SERPONG, ULTIMAGZ.com – Ada hal baru di Sidang Senat Terbuka Wisuda IX Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada Sabtu (4/6) lalu. Acara yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD ini menampilkan flashmob yang diikuti seluruh peserta wisuda.
Disampaikan Endang selaku ketua divisi acara, pengadaan flashmob ini merupakan sebuah gebrakan baru yang dibuat UMN demi menyajikan wisuda yang berbeda dari yang lain.
“Biasanya kalau wisuda itu setelah prosesi, foto, udah close. Tapi kan gak ada sesuatu yang dikenang untuk para wisudawan khususnya. Karena mereka akan melanjutkan berkarya di tempat lain, maka kita ingin memberikan kenangan yang bisa mendalam untuk seluruh peserta,” tuturnya.
Flashmob ini juga disusun oleh kolaborasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UMN, yakni Ultima Symphony Orcherstra (USO), Ultima Sonora, Tracce, dan Breakdance.
Meski bermaksud baik, namun tidak semua orang menerima harapan tersebut dengan sesuai. Salah satu wisudawan, Robby Lumenta, menyatakan bahwa pengadaan flashmob terasa biasa saja. “Biasa aja sih, kayaknya kurang banget,” katanya.
Sarjana baru program studi Akuntansi ini memang tidak mempermasalahkan pengadaan flashmob yang termasuk unik ini. Hanya saja, ia merasa tempatnya tidak mendukung. Baginya, akan lebih baik jika kursinya sudah dipinggirkan agar bisa leluasa bergerak, dan contoh gerakan di depan pun dapat terlihat jelas.
Berbeda dengan Robby, wisudawan lainnya, Arum Kusuma Dewi justru menunjukkan antusiasmenya terhadap pengadaan flashmob perdana ini. Baginya, kegiatan ini menambah spesial momen wisudanya. “Menurutku berkesan banget. Keliatan meriah acaranya dan melibatkan semua wisudawan. Apalagi ini pertama kalinya ada di wisuda,” jelasnya.
Meski demikian, Arum menyayangkan beberapa jenis gerakan yang cukup sulit untuk diikuti, terutama oleh wisudawan wanita. Selain itu, kurangnya waktu latihan yang ada lantaran gerakan flashmob baru diajarkan pada gladi resik, juga menjadi kendala. Kekurangan inilah yang kemudian ia jadikan masukan untuk penyelenggaraan berikutnya.
“Gerakannya perlu dipertimbangkan biar gak terlalu ribet, apalagi buat yang cewek-cewek kan, pake heels lah, kebaya ketat lah, topi yang dijepit ratusan bobby pins lah,” tutupnya sambil tertawa.
Penulis: Clara Rosa Cindy
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: Evelyn