SERPONG, ULTIMAGZ.com – Perubahan iklim ekstrem yang terjadi sejak beberapa tahun belakang membuat banyak sektor alam menjadi terancam, salah satunya adalah destinasi wisata alam. Melansir detik.com, perubahan iklim ekstrem dapat membuat bumi semakin rusak. Hal ini memungkinkan bahwa generasi di masa datang tidak dapat menikmati keindahan destinasi alam di dunia.
Di antara banyaknya destinasi alam di dunia, berikut adalah tiga destinasi alam yang diprediksi terancam punah karena perubahan iklim.
Baca juga: Tiga Kota Besar Wisata Indonesia yang Terdampak Virus Corona
Hutan Amazon
Hutan Amazon adalah hutan tropik yang memiliki luas lebih dari 3,2 juta kilometer persegi yang terletak di Amerika Selatan. Hutan terbesar sedunia ini melintasi sembilan negara.
Pada 2018, World Wide Fund for Nature (WWF) memperingatkan bahwa setengah dari satwa liar di Amazon dapat punah dalam waktu 50 tahun ke depan. Padahal, hutan Amazon merupakan habitat bagi 10 persen spesies langka di dunia dengan keanekaragaman hayati.
Kenaikan suhu muka bumi selama beberapa tahun ini mengancam banyak flora dan fauna. Hal ini pun semakin parah dengan adanya pemangkasan luas hutan Amazon untuk kepentingan berbagai sektor industri.
Alaska
Alaska merupakan salah satu wilayah dengan pegunungan dan kawasan es yang terletak di Amerika Serikat (AS) bagian barat. Puncak Alaska yang terjal ditambah sungai yang mengalir deras menjadi daya tarik destinasi wisata dunia.
Menurut Fourth National Climate Assessment, hampir 2 juta orang mengunjungi negara bagian utara pada 2016. Namun, karena perubahan iklim yang ekstrem membuat Alaska menjadi destinasi wisata yang terancam punah, dilansir dari fourthnationalclimateassesment.com.
Ancaman tersebut termasuk garis pantai yang memburuk, lapisan es yang mencair, jalanan terjal yang runtuh, dan tumbuhnya pohon di daerah tundra. Destinasi wisata bersalju lain seperti Antartika, Islandia, Patagonia, dan Glacier National Park juga mengalami masalah serupa.
Napa Valley
Napa Valley adalah wilayah terkenal di California, AS, yang dikenal sebagai pusat industri anggur (wine) kelas dunia. Terletak sekitar 80 kilometer (km) di utara San Francisco, Napa Valley memiliki iklim Mediterania dengan suhu hangat di siang hari dan sejuk di malam hari.
Baca juga: Kenaikan Suhu Bumi: Tantangan Manusia dalam Menghadapi Krisis Global
Melansir visitnapavalley.com, suhu tersebut sangat ideal untuk menanam anggur berkualitas tinggi, menjadikan Napa Valley salah satu destinasi utama untuk wisata anggur. Namun, pemanasan global membuat musim panen menjadi tidak menentu sehingga membuat rasa wine yang dikenal luar biasa mulai mengalami perubahan.
Mengingat saat ini terdapat beberapa destinasi wisata alam yang terancam punah, mari bersama-sama mulai menjaga kelestarian alam untuk menekan perubahan suhu ekstrem.
Penulis: Mianda Florentina
Editor: Cheryl Natalia
Sumber: detik.com, visitnapavalley.com, fourthnationalclimateassesment.com
Foto: Freepik/Wirestock