• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, May 14, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Iptek

Kelamnya Sejarah Revolusi Indonesia: Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

by Reza Farwan
May 9, 2025
in Iptek, Lainnya
Reading Time: 3 mins read
Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)

Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). (kompas.com)

0
SHARES
28
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Masa kelam sejarah Indonesia berhasil dilewati masyarakat untuk menegakkan pandangan bahwa Indonesia berkebangsaaan satu. Tak hanya itu saja, banyak tantangan politik dan ekonomi yang memicu ketegangan antara pemerintah dan daerah-daerah di luar Jawa. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia adalah berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1950 di Sumatera, dilansir dari kompas.com.

Pascakemerdekaan Indonesia, kondisi negara tidak stabil. Kesejahteraan dan pembangunan awal hanya dinikmati oleh kota-kota di pulau Jawa. Hal ini membuat kesenjangan antara pulau Jawa dan pulau-pulau sekitarnya terlalu jauh. Ketidakadilan ini pun memicu berbagai upaya revolusi di berbagai daerah, salah satunya adalah PRRI.

Baca juga: Kisah Regu Dajal: Kontribusi bagi Sejarah Proklamasi Indonesia yang Terlupakan

Gerakan PRRI berawal dari kekecewaan militer dan masyarakat sipil di Sumatera terhadap pemerintah pusat atas ketidakadilan yang terjadi. Permasalahan ini pun melebar hingga tuntutan otonomi daerah yang berujung pada penumpasan darah dengan korban puluhan jiwa, dilansir dari detik.com.

Puncak dari gerakan PRRI adalah ketika Letnan Kolonel Achmad Husein menanda tangani persetujuan terkait berdirinya PRRI. Proklamasi PRRI disambut meriah oleh masyarakat Indonesia bagian Timur. 

Letnan Kolonel Achmad Husein pun akhirnya memutus hubungan dengan pemerintah pusat untuk mendukung penuh gerakan PRRI. Berdirinya PRRI menjadi semakin kuat dengan mendirikan dewan perjuangan, yaitu:

  1. Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Achmad Husein di wilayah Sumatera Barat.
  2. Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon di wilayah Sumatera Selatan.
  3. Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian di wilayah Sumatera Selatan.
  4. Dewan Manguni yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual di Sulawesi.

Melansir kumparan.com, tuntutan lain yang diajukan oleh PRRI adalah pembubaran kabinet Djuanda dengan membentuk pemerintahan sementara. Pemerintahan sementara itu pun harus dipimpin oleh Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX hingga pelaksanaan pemilu selanjutnya. Lalu, PRRI menginginkan Soekarno untuk kembali pada posisi konstitusional sebelumnya. 

Pemerintah pusat melihat gerakan PRRI sebagai sebuah ancaman negara yang harus dituntaskan secepat mungkin. Pemerintah pun melaksanakan berbagai operasi gabungan yang terdiri dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), Angkatan Perang (APRI) sebagai upaya untuk menuntaskan PRRI. Salah satu operasi yang dilaksanakan adalah Operasi Tegas pada 12 Maret 1958 dan Operasi 17 Agustus pada 17 Agustus 1958, dilansir dari kompas.com.

Baca juga: Jejak Terakhir Burung Dodo: Kisah dari Spesies yang Punah

Tentara APRI melakukan berbagai tindakan kekerasan untuk menumbangkan gerakan PRRI dan memakan korban sebanyak 22.174 jiwa, 4.360 luka, serta 8.072 tawanan. Tidak hanya itu, gerakan PRRI juga memberikan dampak buruk bagi ekonomi negara yang terganggu hingga muncul inflasi deflasi, dilansir dari detik.com.

Pada akhir 1960, seluruh wilayah Sumatera Barat berhasil dikuasai oleh tentara APRI. Soekarno memberikan kesempatan bagi anggota PRRI untuk berdamai dan diberikan amnesti yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden No. 322 tahun 1961. Langkah ini menjadi rekonsiliasi nasional, mengakhiri perjuangan panjang konflik senjata antara pemerintah pusat dan PRRI.

 

 

Penulis: Reza Farwan

Editor: Jessica Kannitha

Foto: kompas.com

Sumber: kompas.com, detik.com, kumparan.com

Tags: IndonesiapascarevolusipemerintahprriSejarah
Reza Farwan

Reza Farwan

Related Posts

Aksi Kamisan ke-860 digelar di seberang Istana Merdeka, Kamis (08/05/25), untuk mengenang Marsinah dan menolak wacana Soeharto sebagai pahlawan nasional. (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Mengenang 32 Tahun Kematian Marsinah Lewat Aksi Kamisan Ke-860

May 14, 2025
Kapel Sistina dalam pelaksanaan konklaf. (reuters.com)
Lainnya

Kenali Konklaf: Proses Pemilihan Paus yang Sangat Dirahasiakan

May 13, 2025
Asap putih yang mengepul di cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan. (kompas.com)
Lainnya

Asap Putih Telah Keluar, Paus Baru Sudah Dipilih!

May 13, 2025
Next Post
Sekelompok paparazi tengah mengabadikan momen. (nypost.com)

Sering Menjadi Sorotan, Apa Sebenarnya Peran Paparazi dalam Dunia Selebritas?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021