SERPONG, ULTIMAGZ.com – Saat seorang manusia berada dalam keadaan bahaya dan merasakan adanya ancaman ataupun keadaan yang tidak menyenangkan, tubuhnya secara otomatis akan mengeluarkan respon Fight or Flight.
Dalam buku berjudul Aggression: Its Causes, Consequences, and Control, psikolog Leonard Berkowitz menjelaskan bahwa ketika seseorang dihadapkan dengan keadaan yang tidak menyenangkan, orang tersebut akan mengalami fenomena yang berdampak negatif pada perasaan. Salah satu reaksinya adalah stres.
Reaksi ini nantinya akan secara otomatis mendorong tubuh manusia merespons untuk melawan (fight) atau menghindari (flight) bahaya. Respons melawan berkaitan dengan menghadapi bahaya dengan pikiran atau perilaku tertentu, sedangkan menghindari berkaitan dengan melarikan diri.
Konsep reaksi fight or flight diperkenalkan oleh psikolog asal Amerika Serikat bernama Walter Bradford Cannon pada 1929. Menurutnya, respons ini merupakan mekanisme manusia terhadap hal yang mengancam kelangsungan hidupnya. Ketika mendeteksi ancaman datang, saraf dan hormon dalam tubuh akan bereaksi untuk mempersiapkan manusia untuk melawan atau menghindar.
Ketika dilanda stress, secara otomatis akan membawa perubahan terhadap hormon dan juga fisik tubuh. Saat dihadapkan langsung dengan bahaya, tubuh akan memproses hormon kortisol yang merupakan salah satu pembentuk hormon adrenalin. Hal ini akan memicu reaksi tubuh, termasuk meningkatnya detak jantung, meningkatnya aliran darah pada otot utama yang menyebabkan tegang, atau peningkatan kemampuan pendengaran.
Baca juga: Pahami “Procrastination”, Kebiasaan Menunda Pekerjaan
Meskipun teori ini dikembangkan bertahun-tahun yang lalu, tetapi respon flight or fight dianggap masih relevan dengan kehidupan masa kini. Hanya saja, terdapat perbedaan tipe bahaya dan ancaman.
Jika manusia prasejarah memiliki binatang buas sebagai ancaman, lain halnya pada era modern seperti sekarang. Kebanyakan ancaman bisa berasal dari lingkungan ataupun orang di sekitar. Hal yang pertama menyerang bukan pula fisik seperti saat melawan binatang buas, melainkan kesehatan pikiran atau mentalitas.
Penulis: Rizky Azzahra Rahmadanya
Editor: Nadia Indrawinata
Foto: unsplash.com, saintif.com
Sumber: kumparan.com, pronesiata.com, sehatq.com