SERPONG, ULTIMGAZ.com — Perkembangan internet seringkali disalahgunakan, seperti kurangnya etika dalam media sosial, atau penindasan dalam media sosial yang biasa disebut cyberbullying.
Hal ini dibahas saat sesi kedua dalam rangkaian seminar yang digelar di Lecture Hall, Universitas Multimedia Nusantara pada Selasa (1/12) lalu. Arie Mufti, selaku GM Business Strategy Grup Telecom Smartfren, menjadi pembicara yang menyampaikan pembahasan mengenai etika dalam memakai internet.
“Perilaku di dunia digital adalah refleksi diri di dunia nyata,” jelas Arie.
Arie lalu menjelaskan bahwa menurut data yang diperoleh dari UNICEF, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang tingkat bullying-nya sudah parah, di bawah Rusia dan Cina. Tentunya hal ini tidak terlepas dari segala macam bentuk cyberbullying yang marak terjadi di media sosial.
Menurut Arie, dengan belajar cara beretika dengan benar dalam memakai internet, maka efek negatif seperti cyberbullying dapat dihindari. Selain itu, perubahan dapat dimulai dari diri kita sendiri dengan cara menyadari bahwa cyberbullying dapat berdampak buruk, maka negativitas tak perlu disebar di media sosial.
“Tak perlu reaktif saat kita sedang merasa terpuruk, coba berhenti sejenak. Think before you type,” tambahnya. Arie juga menyarankan untuk berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan apapun dalam media sosial.
Sebagai kesimpulan, Arie menegaskan bahwa kita harus memanfaatkan media sosial untuk kebaikan, bukan untuk menuai kebencian.
Penulis: Valerie Dante
Editor: Ghina Ghaliya
Foto: Priscilla Tania