JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Tensi pada pertandingan Liga Basket Indonesia (IBL) gim pertama antara Satria Muda (SM) Pertamina Jakarta dan Pelita Jaya (PJ) Jakarta cukup tinggi lantaran sejumlah pemain dikeluarkan dan pelanggaran yang dilakukan kedua tim, Kamis (19/04/18). Pun demikian, SM lolos dari jerat tekanan dengan kemenangan 73-63 atas PJ.
Tingginya tensi permainan sudah nampak sejak akhir kuarter pertama ketika Pelita Jaya tertinggal 9 poin dari Satria Muda. Kala itu, terlihat beberapa kali center PJ Chester Jarell Giles bertatapan dan saling berbalas kata dengan center SM Christian Ronaldo Sitepu. Mata Giles juga tampak terbuka lebar saat berbalas kata.
Memasuki kuarter dua, tegangan permainan terlihat ketika Pelita Jaya mulai memangkas ketinggalan poin terhadap Satria Muda. Tim asuhan Johannis Winar tersebut bermain lebih baik dari kuarter pertama, menyebabkan Satria Muda meningkatkan pertahanan agar tidak kehilangan posisi memimpin.
Forward PJ Adhi Pratama mencetak enam poin selama kuarter berlangsung dan sempat mendongkrak timnya ke angka 20 poin, terpaut hanya 3 angka di bawah Satria Muda. Namun, poin berikutnya dibalas Satria Muda dengan baseline jumper oleh Hardianus.
Tensi kuarter kedua memuncak pada enam detik terakhir sebelum bel tanda berakhir dibunyikan. Saat Pelita Jaya sedang mencari kesempatan mencetak angka, terjadi pelanggaran keras terhadap salah satu pemainnya, Amin Prihantono yang sempat tak terhitung sebagai pelanggaran oleh wasit. Hal ini memunculkan perdebatan antarkedua tim mengajukan pandangannya masing-masing.
Keputusan wasit memberikan dua kali tembakan bebas terhadap Pelita Jaya di awal kuarter ketiga sempat membuat tensi permainan kembali meningkat lantaran pihak Satria Muda yang tak sepaham. Semarak pendukung Satria Muda semakin keras mendukung tim tuan rumah di Britama Arena, Kelapa Gading tersebut.
Intensitas kuarter ketiga juga terlihat ketika Giles sempat mendorong Hardianus usai pemain bernomor punggung dua tersebut melakukan pelanggaran terhadapnya. Perlakuan ini mendapat sorakan dari penonton yang mendukung Satria Muda. Beberapa kali setelah itu, Hardianus melakukan pelanggaran terhadap pemain Pelita Jaya dan tak jarang juga mendapat sorakan dari para pendukung lawan.
Beberapa suporter Pelita Jaya nampak menyoraki Hardianus kala mendekat. Namun permainan Satria Muda tetap apik mengakhiri kuarter ketiga dengan keunggulan 55-41.
Pada kuarter keempat juga sempat terlihat percakapan singkat antara Wayne Bradford dari Pelita Jaya dan Jamar Andre Johnson dari Satria Muda. Percakapan terlihat serius dengan mata kedua pemain yang terbuka lebar dan Johnson memberikan gerakan tangan menunjuk ke arah papan skor yang kala itu berpihak pada Satria Muda. Kepala keduanya pun sangat dekat seolah sedang berdebat satu dengan yang lainnya.
Selain Bradford dan Johnson, Giles dan Ronaldo Sitepu juga sesekali kembali bertatapan dan berdialog singkat dengan mata terbuka lebar. Situasi kembali memanas ketika guard PJ Xaverius Prawiro dikeluarkan dari permainan karena telah melakukan pelanggaran sebanyak lima kali. Pemain terbaik (MVP) musim ini tersebut terpaksa menghabiskan sisa kuarter di bangku cadangan.
Pengeluaran pemain kini beralih ke kubu Satria Muda, yakni wasit mengeluarkan Hardianus dan Arki Wisnu karena alasan yang sama seperti Xaverius. Meski kehilangan dua tumpuan tim, Satria Muda tetap bisa menghabisi pertandingan dengan baik lantaran tersisa waktu di bawah dua menit saat keduanya dikeluarkan.
Mendekati bel tanda akhir permainan berbunyi, para penonton mengiringi detik-detik akhir seraya bertepuk tangan memberi semangat pada tim dukungannya. Ketika bel berbunyi, terlihat Bradford dan pemain Pelita Jaya lainnya langsung bertolak ke ruang ganti sementara Satria Muda melakukan ritual pascapertandingannya yakni berkumpul melingkar di lapangan.
Gim berikutnya antarkedua tim akan dihelat pada Sabtu (21/04/18) di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Apabila Pelita Jaya dapat mengamankan gim tersebut, maka akan ada pertandingan penentuan pada hari Minggu (22/04/18) di tempat yang sama.
Penulis: Ivan Jonathan
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: Ivan Jonathan