• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, March 23, 2023
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ ONLINE
No Result
View All Result

Opini: Gagal Paham Perihal Nalar KPU UMN

by Diana Valencia
November 21, 2018
in Berita Kampus, Opini
Reading Time: 3 mins read
Jumlah Pemilih Paslon Organisasi Jelang Hari Terakhir Pemilu
0
SHARES
489
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Komisi Pemilihan Umum Universitas Multimedia Nusantara (KPU UMN) baru saja menuntaskan puncak tugas mereka yakni election week pada pekan lalu. Namun dalam prosesnya, ada banyak tindakan KPU yang memaksa otak berpikir lebih keras untuk menemukan esensi dari berbagai tindakan tak masuk akalnya.

Tahun ini, KPU UMN turut mengembangkan berbagai cara untuk merangsang pertumbuhan kepekaan mahasiswa UMN perihal para calon organisator dan hak pilih. Beberapa yang paling menonjol adalah Panggung Demokrasi dan tes kesehatan tiap-tiap pasangan calon.

Dari namanya mungkin terlihat program pada umumnya, bahkan cenderung bermakna positif. Sayangnya, proses pelaksanaannya penuh dengan aturan tidak masuk akal dan membuat dahi langsung berkernyit.

 

Panggung “Ring Tinju” Demokrasi

Panggung Demokrasi sejatinya merupakan panggung tempat para calon ketua himpunan akan berorasi di depan publik. Lucunya, panggung demokrasi ini didekorasi layaknya arena ring tinju. Pemilihan ini sungguh ceroboh sebab pada umumnya ring tinju digunakan para petinju untuk adu jotos alias berkelahi untuk bisa menentukan siapa pemenangnya.

Namun, apakah mahasiswa sebagai insan intelek juga harus diibaratkan sebagai petinju yang harus berkelahi terlebih dahulu baru mampu mendapatkan kursi kemenangan? Tentu tidak.

Pemilihan penggambaran dalam sebuah program harusnya bisa lebih bijak dan mempertimbangkan esensi yang ingin disampaikan melalui pilihan tersebut. Layaknya bermain catur, setiap langkah harus bisa diperhitungkan KPU termasuk penggambaran panggung demokrasi itu sendiri.

Tak hanya dari dekorasi, aturan main KPU dalam Panggung Demokrasi juga sukses membuat gagal paham. Berdasarkan informasi dari salah satu paslon partisipan Panggung Demokrasi yang menolak disebutkan namanya, orasi para calon ketua himpunan tadinya memiliki aturan-aturan aneh yakni adanya imbauan untuk battle rap.

Di dalam sesi battle rap ini, para paslon akan mengambil sebuah barang yang disediakan KPU UMN dalam sebuah kotak. Lalu, barang apapun yang didapatkan paslon harus dikaitkan dengan proker masing-masing yang disampaikan dengan cara rap.

Lantas, apa relevansinya battle rap dengan orasi kepemimpinan? Cara orasi yang dibatasi hanya mempersempit kreativitas para pasangan calon untuk mendekati mahasiswa. Terlebih bagi para paslon yang mungkin tak memiliki kapabilitas di bidang seni tarik suara atau rap, fokus mahasiswa yang mendengar orasi tersebut pasti akan buyar dari proker yang ditawarkan ke nyanyian sang paslon yang tak jelas.

Dengan adanya aturan tersebut, adu argumen para calon ketua himpunan justru jadi terkesan receh dan kekanak-kanakan. Padahal, organisator terlebih ketua himpunan didapuk memiliki kharisma sosok pemimpin yang mampu membawa himpunannya menjadi lebih berwibawa lewat berbagai program kerja.

 

Perumpamaan yang Meleset

Kemudian, KPU dalam sebuah unggahannya pernah menjabarkan alasan-alasan mengapa para mahasiswa harus memilih. Terlampir pada gambar di bawah, empat alasan yang diberikan KPU untuk mendongkrak  jumlah pemilih. Poin keempat bertuliskan ‘Menghindarkan orang jahat memimpin organisasi kita’.

Salah satu materi unggahan KPU UMN.

 

Pemilihan kata sungguh patut diperhatikan lembaga sekelas KPU, diksi ‘orang jahat’ sangat tidak relevan. Kata-kata jahat lekat kaitannya dengan kriminalitas, padahal justru calon organisator merupakan orang-orang yang telah rela mengorbankan waktunya untuk mengabdi pada almamater, persada dan sesama.

Lantas, frasa ini juga dapat menimbulkan makna ganda yakni yang terpilih adalah orang baik dan paslon yang tidak terpilih adalah orang jahat.

Dalam akun Instagram resmi KPU, kata ‘jahat’ telah diganti ‘orang yang melakukan kecurangan’. Meski pemilihan kata sudah lebih baik, namun tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai kecurangan yang dimaksud, entah kecurangan akademis, kecurangan di pemilu, atau bisa saja kecurangan dalam bermain sepak bola, sungguh abu-abu.

Sebagai penyelenggara pesta demokrasi mahasiswa UMN, KPU semestinya paham bahwa tindakan dan ucapannya menjadi sorotan banyak pihak. Tindakan tanpa pertimbangan yang matang harus dihindari demi menjaga harga diri dan citra KPU di mata mahasiswa UMN.

Inovasi memang menjadi pelumas bagi perkembangan setiap organisasi atau lembaga, tetapi harus memiliki dasar dan esensi yang kuat sehingga tak terkesan ‘yang penting berbeda dari tahun lalu’. Nalar KPU UMN harus segera bangkit.

 

Penulis: Diana Valencia, mahasiswi Jurnalistik 2015

Editor: Ivan Jonathan

Foto: Dokumentasi Ultimagz

Tags: kpu umn
Diana Valencia

Diana Valencia

Mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara yang merupakan penikmat sastra dan film-film psychollogical thriller.

Related Posts

Ilustrasi penggunaan masker di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). (Ultimagz/Keizya Ham)
Berita Kampus

Jokowi: Masker Tak Lagi Wajib, UMN Masih Tetapkan Prokes

March 21, 2023
Dokumentasi STARTALK “Prototyping and User Testing: What to do and How to do it” pada Selasa (14/03/2023). (Foto: SKYSTAR VENTURES UMN)
Info Kampus

STARTALK Skystar Ventures Bahas Prototyping dan Gunanya bagi Startup

March 20, 2023
parkir
Info Kampus

Parkir, Tantangan Besar bagi Pengemudi untuk Beretika 

March 15, 2023
Next Post
Paus Sperma Ditemukan Mati Akibat Konsumsi Sampah

Paus Sperma Ditemukan Mati Akibat Konsumsi Sampah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × 1 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perbelanjaan yang Dapat Dijangkau dengan MRT Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • FOKUS
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021