SERPONG, ULTIMAGZ.com – Mencari parkir kerap kali menjadi sebuah tantangan tersendiri, khususnya, bagi pengemudi yang baru bisa mengemudi dan mendapatkan surat izin mengemudi (SIM). Beberapa pengemudi sering kali memarkirkan kendaraanya tidak sesuai dengan etika dan peraturan yang berlaku.
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah mengatakan bahwa parkir merujuk pada dua hal, yaitu soal etika dan peraturan. Contoh dari etika, yakni parkir sesuai dengan lot, menonaktifkan rem tangan, menetralkan transmisi kendaraan saat parkir paralel, dan tidak menghalangi kendaraan lain.
Baca juga: “Ladies Parking”, Suatu Kebutuhan atau Seksisme Belaka?
“Etika tidak berlandaskan hukum melainkan berdasarkan empati, hal ini menjadi masalah yang dialami oleh masyarakat Indonesia sekarang,” ujar Jusri dilansir kompas.com, Rabu (21/07/21).
Sementara itu, peraturan tertulis dalam parkir ada berupa zona larangan untuk memarkirkan kendaraan. Namun, sayangnya, hingga saat ini masih ada pengemudi yang kurang beretika saat memarkirkan kendaraanya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi perihal pengoperasian kendaraan bermotor bagi para pengemudi.
Kurangnya edukasi untuk pengemudi utamanya dikarenakan adanya calo SIM, atau biasa dikenal dengan ‘SIM tembak’. Berdasarkan survei dari wartabromo.com, ditemukan bahwa 332 dari 541 responden, atau sekitar 61 persen mengaku menggunakan jasa calo SIM. Hal ini menjadi problematika tersendiri bagi pemerintah, yang dapat berakibat pada kelalaian pengemudi akibat kurangnya edukasi.
Problematika Parkir di UMN
Problematika beretika saat memarkir kendaraan ini juga terjadi di kawasan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Berdasarkan hasil observasi ULTIMAGZ, masih ada mahasiswa yang mengambil dua lahan parkir, mengaktifkan rem tangan saat posisi parkir paralel, ataupun menghalangi akses kendaraan lain untuk keluar masuk lokasi parkir. Alhasil, beberapa mahasiswa merasa kesulitan untuk mencari parkir khususnya saat pagi hari ketika banyak mahasiswa datang ke kampus.
“Untuk masalah parkir di UMN, sejauh ini gak ada yang cukup berarti. Tapi terkadang ada beberapa kendaraan yang mengaktifkan rem tangan, dan posisi parkirnya mengganggu aksesibilitas,” ujar Raynard Edmund Lee, mahasiswa program studi (prodi) Film 2022, pada Selasa (21/02/23).
“Parkir di UMN itu tantangan banget buat aku. Khususnya, di pagi hari, mendekati jam mulai kelas di pukul delapan. Semua lahan parkir sepertinya sudah full, jadi kita terpaksa parkir jauh di belakang (dekat lobi gedung D),” ungkap Angelina Anastasia Liu, mahasiswa prodi Manajemen 2021, pada Rabu (22/02/23) .
Dalam menyelesaikan permasalahan ini, UMN telah memberikan beberapa petugas keamanan yang bertugas untuk mengarahkan mahasiswa ke lokasi parkir yang kosong dan memandu kendaraan memarkir. Akan tetapi, hingga saat ini masih kerap ditemui beberapa mahasiswa yang kurang etis dan cakap saat memarkirkan kendaraannya di kawasan UMN.
Penulis: Felix Abraham Surya
Editor: Vellanda
Foto: Rafael Amory J
Sumber: kompas.com, wartabromo.com
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.