“Makanan memiliki hubungan yang kuat dengan budaya dan warisan dan berfungsi sebagai cara tambahan untuk menghubungkan wisatawan dengan negara dan masyarakatnya.”
– Jens Thraenhart, direktur eksekutif Kantor Koordinasi Pariwisata Mekong (MTCO)
SERPONG, ULTIMAGZ.com – Keragaman Asia Tenggara terlihat paling jelas dalam masakannya. Kuliner tradisional penuh keunikan menjadi cerminan warna-warni dari 11 negara yang membentuk budaya wilayah secara bersamaan.
Makanan Asia Tenggara bukan hanya soal rasa pedas, asam, manis, dan rempahnya, tetapi rahasianya ada pada budayanya. Dilansir dari encyclopedia.pub, peradaban Cina dan India telah memengaruhi cita rasa asli, gaya memasak, tata cara makan, dan bahan-bahan serupa di seluruh Asia Tenggara.
Hal ini bisa dilihat dari pengaruh budaya Tionghoa yang membawa hidangan khasnya seperti mie, pangsit, roti kukus, dan hidangan tumis. Pengaruh dari anak benua India juga berkontribusi pada makanan seperti kari berbahan dasar santan, roti pipih, dan rempah-rempah.
Meskipun masing-masing masakan Asia Tenggara ini berbeda secara unik, mereka memiliki banyak kesamaan termasuk kekayaan bahan tropis, seperti mangga, pisang, jeruk, kelapa, pepaya, serta varietas sayuran dan rempah-rempah yang tak ada habisnya. Begitu juga dengan serai, terasi, kecap ikan, lengkuas, dan kunyit yang merupakan bahan esensial yang khas untuk hidangan Asia Tenggara.
Salah satu kesamaan lainnya yang dimiliki Asia Tenggara adalah makanan pokoknya. Nasi berfungsi sebagai makanan pokok utama bagi lebih dari setengah populasi dunia saat ini, terutama Asia Tenggara. Hidangan selalu disertai dengan seporsi nasi. Nasi juga dibuat menjadi berbagai macam makanan ringan seperti kue, minuman dan roti.
Melansir theaseanpost.com, Bank Pembangunan Asia memproyeksikan bahwa total produksi beras di Asia Tenggara akan tumbuh 1,37 persen per tahun, dari hampir 110,5 juta ton pada 2010-2011 menjadi 128,3 juta ton pada 2021-2022. Di beberapa negara anggota ASEAN, budidaya dan ekspor padi telah menjadi penyumbang penting bagi Produk Domestik Bruto (PDB) masing-masing.
Setiap negara di Asia Tenggara juga menambahkan sejarahnya yang kaya sebagai bahan masakannya. Misalnya, Indonesia dan Malaysia memiliki pengaruh keyakinan Islam sehingga menghapuskan babi dari makanan pokok mereka, makanan Vietnam mempertahankan cita rasa penjajahan Prancis selama berabad-abad, dan makanan Filipina berisi banyak inspirasi Spanyol.
Kebanyakan makanan Asia Tenggara disajikan dengan gaya kekeluargaan, bukan sebagai rangkaian hidangan. Semua hidangan disiapkan di tengah dan para tamu didorong untuk mengambil sedikit dari semuanya. Adanya pengaruh dari India dan Timur Tengah, beberapa orang makan menggunakan tangan. Biasanya, hanya tangan kanan yang digunakan karena tangan kanan melambangkan kesopanan dan kebersihan. Pengecualian untuk pola ini adalah Vietnam, di mana pengaruh Tiongkok jauh lebih kuat daripada tempat lain di Asia Tenggara. Di sini, setiap orang memiliki sumpit dan makanan disajikan ke piring individu.
Dengan begitu banyak pengaruh yang bervariasi selama berabad-abad, ini menjadi salah satu kenangan utama bagi banyak orang yang bepergian ke Asia Tenggara. Negara mana pun di Asia Tenggara yang dikunjungi, Anda pasti akan kagum dengan masakannya.
Penulis: Alycia Catelyn
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: Paper, Ink, & Passports Travel
Sumber: asiasociety.org, theaseanpost.com, asianfoodnetwork.com, encyclopedia.pub