SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pengamat sosial dari Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati menuturkan bahwa indekos sleep box berukuran 2×1 di Kampung Rawa, Jakarta Selatan adalah wajar sehingga tak perlu ditutup (02/09/19). Pernyataan Devie ini merupakan tanggapan terhadap Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi yang berwacana akan menutup indekos kecil tersebut karena masalah perizinan dan tidak manusiawi.
“Sebenarnya memang perlu upaya pemerintah kota mewadahi kebutuhan industri kepada manusia-manusia kreatif yang mereka butuhkan dengan sudah stuck-nya tata ruang kota. Nah, tentunya keadaan ini dibaca oleh pebisnis misalnya kemudian menawarkan kos-kosan ala sleep box itu,” tutur Devie kepada Kompas.com.
Sebelumnya, indekos sleep box berukuran 2×1 ini menjadi buah bibir publik setelah diberitakan berbagai media sebagai tempat tinggal para pengadu nasib di Jakarta. Hal ini dikarenakan harga sewanya hanya mencapai Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. Dilansir dari katadata, sebagian besar penghuninya berasal dari Jawa dan Sumatera. Diketahui, total bilik yang terdapat di indekos tersebut ada 64 bilik. Per kamar berukuran panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 90 cm.
Beberapa penghuni mengaku tak keberatan mengenai keterbatasan fasilitas asalkan harganya murah meriah. Terlebih lagi, beberapa penghuni memang tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk mencari tempat tinggal yang lebih baik. Terlihat, ruangan tersebut hanya cukup untuk meluruskan badan (tiduran, tidak berdiri) dan menaruh serta menggantung barang-barang bawaan di lantai dan dinding kamar.

Sebagai perbandingan, kos standar tanpa AC di Jakarta cenderung bertarif Rp700 ribu, kos dengan AC dan kamar mandi dalam bertarif Rp2 juta per bulan. Salah satu penghuni berpenghasilan Rp3 juta perbulan mengaku kalau tarif-tarif tersebut terlalu berat sehingga memilih indekos sleep box berukuran 2×1 tersebut.
“Dengan gaji Rp3 juta sebulan, sayang untuk membayar tempat tinggal Rp800 ribu per bulan atau menyicil KPR,” kata salah satu penghuni Idho. Selain Idho, Edo berpendapat bahwa lokasi yang berada di tengah kota dan harga yang sangat murah jika dibandingkan kos lainnya, menjadikan indekos sleep box ini layak ditempati.
Namun demikian, masih ada wacana bahwa indekos tersebut akan ditutup. “Ini katanya kos-kosan katanya ala model Taiwan. Tapi Taiwan juga nggak begini. Ini kos-kosan tidak manusiawi. Di PTSP tidak ada izin pembangunan cipta karya, dan kita juga koordinasikan dengan pak lurah juga, camat, pak rw, karena tidak layak akan segera kita tutup,” kata Irwandi kepada detikFinance di lokasi (02/09/19).
Bagaimana ultimates? Mau coba tinggal di indekos sleep box berukuran 2×1 ini?
Penulis: Ignatius Raditya Nugraha
Editor: Nabila Ulfa Jayanti
Sumber: katadata.co.id, hipwee.com, kompas.com, liputan6.com, detik.com