• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, August 21, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Film

Mona Lisa Smile: Pemberdayaan Perempuan dari Stigma Konservatif

Jemima Anasya Rachman by Jemima Anasya Rachman
February 27, 2025
in Film, Hiburan
Reading Time: 2 mins read
Ilustrasi poster Film Mona Lisa Smile. (Sumber: KapanLagi.com)

Ilustrasi poster Film Mona Lisa Smile. (Sumber: KapanLagi.com)

0
SHARES
167
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Menurut seorang ahli kemasyarakatan Inggris, Sylvia Walby, ketika budaya patriarki tetap dipelihara, hak pendidikan yang setara tidak akan cukup untuk mengurangi ketidaksetaraan perempuan. Film Mona Lisa Smile dengan kuat mengangkat konsep patriarkisme melalui dialog mendalam antara para tokoh. Budaya patriarki yang terus berevolusi memberikan dampak yang berbeda bagi perempuan yang hidup di sekelilingnya. 

Baca juga: Stand By Me: Film Klasik yang Mengajarkan Arti Persahabatan

Melansir Konde.co, kisah ini dimulai saat seorang dosen sejarah seni bernama Katherine Ann Watson (Julia Roberts) berpindah ke Kota Wellesley untuk mengajar di Wellesley College. Di sana, perempuan diberikan kesempatan menempuh pendidikan, tetapi tidak dengan kesetaraan. Mereka diberikan pendidikan dengan tujuan menjadi istri dan ibu yang baik. 

Katherine dengan pola pikir modernnya berusaha untuk menumbuhkan cara berpikir baru kepada mahasiswinya, seperti Betty (Kirsten Dunst), Joan (Julia Stiles), Giselle (Maggie Gyllenhaal), Connie (Ginnifer Goodwin), dan Amanda (Juliet Stevenson). Mahasiswi-mahasiswi ini memiliki kecerdasan yang memukau Katherine. 

Kali pertama Katherine mengajar di kelas, seluruh mahasiswi mampu menjawab bahkan menghafal seluruh isi buku yang sedang dibahas. Dengan kecerdasan tersebut, ia ingin mahasiswinya untuk perlahan melihat bahwa ada pilihan yang lebih luas untuk masa depan mereka. Tidak sebatas mengurus suami dan anak-anak. Oleh karena itu, Katherine mulai menggunakan metode baru untuk membuka persepsi mahasiswanya. 

Melansir Rogerebert.com, pemikiran ini juga digalangkan oleh kepala sekolah Wellesley College, yang turut menolak nilai konservatif. “Saya pikir saya akan menuju ke tempat yang akan menghasilkan para pemimpin masa depan — bukan istri mereka.” Watson hampir putus asa ketika mengetahui salah satu mahasiswinya yang berprestasi memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Padahal mahasiswi tersebut sudah diterima lebih awal di Universitas Hukum Yale, tetapi lebih memilih untuk menikah. 

Baca juga: Taare Zameen Par Berikan Pesan Mendalam untuk Setiap Bintang di Bumi

Melihat hal tersebut, Katherine mulai belajar untuk menghormati keputusan muridnya. Ia merefleksikan sebuah pembelajaran bahwa perempuan mampu memutuskan pilihan mereka tanpa mengikuti perkataan masyarakat. Film ini juga menekankan nilai pendidikan bagi perempuan dan hak untuk memakainya, walaupun memilih untuk tidak melanjutkan edukasi setelah menikah, dilansir dari Medium.com. 

Mona Lisa Smile berfokus pada penekanan posisi pendidikan perempuan di masyarakat konservatif pada  periode 1950. Katherine Watson ingin memberikan kesempatan untuk berpikir bahwa perempuan mampu mandiri melalui karier dan tetap menikah. Pengajaran tersebut menyadarkan murid-muridnya betapa penting edukasi dan peran perempuan di masyarakat. 

 

Penulis: Jemima Anasya Rachman

Editor: Kezia Laurencia

Foto: KapanLagi.com

Sumber: Konde.co, Rogerebert.com, Medium.com

Tags: 2003budayadiskusi filmFeminisfeminismefilm perempuanfilm reviewjulia robertsjulia stileskirsten dunstpendidikansinopsis
Jemima Anasya Rachman

Jemima Anasya Rachman

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

July 16, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

July 16, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

July 16, 2025
Next Post
harapan

Mahasiswa Turun ke Jalan: Harapan bagi Demokrasi Indonesia yang Gelap

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen + 10 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021