SERPONG, ULTIMAGZ.com – Sering kali kemasan-kemasan berbahan plastik seperti botol minum dan kotak bekal diberi label BPA Free. Akan tetapi, apakah Ultimates tahu mengenai BPA Free dan dampaknya bagi kesehatan?
Bisfenol A (BPA) merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam pembuatan plastik yang polikarbonat dan resin epoksi. Melansir dari kompas.com, plastik polikarbonat merupakan bahan yang umumnya digunakan untuk menyimpan makanan, seperti botol minum, toples, dan tempat makan. Kemudian, resin epoksi adalah bahan untuk melapisi kemasan agar kokoh dan tidak berkarat.
Baca juga: TUGEDER Tanamkan Empati dan Edukasi Pengolahan Plastik
Kandungan BPA juga dapat dijumpai di kemasan-kemasan plastik dan kaleng. Hal ini seperti botol dot anak, botol minum, tempat makan, kaleng makanan, dan tutup odol.
Label BPA Free dalam kemasan plastik menunjukkan tidak adanya bahan-bahan tersebut dalam membuat kemasan plastik. Namun, meski digaungkan bebas dari kandungan BPA, wadah plastik dibedakan dengan simbol-simbol di setiap kemasan.
Ultimates dapat mengetahui kemasan plastik bebas mengandung BPA melalui label yang tertera di permukaan botol. Selain itu, perlu diketahui bahwa terdapat jenis-jenis tingkatan BPA dalam suatu kemasan. Umumnya, ini tertera di bawah permukaan botol dengan simbol segitiga daur ulang.
Kategori bebas BPA dan bahan turunan berbahaya disimbolkan dengan kode 1, 2, 4, dan 5. Namun, ada kategori bebas BPA yang mengandung zat bahaya turunan dan perlu dihindari, yaitu 3 serta 6.
Ultimates juga perlu berhati-hati dengan kode plastik 7 karena adanya potensi tercampurnya bahan kimia ke dalam produk makanan atau minuman yang dikemas dalam wadah polycarbonate yang dibuat menggunakan BPA, dilansir dari cleopurewater.com.
Baca juga: 5 Langkah Memulai Diet Plastik
Apabila BPA dikonsumsi secara masif, akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Melansir dari alodokter.com, mengonsumsi BPA dengan skala yang banyak dapat menimbulkan gangguan kesuburan, peningkatan berat badan, penyakit jantung, diabetes melitus II, dan gangguan perkembangan otak anak.
Kebiasaan menggunakan wadah berbahan plastik dapat diganti dengan wadah berbahan kaca. Kemudian, dapat dihindari pula penggunaan botol plastik dengan air panas. Pasalnya, menghangatkan makanan dalam plastik atau menyeduh air panas di plastik akan mengakibatkan luruhnya zat BPA plastik ke dalam makanan yang berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
Penulis: Aqeela Ara
Editor: Alycia Catelyn
Sumber: Kompas.com, cleopurewater.com, Alodokter.com
Foto: WRP