JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Memasuki musim keempat, program sport-reality Kita Bisa garapan Kompas TV dan Bakti Olahraga Djarum Foundation kembali mengangkat cerita perjuangan atlet muda bulu tangkis untuk meraih impiannya. Serupa dengan musim sebelumnya, ke-13 episode Kita Bisa di musim keempat akan menampilkan proses pencarian bibit bulu tangkis di sembilan kota (Bandung, Palembang, Purwokerto, Balikpapan, Solo, Makassar, Cirebon, Surabaya, dan Kudus) hingga turnamen puncak para atlet terpilih di Kudus pada 2-4 September 2016 mendatang.
Tidak hanya sekadar menampilkan proses seleksi, Kita Bisa turut menceritakan kisah perjalanan beberapa peserta yang dinilai inspiratif.
Perjuangan Akmal, misalnya, yang sudah mengikuti audisi sebanyak sembilan kali di berbagai kota sejak tahun lalu. Ada pula kisah seorang anak dari keluarga broken home yang diangkat sebagai anak oleh pelatih bulu tangkisnya dan dibiayai untuk mengikuti audisi. Masih banyak cerita lainnya yang dapat disaksikan dari program berdurasi 30 menit tersebut.
“Kita kan tidak punya dokumentasi yang baik terhadap perjuangan atlet di masa lalu, nah, dokumentasi dari Kita Bisa ini nantinya dapat menjadi rekaman perjalanan calon atlet bulu tangkis. Jadi, bulu tangkis Indonesia dapat memiliki kekayaan lain secara humanis dalam bentuk dokumentasi,” jelas Budi Darmawan, Program Manager Bakti Olahraga Djarum Foundation dalam konferensi pers pada Rabu (3/8) di Djakarta Theater XXI, Jakarta.

Para peserta terbaik dalam turnamen puncak di Kudus nantinya akan menjalani karantina dan bersaing untuk mendapatkan Djarum Beasiswa Bulutangkis. Tidak semua peserta yang masuk karantina akan mendapatkan beasiswa.
“Selain dari bakat, kami juga melihat attitude dan konsistensi semangatnya. Inilah yang membedakan atlet biasa dan yang bisa bersaing di tingkat dunia,” ujar Fung Permadi selaku tim manajer yang turut melatih dan menyeleksi para peserta.
Kita Bisa akan mulai ditayangkan pada Sabtu, 6 Agustus 2016 pukul 16.30 di Kompas TV. Jangan sampai terlewatkan ya, Ultimates!
Penulis: Monica Devi Kristiadi
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: Monica Devi Kristiadi