SERPONG, ULTIMAGZ.com — Surat edaran kampus hijau yang disebarkan Line@ Dewan Keluarga Besar Mahasiswa (DKBM) Rabu (26/04/17) berdampak pada seluruh mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN), terutama organsisasi yang berjualan untuk mencari dana. Dalam surat edaran ini ditulis pelarangan penggunaan plastik dan styrofoam. Namun, bagaimana efeknya pada Libro sebagai penjual air minum dalam kemasan plastik?
Ketika ditanya perihal ini, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Ika Yanuarti menjawab bahwa sejatinya air minum yang dijual di Libro ditujukan untuk para tamu yang datang. Sehingga untuk mahasiswa, seharusnya sudah membawa botol minumnya sendiri.
“Air minum yang dijual itu sebenarnya untuk tamu yang datang ke UMN. Misalnya, banyak lho karyawan dari luar kampus yang datang dan makan siang di UMN. Karyawan Anabatic misalnya. Masa mereka harus bawa minumnya sendiri, ya kita berusaha untuk menyiapkan kan?” ujar Ika.
Namun, Ika tetap memiliki impian untuk membuat kampus yang bebas dari styrofoam dan plastik. Maka, dirinya akan segera mengadakan rapat dengan Building Management UMN Sudarman Sutanto dan penanggung jawab dari Libro, Luthfi.
“Akan segera kami proses. Saya bersama teman-teman kemahasiswaan akan segera mengadakan rapat dengan Pak Darman, ditambah dengan Luthfi penanggung jawab Libro. Kita akan cari cara yang terbaik,” tutur Ika menjelaskan.
Di samping itu, bidang kemahasiswaan telah membuat inovasi baru yang sekiranya dapat menjadi solusi bagi mahasiswa terkait pelarangan penggunaan botol plastik. Ke depannya, mereka akan mengadakan program bernama ‘galon kejujuran’, di mana akan disediakan beberapa galon di berbagai sudut kampus, sehingga mahasiswa cukup membawa botol sendiri dan mengisinya di mana saja di sekitar kampus, dan membayar secara sukarela setelah mengambil air tersebut.
“Program ini akan segera kami jalankan. Pak Andrey (Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan) sudah setuju, jadi tinggal pelaksaannya saja. Saya rasa, hal ini mampu menjadi solusi yang cukup baik bagi mahasiswa terkait penggunaan botol,” ujar Ika.
Penulis: Rafael Ryandika, Stefanny
Editor: Kezia Maharani Sutikno
Foto: Anggita Risang
woah, galon kejujuran, air minun dalam kemasan botol untuk tamu yang datang, logika apa yang hendak diciptakan kampus ini? ironi, berusaha melakukan pembelaan dengan alasan untuk tamu, kenapa tamu tidak diberikan gelas atau botol sewa? coba difikir kembali, apakah rektorat sudah benar2 adil dalam membuat kebijakan, selain itu banyak permasahalan kampus ini, selain menciptakan larangan yang menurut saya tidak relevan dan terlalu mengada-ada. pikirkan masalah parkir misalnya…