SERPONG, ULTIMAGZ.com — Ketika melintasi daerah Gading Serpong, gedung kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) tampak unik dipandang karena bentuknya yang menyerupai telur. Tak hanya unik, gedung bernama New Media Tower ini ternyata juga didesain menjadi gedung hemat energi.
Gedung ini berhasil meraih juara pertama Energy Efficient Building kategori Tropical Building dalam ASEAN Energy Award 2014. Penghargaan tersebut diberikan dalam acara ASEAN Energy Ministry Meeting pada tahun 2014 di Vientiane, Laos. Piala penghargaan diterima oleh wakil rektor III UMN, Andrey Andoko bersama koordinator gedung UMN, Sudarman Sutanto sebagai perwakilan dari Building Management UMN
Sebelumnya, gedung ini meraih juara 1 sebagai gedung hemat energi tingkat nasional pada tahun 2013. Kedua piala penghargaan tersebut kini menghiasi area gedung New Media Tower atau gedung C UMN.
“Ada beberapa kategori yang maju ke ASEAN. UMN mewakili Indonesia dalam kategori Tropical Building dan berhasil menang juara 1,” ujar Andrey.
Di balik penghargaan tersebut, Andrey menjelaskan bahwa gedung New Media Tower menerapkan desain pasif. Artinya, penghematan energi dimulai dari penentuan arah gedung (building orientation) yang direncanakan sebelumnya, yaitu dari Timur ke Barat. Intensitas cahaya menjadi lebih teratur, sehingga volume penggunaan pendingin ruangan di koridor gedung maupun dalam kelas menjadi lebih optimal.
New Media Tower juga di desain dengan double skin facade yang terdiri dari tembok lapisan dalam dan lapisan plat alumunium berlubang-lubang kecil sebagai lapisan luar. Lapisan dalam terbentuk dari tembok yang memiliki superfoam dengan tujuan mengurangi panas matahari dan meredam suara. Sedangkan, lapisan luar berguna untuk membatasi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan.
“Dengan diberi lapisan, maka matahari tidak langsung masuk, tapi harus melewati plat alumunium itu. Supaya cahaya matahari bisa masuk, maka kita beri lubang-lubang,” jelas Andrey.
Plat alumunium juga berfungsi membatasi panas matahari yang masuk. Plat tersebut dapat menahan panas yang masuk ke ruangan dan membuat panas menyebar di space ruangan antar lapisan dalam dan luar, sehingga bisa meminimalisir panas yang diterima ruangan.
“Karena panasnya sudah minim, maka penggunaan AC tidak perlu terlalu besar suhunya, sehingga dapat menghemat energi, ” jelas Andrey.
Penerapan sistem pemanfaatan energi ini mampu mengurangi biaya listrik yang besar. Penggunaan jumlah AC pun tidak terlalu besar, karena panas matahari tidak terlalu banyak masuk ke dalam ruangan. Lubang-lubang tersebut menjadi ventilasi alami, sehingga sirkulasi udara menjadi baik.
Lubang-lubang tersebut juga disusun dengan penuh perhitungan. Semakin suatu bagian menerima banyak panas, maka jumlah lubangnya semakin sedikit. Begitu pula kebalikannya, semakin sedikit menerima cahaya, maka lubang cenderung lebih banyak.
Bentuk penghematan energi lainnya adalah minimalisir penggunaan lampu. Setiap ruangan memiliki jendela kaca tembus pandang, sehingga cahaya matahari bisa langsung masuk. Koridor pun sudah terang tanpa harus menyalakan lampu.
Sementara itu, terdapat bagian gedung yang tidak menggunakan AC dan dirancang dengan cerobong-cerobong yang terhubung langsung ke basement. Cerobong yang terlihat seperti sebuah toples dari luar ini menerapkan sirkulasi udara yang baik agar di area basement tetap tersedia angin yang berputar, serta meminimalisir udara panas dan pengap.
“Prinsip ini membuat kita bisa membandingkan bagaimana keadaan basement UMN dengan basement lain, pasti sangat berbeda, ” jelas Andrey.
Penanaman pohon serta rumput pun membantu penghijauan di area sekitar gedung. Salah satu bentuk penghijauan tersebut adalah ditanamnya beberapa pohon yang menyelimuti bagian luar lantai 3 di New Media Tower.
Menanggapi hal tersebut, rektor UMN Ninok Leksono mengungkapkan bahwa penghargaan ini menjadi nomor dua dari tujuan dibangunnya gedung tersebut. Yang pertama dan terpenting adalah semangat sumber daya manusia yang peduli terhadap lingkungan.
“Dengan pembangunan gedung ini menang tingkat nasional bahkan tingkat ASEAN menjadi bukti bahwa ada pengakuan dari reginal dan internasional atas contoh yang diberikan UMN”, ujar Ninok.
Ia mengatakan, UMN akan terus berusaha menjadi kampus ramah lingkungan serta dapat membentuk semangat seluruh civitas academica untuk menciptakan suasana yang ramah dan cinta lingkungan.
Penulis: Silsa Dea Suryana
Editor: Ghina Ghaliya
Foto: Michael Andrew