JAKARTA, ULTIMAGZ.com — Salah satu dari serangkaian seminar dalam Indonesian Youth Conference (IYC) Festival, Sabtu (8/11) di Upper Room Annex building ialah seminar ekonomi yang membahas soal ketahanan pangan dan energi nasional.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang sama-sama berkecimpung dalam dunia ekonomi, yakni Asisten Koordinator Working Group dalam Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Nasional (TN2PK), Ari Perdana dan salah satu pendiri lembaga keuangan LKMA Prima Tani, Masril Koto.
Menariknya, dalam seminar ini keterkaitan ilmu pengetahuan bidang ekonomi dan aplikasinya terlihat jelas. Ari Perdana yang juga seorang dosen di FE UI memaparkan soal produktivitas petani yang turun akibat berkurangnya lahan.
Hal tersebut dianggap mengganggu stabilitas ekonomi negara. Dengan begitu, negara harus mengimpor bahan pangan. Seperti diketahui, saat ini beberapa lahan pertanian dialih fungsikan sebagai lahan kerja bahkan ruko.
Ari juga mengungkapkan, Indonesia harus fokus dalam menentukan tujuannya.
“Indonesia punya banyak tujuan, tapi tidak fokus. Harus fokus ke salah satu dulu, ingin memakmurkan petani, swasembada, atau yang lainnya,” ujar Ari.
Tak hanya Ari, lelaki asal Kecamatan Baso, Sumatera Barat, Masril Koto juga mengungkapkan pemikirannya tentang produktivitas petani.
Bagi lelaki tamatan 4 SD ini, kekurangan dari petani ialah mereka tidak menganggap bertani sebuah wirausaha melainkan syarat hidup. Akibatnya, petani lupa menghitung biaya tenaga kerja.
Hal tersebut membuat petani merugi lalu menjual lahannya. Inilah yang patut dihindari, Masril bersama rekannya pun mendirikan lembaga keuangan milik rakyat, LKMA Prima Tani yang melayani tabungan dengan nilai kecil seperti Rp10.000 yang tidak mungkin diterima oleh bank pada umumnya.
[divider] [/divider] [[box title=”Info”]
Editor : Ghina Ghaliya
Foto: Ghina Ghaliya
[/box]]