• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, October 19, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Ini Alasan Pedagang di Pinggir Jalan Disebut Pedagang Kaki Lima

Reynaldy Michael Yacob by Reynaldy Michael Yacob
May 21, 2022
in Lifestyle
Reading Time: 2 mins read
Pedagang kaki lima

Ilustrasi aktivitas pedagang kaki lima dan pembeli (ULTIMAGZ/ Rafael Amory J)

0
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Ultimates, kalian pasti pernah dengar istilah pedagang kaki lima (PKL), bukan? Namun, pernahkah Ultimates bertanya-tanya, kenapa mereka disebut dengan sebutan unik ini?

Beberapa orang berspekulasi bahwa istilah ini lahir karena jumlah tiang dari tenda yang umumnya digunakan oleh pedagang kaki lima. Ada juga yang mengira dari jumlah penopang gerobak. Akan tetapi, ternyata spekulasi ini salah besar.

Jika ditelusuri dari sejarahnya, istilah ‘kaki lima’ ini sudah digunakan oleh masyarakat sekitar sejak 200 tahun yang lalu, yaitu pada 1800-an. Asal-usul ini bermula dari masa kepemimpinan Letnan Gubernus Thomas Stamford Raffles asal Belanda yang sedang menduduki daerah-daerah di Nusantara (sekarang Indonesia). Saat itu, Raffles memerintahkan pemilik-pemilik gedung di jalan-jalan besar Batavia (sekarang Jakarta) untuk menyediakan trotoar untuk pejalan kaki selebar kurang lebih 150 cm atau 5 kaki.

Ketika mandat tersebut terlaksana, pedagang-pedagang kaum Bumi Putera (pribumi) malah menggunakan ruang itu untuk menjajakan barang dagangan mereka kepada pejalan kaki. Pada masa itu, barang yang diperdagangkan di trotoar sangat beragam, mulai dari barang kelontong, mainan anak, hingga obat-obatan. Namun ,uniknya, sangat sedikit pedagang kaki lima yang menjual makanan pada masa itu. Hal ini dikarenakan pedagang makanan umumnya menjajakan produknya dengan terus bergerak menggunakan gerobak atau pikulan.

Ukuran dari trotoar ini dijadikan sebutan mereka yang berdagang di terotoar atau pinggir jalan. Sebutan ‘kaki lima’ digunakan karena Bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari masyarakat pada saat itu. Mereka menggunakan format kata keterangan sebelum kata objek, sehingga penyebutannya bukan lima kaki. Dari Batavia, istilah ini kemudian semakin menyebar dari mulut ke mulut hingga daerah-daerah lain di Pulau Jawa dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Sumatera dan Kalimatan.

Baca juga: Rekomendasi Hidangan Kuliner Lezat di Surabaya

Jumlah pedagang yang menggunakan trotoar sebagai lapak berjualannya ini juga semakin bertambah seiring dengan kemajuan infrastruktur yang dibangun oleh Belanda pada saat itu. Namun, pertumbuhan pedagang kaki lima terbesar tercatat pada 1934-an, bertepatan dengan masa depresi yang dialami dunia. Titik pertumbuhan besar selanjutnya terjadi pada saat Indonesia merdeka yaitu pada masa banyak orang yang kehilangan pekerjaannya dan harus berjuang memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Hingga sekarang, istilah legendaris ini masih aktif digunakan oleh masyarakat karena nyatanya budaya menggunakan trotoar sebagai lapak berjualan juga masih membudaya di Indonesia dan negara-negara di sekitarnya. Bahkan, kebiasaan kontroversial ini malah menjadi daya tarik bagi turis asing untuk negara-negara Asia Tenggara karena konsepnya yang unik dan berkarakter tersendiri. Biasanya masyarakat internasional mengenal dagangan kaki lima ini sebagai street-food.

 

 

Penulis: Reynaldy Michael Yacob
Editor: Vellanda
Foto: Rafael Amory J
Sumber: historia.id, bontangpost.id, bobo.grid.id

Tags: budayaIndonesiakaki lima'kulinerpedagang kaki limaSejarahstreet food
Reynaldy Michael Yacob

Reynaldy Michael Yacob

Related Posts

Ilustrasi matcha bubuk dan matcha seduh. (Freepik)
Lifestyle

Intip Khasiat Asli Matcha, Bukan Sekadar Varian Kekinian

October 10, 2025
Ilustrasi fesyen Performative Male. (elle.in)
Iptek

Performative Male Tunjukkan Pria Lembut yang Mencari Validasi

October 10, 2025
Ilustrasi kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor di salah satu jalan di Jakarta. (ANTARA/Galih Pradipta)
Lifestyle

Hari Bebas Kendaraan Bermotor: Sejarah dan Eksistensinya Hari Ini

October 9, 2025
Next Post
Boneka kayu Sigale-gale. (Foto: tripelaketoba.com)

Mengenal Sigale-gale, Boneka Kayu Khas Suku Batak Toba

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven − ten =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021