• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, June 7, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Literatur

“Words of Love”: Bocah Delapan Tahun Mengingatkan Makna Cinta

by Ignatius Raditya Nugraha
June 27, 2019
in Literatur, Review
Reading Time: 2 mins read
“Words of Love”: Bocah Delapan Tahun Mengingatkan Makna Cinta

"Words of Love" adalah karya anak berumur delapan tahun Justin Gunawan. Dalam bukunya, ia membagikan pemikiran-pemikiran mengenai makna cinta. Ada baiknya, kita meneladani Justin untuk mengingat kembali makna cinta yang sesungguhnya. (Foto: elexmedia.id)

0
SHARES
513
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“My happy stories will make my readers happy, I have my happy stories and the sad one” – Justin Gunawan

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Interdependensi atau kebergantungan adalah sesuatu yang fundamental pada setiap manusia. Hal itu bermula semenjak kita lahir, yaitu kebutuhan akan cinta dan perhatian dari orangtua.  Awalnya, karena orangtua, sebagian besar dari kita akan memaknai cinta sebagai ekspresi saling memberi dan menerima tanpa syarat. Namun seiring berjalannya waktu, cinta kita semakin bersyarat.

Semakin dewasa, makna cinta tidak jarang menjadi transaksi yang konvensional antara keluarga, kekasih, sahabat, dan komunitas. Alih-alih memberi perhatian, cinta malah menjadi justifikasi untuk menuntut ego. Ironisnya, pengertian anak-anak mengenai cinta bisa melampaui pengertian orang dewasa, yaitu memberikan perhatian hanya karena mencintai orang tersebut.

Salah satu anak tersebut adalah Justin Gunawan, anak berumur delapan tahun yang telah menulis puluhan tulisan mengenai cinta dan perhatian melalui bukunya, “The Words of Love”. “The Words of Love” adalah kumpulan untaian tulisan-tulisan berbahasa Inggris dari pemikiran Justin tentang hidup, yaitu Words for the Loved Ones (keluarga, teman), Words for Praise Him (Tuhan), Words of Encouragement (dorongan semangat, menghadapi kesulitan). Kesederhanaan, kedalaman, dan pemilihan kosakata Justin adalah kekuatan dari buku ini.

Motif Justin sungguh sederhana. Anak kelas tiga SD tersebut ingin membagikan pemikirannya melalui tulisan-tulisannya.

“Menulis adalah hal yang saya sukai. Karena saya bisa membagikan cerita-cerita saya saat kata sulit untuk diucapkan. Kata tersebut lebih mudah untuk dituliskan,” tulis Justin. “Kisah hidup saya, imajinasi saya, dan harapan saya. Saya bisa menuliskan kata-kata yang bisa menyentuh lembut orang-orang, memperkuat mereka, dan akan mendorong semangat mereka.”

Rasanya tak janggal jika menganggap Justin adalah pribadi yang dewasa melalui tulisan-tulisannya. Misalnya saja, salah satu deskripsi Justin mengenai keluarga: “Tempat yang aman untuk menjadi diri sendiri dan selalu diterima.” Atau juga, deskripsi mengenai teman: “Aku tidak harus menyenangkan semua orang atau mengubah diriku. Aku dapat berteman dengan orang yang tulus menerima diriku, itulah teman yang sesungguhnya.”

Ibaratnya, dalam umur delapan tahun, Justin telah menjadi seorang dewasa yang pulang ke pelukan orang tuanya setelah merantau bertahun-tahun. Atau juga, Justin telah mempunyai sahabat dari banyaknya teman yang tidak menerima dirinya seutuhnya. Tidak semua anak-anak bisa mempunyai pemikiran seperti ini.

Selain itu, dorongan semangatnya juga mempunyai kebenaran. Misalnya, Justin menulis mengenai rasa khawatir sebagai berikut. “Di dunia yang tidak sempurna ku selalu merisaukan seberapa berharganya aku, karena mengikuti arti kesempurnaan yang berlaku di dunia. Temanku, jangan khawatir,” tulis Justin.

Jika dideskripsikan, maka Justin adalah sosok anak yang mencintai orangtua, sahabat, Tuhan, dan mempunyai semangat untuk mendorong orang lain. Ironisnya, apakah semua orang dewasa sudah menjadi sosok sedimikian rupa? Mungkin, kadang kita harus mengakui bahwa interdepedensi cinta dan perhatian orang dewasa cenderung memudar dan seorang anak polos dapat kembali mengingatkan kita.

 

Penulis: Ignatius Raditya Nugraha

Editor: Nabila Ulfa Jayanti

Foto: elexmedia.id

Tags: buku words of lovereviewwords of love
Ignatius Raditya Nugraha

Ignatius Raditya Nugraha

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Ilustrasi seseorang menggunakan frasa long time no see kepada rekannya (freepik.com)
Lifestyle

Bukan Bahasa Inggris Asli? Ini Cerita di Balik “Long Time No See”

April 30, 2025
Kumpulan buku-buku tentang masa Orde Baru. (goodreads.com)
Hiburan

Jangan Lupakan Sejarah: Ini 3 Rekomendasi Buku tentang Masa Orde Baru

March 23, 2025
Next Post
Pertandingan Selebritis FC dan Shooting Star Tutup Kompetisi ASA League 2019

Pertandingan Selebritis FC dan Shooting Star Tutup Kompetisi ASA League 2019

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021