SERPONG, ULTIMAGZ.com – Menggemari seseorang merupakan perasaan yang wajar. Apalagi jika yang digemari adalah seseorang public figure, seperti band, penyanyi, artis, dan sebagainya. Adanya kharisma dari tokoh tersebut membuat kita seolah terbius, sampai-sampai kita rela melakukan apapun demi sekadar bertemu mereka. Namun, amankah jika menggemari idola sampai berlebihan?
Seperti kasus yang belakangan ini terjadi, artis Saipul Jamil ditahan pihak kepolisian karena diduga melakukan kekerasan seksual pada salah satu penggemarnya. Kasus ini berawal dari seorang remaja pria yang menggemari Saipul dan ia berkesempatan untuk berhubungan lebih jauh dengan Saipul lewat media sosial. Bahkan, ia diajak Saipul untuk menginap di rumahnya.
Seolah mimpi indah yang berubah menjadi mimpi buruk, remaja tersebut justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seseorang yang diidolakannya selama ini.
Di zaman modern ini, masyarakat memiliki akses komunikasi yang besar dengan adanya internet. Tak jarang kita temui anak kecil yang sudah menggunakan gawai, bahkan memiliki akun media sosial. Hal ini membuka pintu bagi anak maupun remaja untuk memiliki dan mencari informasi, bahkan berhubungan dengan idolanya. Jika hal ini dilakukan terus menerus tanpa penguasaan diri, maka para penggemar bisa sampai ke tahap fanatisme.
Dalam teori psikologi, fanatisme sering dijabarkan sebagai suatu keyakinan atau pandangan tentang sesuatu yang positif atau negatif. Pandangan tersebut tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Jika dikaitkan dengan salah satu aliran psikologi behaviorism, manusia memiliki empat anugerah yang membedakannya dengan mahkluk lain, yakni kesadaran diri, hati nurani, kebebasan berkehendak, dan imajinasi kreatif.
Jika seseorang menggemari idola, itu merupakan tindakan naluriah dari kehendak bebasnya. Namun apabila tingkat imajinasi kreatifnya berlebihan, hingga memiliki banyak mimpi dan angan untuk bersama idolanya, hal ini dapat mengalahkan kesadaran dirinya hingga muncul sikap fanatisme.
Jika terus berlanjut, sikap tersebut dapat membahayakan diri hingga ke tahap yang lebih ekstrem. Seorang penggemar fanatik dapat berubah sikapnya hingga tak menjadi diri sendiri, karena meniru idolanya. Sikap tersebut dapat mempengaruhi pikirannya, ditambah imajinasi untuk menjadi atau bersama idolanya. Aktivitasnya pun dapat terganggu, karena pikirannya sudah terbius oleh apapun tentang idolanya sehingga menjadi sulit untuk berkonsentrasi. Kemungkinan buruk yang dapat terjadi adalah ia akan menutup dirinya, karena sudah menemukan dunia yang menurutnya menyenangkan.
Terlepas dari beragam dampak negatif menjadi seorang penggemar, banyak juga hal positif yang dapat diperoleh. Seorang penggemar dapat termotivasi untuk menjadi orang yang sukses seperti idolanya, dan memiliki banyak teman dari berbagai daerah karena kesamaan idola. Selama memiliki motivasi yang benar dan tetap realistis, maka diri akan mampu menjadi penggemar yang bijaksana dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Maka dari itu, bijaklah dalam menggemari sesuatu atau seseorang ya, Ultimates!
Penulis: Agustina Selviana
Editor: Alif Gusti Mahardika
Foto: //forums.chargers.com/