JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Crazy Rich Asians yang rilis pada awal September lalu di Indonesia berhasil mengadaptasi tiap kegelisahan yang imajiner dengan pokok gabungan kehadiran representasi yang jarang ditemui di layar perak: perempuan, Asian-American, dan imigran.
Berawal kisah yang mengolok jelas pada judul, film yang disutradarai oleh Jon M. Chu ini tampil dengan konsisten pada paruh awal memperkenalkan sang keluarga pria kaya raya Nick Young (Henry Golding) dengan dominan peran Ibu (Michelle Yeoh) yang secara asyik dapat diulik menjadi paduan cerita keluarga yang menarik dan relevan.
Nick Young sudah terlibat kisah cinta dengan sang profesor perempuan bernama Rachel Chu (Constance Wu) yang telah memiliki karier di New York, Amerika. Mereka berdua kemudian merencanakan untuk berkunjung ke Singapura, negara di mana Nick tumbuh, dengan keperluan sahabat dekat Nick akan menikah dan ia adalah salah satu pendamping pasangan pria.
Kunjungan mereka juga disambut dengan perjalanan pesta, pemandangan apik kota metropolis, dan tak lepas dari pertemuan pertama Rachel Chu dengan keluarga besar Nick yang luar biasa kaya raya.
Rachel Chu adalah Awal
Kemunculan peran Asian-American sebagai peran pendukung di film-film mayor Hollywood sejak zaman Sayonara memang terhitung sering. Namun, tidak pernah ada kisah yang jeli menautkan cerita jelas bagaimana mereka bisa sampai di Amerika dan menjadi penduduk pada akhirnya.
Kacamata Rachel Chu adalah awal dari bangkitnya representasi imigran berparas Asia di industri film sebagai penyandang peran utama atau titik tumpu jalannya sebuah cerita.
Disebabkan Crazy Rich Asians sengaja dibuat bukan hanya untuk mewakili cerita imigran asal Asia yang hidup di Amerika, tetapi juga dapat berperan penuh dalam mengubah jalan pikiran penonton—bahkan seluruh khalayak, untuk menilik lebih jelas alasan-alasan para pendatang dan menaruh ekspektasi agar dapat lebih menghormati mereka.
Mimpi mereka sama, yakni untuk mendapatkan cinta dan hidup yang layak. Preposisi kehidupan Rachel Chu dan ibunya adalah dua hal pokok penting dalam film ini—seorang anak yang mempunyai mimpi dan seorang Ibu yang lari dari kekejian suami.
Meski berkelut lalu pada relasi beberapa realitas kisah cinta, Crazy Rich Asians juga berhasil mengemas komedi segar yang hadir menghibur di tengah-tengah keoknya dialog pengantar, loncatan paksa yang terpaut panjang, dan keruntutan cerita yang beralur terus maju.
Film ini menjadi penting, karena sisi-sisi penggalan cerita yang miskin dapat diangkat menjadi sebuah performa yang memiliki konsistensi tinggi meski tergambar dengan eksekusi yang akan terpaut lebih matang apabila digarap lebih halus lagi.
Crazy Rich Asians hadir lebih dari sekadar hiburan malam Minggu dan kisah roman picisan semata, tetapi juga kian mengundang kesadaran bahwa stereotip dan ketakutan seseorang yang tercekik tradisi dapat mengundang perang bagi diri sendiri dan menghancurkan kesenangan sesaat.
Penulis: Felix
Editor: Geofanni Nerissa Arviana
Foto: IMDB