• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan

6 Dongeng Terkenal di Indonesia yang Tidak Lekang Oleh Waktu

by Alycia Catelyn
November 7, 2023
in Hiburan, Literatur
Reading Time: 5 mins read
Ilustrasi dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih. (Foto: Alchetron)

Ilustrasi dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih. (Foto: Alchetron)

0
SHARES
370
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Apakah Ultimates saat masih kecil suka diceritakan dongeng oleh orang tua sebagai pengantar tidur? Indonesia memang terkenal dengan banyak cerita rakyat atau dongeng, bahkan dipercayai sebagai sebuah legenda.

Dongeng biasanya menghadirkan cerita fiksi yang penyebarannya dari mulut ke mulut dan turun-temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Cerita rakyat pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Indonesia. 

Baca juga: Cerita di Balik Mangkuk Ayam Jago yang Legendaris

Mengutip dari gramedia.com, dongeng diciptakan untuk tujuan hiburan. Meskipun begitu, dalam kenyataannya banyak cerita dalam dongeng yang melukiskan kebenaran karena mengandung pelajaran moral, bahkan sindiran.

Yuk, mari bernostalgia dengan kumpulan dongeng yang sering didengar seperti yang telah ULTIMAGZ rangkum di bawah ini!

Bawang Merah dan Bawang Putih

Kisah ini menceritakan tentang dua gadis kakak beradik. Namun, mereka berdua memiliki sifat yang berbeda dan bertolak belakang, serta seorang ibu tiri yang tidak adil dan pilih kasih. 

Cerita dimulai dengan seorang perempuan cantik bernama Bawang Putih. Suatu saat, ayah Bawang Putih menikah dengan janda yang mempunyai seorang anak gadis bernama Bawang Merah. 

Awalnya ibu tiri dan Bawang Merah sangat baik kepada Bawang Putih. Lama kelamaan, mereka menindas Bawang Putih ketika ayahnya tidak berada di rumah karena bekerja. 

Selang beberapa waktu, ayah Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dari situ, sang ibu tiri dan Bawang Merah pun bersikap semakin jahat terhadap Bawang Putih. 

Keong Mas

Keong Mas adalah cerita rakyat yang berasal dari Jawa Timur, dilansir dari kumparan.com. Dongeng ini mengisahkan tentang dua saudara perempuan yang memiliki nasib berbeda dan salah satu dari mereka menjadi jahat.

Dua saudara perempuan ini merupakan putri dari raja. Sang kakak berwatak baik, sedangkan sang adik berwatak angkuh. 

Suatu saat, sang adik iri dengan kakaknya. Ia pergi ke penyihir dan membuat permintaan agar kakaknya berubah menjadi keong berwarna kuning keemasan, alias Keong Mas.

Suatu saat, Keong Mas ditemukan oleh seorang nenek. Nenek itu tidak tahu bahwa keong yang dibawa pulang olehnya adalah jelmaan putri seorang raja.

Namun, kerap kali ketika nenek bepergian, Keong Mas secara ajaib berubah kembali menjadi seorang gadis cantik. Pada saat ketahuan oleh nenek, tindakan sang adik yang mengutuk kakaknya pun juga ketahuan.

Malin Kundang

Malin Kundang adalah salah satu dongeng paling populer di Indonesia. Melansir dari seleb.tempo.co, cerita rakyat ini berasal dari provinsi Sumatera Barat. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu.

Seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang suatu saat sedang merantau untuk mencari kesuksesan. Namun, begitu ia kembali ke kampung halamannya, ia tidak mengakui ibunya yang masih miskin dan berpenampilan kotor. 

Sang ibu pun terkejut sekaligus penuh amarah. Ibu Malin Kundang pun mengutuk anaknya agar menjadi batu. 

Saat dalam perjalanan pulang, kapal Malin Kundang diterjang badai besar hingga seluruh isinya hancur berhamburan. Serpihan kapal berubah menjadi batu karang, termasuk sosok Malin Kundang yang sedang bersimpuh.

Sangkuriang 

Kisah dongeng yang satu ini berkaitan dengan legenda Gunung Tangkuban Perahu yang ada di Lembang, bagian utara Bandung. Cerita berpusat pada seorang perempuan bernama Dayang Sumbi yang memiliki anak laki-laki bernama Sangkuriang.

Namun, suatu saat Sangkuriang yang masih anak-anak pergi meninggalkan Dayang Sumbi. Sebab, kepalanya dipukul dengan sendok nasi oleh ibunya akibat kenakalannya.

Bertahun-tahun lamanya pergi, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke kampung halamannya. Di sana, ia bertemu seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Pasalnya, Dayang Sumbi diberi hadiah oleh para dewa yaitu selamanya muda dan kecantikan abadi. 

Terpesona oleh kecantikan Dayang Sumbi, maka Sangkuriang melamarnya. Dayang Sumbi juga saat itu belum mengenali Sangkuriang. Hingga suatu saat, Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang akibat pukulan. Sangkuriang mengatakan bahwa luka itu ia dapatkan dari ibunya menggunakan sendok nasi. 

Untuk membatalkan pernikahannya, Dayang Sumbi mengajukan syarat kepada Sangkuriang yakni membuat perahu. Sangkuriang harus membuat perahu itu sebelum matahari terbit.

Ketika Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal. Kesal karena tidak dapat memenuhi syarat yang diminta, Sangkuriang menendang perahu besar yang dibuatnya. Perahu itu melayang dan jatuh, menjadi sebuah gunung di bagian utara kota Bandung sekarang yang bernama Tangkuban Perahu.

Roro Jonggrang

Dongeng ini berkaitan erat dengan Candi Prambanan yang ada di Yogyakarta. Roro Jonggrang merupakan seorang putri kerajaan yang disukai oleh pangeran jahat bernama Bandung Bondowoso. 

Sebelum Bandung Bondowoso bisa menikahi Roro Jonggrang, ada syarat yang harus dipenuhi. Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk membuat 1000 candi hanya dalam satu malam.

Merasa mustahil, Bandung Bondowoso meminta bantuan dari jin. Ketika proses pembangunan dimulai, Roro Jonggrang memperhatikan dari kejauhan. Ia melihat bagaimana kesibukan para jin dalam proses pembangunan candi. 

Berkat bantuan para jin, proses pembangunan 1000 candi tersebut menjadi mudah dan cepat. Roro Jonggrang pun khawatir. Namun, ia menemukan akal untuk menggagalkan proses pembangunan candi tersebut. 

Roro Jonggrang memanggil para dayang untuk membantunya. Para dayang diberikan tugas untuk memberi tanda kepada Bandung Bondowoso bahwa matahari akan terbit.

Akibat taktik Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso hanya berhasil membuat 999 candi. Ia pun marah dan dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi yang ke-1000. 

Timun Mas

Timun Mas mengisahkan sepasang suami istri yang dihadiahkan seorang anak dari raksasa hutan, tetapi anak itu berasal dari mentimun berwarna emas. Pasangan suami istri itu pun menamakan anaknya Timun Mas.

Anak kecil itu pun bertumbuh menjadi seorang gadis nan jelita. Namun, sesuai perjanjian dengan raksasa hutan, pasangan suami istri itu harus mengembalikan Timun Mas kepada raksasa begitu Timun Mas tumbuh dewasa. 

Begitu sayang dengan Timun Mas, pasangan suami istri itu tidak ingin mengembalikannya dan memilih untuk melawan raksasa hutan tersebut. 

Timun Mas diberikan garam, jarum, dan terasi sebagai senjata untuk melawan raksasa. Timun Mas pun menabur jarum. Dalam sekejap, jarum berubah menjadi pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Pohon tersebut melukai kaki raksasa, tetapi raksasa bertahan dan terus mengejar dengan kakinya yang terluka. 

Baca juga: Sosok Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Pertama yang Raih Gelar Pahlawan Nasional

Melihat raksasa masih mengejarnya, Timun Mas membuka bungkusan garam dan menaburkannya. Seketika, hutan menjadi lautan luas. Raksasa berhasil melewatinya. 

Terakhir, Timun Mas membuka terasi. Terbentuklah lautan panas mendidih. Raksasa tidak mampu menyelamatkan diri dan tewas dalam lautan panas itu. Timun Mas pun bisa kembali hidup bahagia dengan orang tua yang telah merawatnya. 

 

 

Penulis: Alycia Catelyn

Editor: Cheryl Natalia

Foto: Alchetron

Sumber: kumparan.com, seleb.tempo.co, gramedia.com

Tags: 2023bawang merah dan bawang putihbudaya tradisionalcerita rakyatcerita rakyat indonesiacerita tradisionaldongengIndonesiaLiteraturmalin kundangroro jonggrangsangkuriangtimun mastradisional
Alycia Catelyn

Alycia Catelyn

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

June 15, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

May 19, 2025
Next Post
Poster pameran One Piece “The Great Era of Picary” di Jakarta (Instagram/ Onepieceasiatour)

Pameran One Piece “The Great Era of Picary” Siap Hadir di Jakarta

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021