap memberikan stereotype atas gender tertentu seperti perempuan dianggap pasif dan tidak patut mengekspresikan seksualitas. Kemudian, sebaliknya laki-laki diwajibkan menjadi pemimpin ataupun harus kuat termasuk tidak boleh menangis. Hal-hal semacam ini melanggengkan ucapan seksis di masyarakat Indonesia, sebab ada satu pihak yang dilabeli pasif dan lainnya diberikan label superior.

Ucapan seperti “Ah, perempuan ini mah sudah saya ‘pakai’,” atau “Gila, bohai banget ya itu cewek,” dan sejenisnya merupakan kalimat yang sering diucapkan. Norma sosial seakan-akan mengizinkan kalimat keluar dari mulut tanpa adanya hukuman sosial menanti.

Dalih “Itu kan cuma bercanda,” harus segera dihentikan demi memutus kelanggengan komentar seksis di berbagai situasi dan kondisi. Tak pernah ada komentar seksis yang patut dijadikan bahan lelucon ataupun ditertawakan. Sebab, semua orang ingin dihargai dalam cara seadil-adilnya.

“Both men and women should feel free to be sensitive. Both men and women should feel free to be strong…it is time that we all perceive gender on a spectrum not as two opposing sets of ideas” –Emma Watson.

Penulis: Diana Valencia

Editor: Gilang Fajar Septian

Tags: asian gamesfeminismejonatan christiekesetaraan gendermedia sosialSeksisme
Diana Valencia

Diana Valencia

Mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara yang merupakan penikmat sastra dan film-film psychollogical thriller.

Related Posts

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Rapat Paripurna pada Kamis (20/03/25). (detik.com)
Opini

Pengesahan RUU TNI: Satu Langkah Menuju Bangkitnya Orde Baru?

March 24, 2025
Ilustrasi #KaburAjaDulu
Opini

#KaburAjaDulu: Kurang Cinta Tanah Air atau Perasaan Terkhianati

March 15, 2025
harapan
Opini

Mahasiswa Turun ke Jalan: Harapan bagi Demokrasi Indonesia yang Gelap

February 27, 2025
Next Post
Perang Bintang di Babak Grup Liga Champions Eropa 2019

Perang Bintang di Babak Grup Liga Champions Eropa 2019

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021