• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Saturday, March 25, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

Mengenal Lebih “Geisha”, Si Penghibur Tradisional Asal Jepang

by Josephine Arella
September 8, 2022
in Jalan-jalan
Reading Time: 3 mins read
Geisha

Ilustrasi seorang “geisha”. (Foto: nipponclub.net)

0
SHARES
961
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Melangkah santun nan anggun dengan riasan bedak putih tebal di wajah serta tubuh yang dibalut kimono panjang. Itulah yang identik dari seorang geisha. Geisha adalah pekerja seni atau seniman khas asal Jepang yang memiliki tugas untuk menghibur. 

Geisha, yang biasanya adalah seorang perempuan, dapat menghibur tamunya dengan berbagai cara, seperti menjadi teman berbincang, menuangkan teh atau sake, bernyanyi, menari, dan bermain alat musik. Alat musik yang identik dengan geisha adalah shamisen, sebuah alat musik petik yang terbuat dari kayu koboku. 

Untuk dihibur oleh geisha, tidaklah mudah. Hal tersebut karena geisha biasanya hanya menghibur para orang kaya atau bangsawan, baik dari Jepang maupun tamu dari luar negeri. 

Geisha
Ilustrasi “geisha” saat memainkan alat musik tradisional Jepang “shamisen”. (Foto: nipponclub.net)

Mengutip nipponclub.net, kata “Gei” (芸) pada geisha memiliki arti “seni”, sedangkan “Sha” (者) berartikan “orang”. Taburan atau riasan tebal pada wajah seorang geisha bukanlah bedak biasa, melainkan dikenal sebagai oshiroi. 

Oshiroi tersebut memang merupakan bubuk yang digunakan untuk memutihkan kulit. Aalasan geisha memakai taburan tebal putih tersebut yaitu agar lebih menonjolkan ekspresi pada wajahnya, dilansir kompas.com.

Namun, riasan mencolok dan rumit tersebut biasanya adalah dandanan maiko. Maiko merupakan sebutan bagi mereka yang masih belajar untuk menjadi seorang geisha. Semakin dewasa seorang geisha, maka dandanannya akan lebih sederhana. 

Tidak jarang geisha dianggap sebagai perempuan tunasusila karena dikaitkan dengan kata ‘penghibur’. Namun, kenyataannya tidaklah seperti itu. 

Walaupun profesi keduanya sama-sama menghibur, geisha sama sekali tidak memiliki hak terlibat dalam prostitusi. Sejatinya, geisha adalah seorang pekerja seni tradisional Jepang yang menampilkan kesenian-kesenian tradisional Jepang. 

Melansir dari phinemo.com, tidak mudah untuk memanggil seseorang dengan sebutan geisha. Bagi mereka yang ingin menjadi geisha, diperlukan kerja keras yang disertai pelatihan ketat selama bertahun-tahun. Selama pelatihannya itu, geisha akan mengasah kemampuannya dalam dunia seni, seperti menari, menyanyi, memainkan alat musik, etika berbicara, dan menghibur pelanggan.

Pelatihannya tidak hanya sulit dan ketat, tetapi terdapat kewajiban untuk mengorbankan masa muda mereka ketika ingin menjadi seorang geisha. Ketidakmampuan untuk memulai sebuah keluarga atau menikah (kecuali meninggalkan profesi) dan kurangnya privasi adalah beberapa di antara penghalang bagi mereka yang menginginkan menjadi geisha.

Adapun salah satu kota di Jepang yang identik dengan kota geisha, yaitu Kyoto. Selama proses pelatihannya, seorang geisha akan tinggal di sebuah tempat yang disebut Okiya. 

Baca juga: Ikigai: Cari Makna Hidup dan Kebahagiaan Ala Orang Jepang

Namun, tahukah Ultimates bahwa pada masa lampau (sejak abad ke-13) geisha tidak diperankan oleh perempuan, melainkan laki-laki dan mereka disebut taikomochi. Barulah pada abad ke-18, diperankan oleh perempuan dan tidak butuh waktu lama, geisha menjadi lebih populer. 

“Memoirs of a Geisha” karya Arthur Golden, adalah salah satu buku yang dapat Ultimates baca jika tertarik untuk menilik atau mengetahui lebih dalam tentang lika-liku kehidupan seorang geisha. 

 

Penulis: Josephine Arella 

Editor: Alycia Catelyn

Foto: nipponclub.net

Sumber: nipponclub.net, phinemo.com, kumparan.com, kompas.com

Tags: abad 13abad 18anggunArthur GoldenbernyanyiEkspresiGeiGeishaJapanjapanesejepangkayu kobokukehidupan geishaketatkyotolaki-lakilika-liku geishamaikoMemoirs of a Geishamenarimusik petikOkiyaoshiroipekerja senipelatihanpenghiburperempuanriasan tebalsantunSeniSenimanShashamisentaikomochiteman berbincangtradisionalwanita
Josephine Arella

Josephine Arella

Related Posts

Ma’nene, Tradisi Jemur dan Ganti Pakaian Mayat (ULTIMAGZ)
Jalan-jalan

Ma’nene, Tradisi Jemur dan Ganti Pakaian Mayat

March 22, 2023
Benua
Jalan-jalan

Intip Kekayaan Benua Afrika: Flora, Fauna, hingga Bentang Alam

March 20, 2023
Ilustrasi museum. (Foto: Unsplash/Dannie Jing)
Jalan-jalan

Rekomendasi Museum Menarik di Jakarta, Bisa untuk Edukasi sekaligus Rekreasi

March 20, 2023
Next Post
Babi mangalica yang berbulu tebal. (Foto: pinterest.com)

Mangalica, Babi Unik Berbulu Domba dari Hungaria

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 + 3 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021