• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Thursday, August 21, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Literatur

“Dekat dan Nyaring”: Melihat Kemiskinan Sehari Penuh

Charlenne Kayla Roeslie by Charlenne Kayla Roeslie
February 26, 2020
in Literatur, Review
Reading Time: 2 mins read
Sampul depan buku Dekat dan Nyaring

(Foto: goodreads.com)

0
SHARES
769
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“Kalau kau pernah mencintaiku, tundalah kelegaan yang ditawarkan kematian dan hiduplah cukup lama di dunia yang ganas ini untuk menceritakan kisahku.”

– Hamlet, Babak 5, Adegan 2

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Di tengah masyarakat urban seperti Jakarta, kemiskinan sebenarnya begitu dekat dan nyaring. Ia terhimpit di antara gedung-gedung tinggi dan pemukiman elit, di balik tembok pemisah yang umumnya tak lebih dari tujuh meter. Paling tidak, ironi itulah yang coba digambarkan Sabda Armandio dalam novel “Dekat dan Nyaring”.

Pembaca diajak berkenalan dengan orang-orang yang menghuni Gang Patos, sebuah pemukiman ilegal yang berdampingan dengan Permata Permai Residence. Di kampung yang gelap dan nyaris tak tersentuh cahaya matahari itu, orang-orang bergulat dengan kemiskinan 24 jam sehari. Bertahan hidup dengan apa saja yang bisa mereka lakukan. Edi, misalnya, membuka warung 24 jam yang menjual segala hal, mulai dari daging ular asap hingga ganja palsu dari bunga bokor.

Jangan bayangkan Gang Patos serupa dengan pemukiman kumuh padat penduduk yang umum kita lihat di Jakarta. Kampung itu telah ditinggal sebagian besar penghuninya. Mereka yang tersisa kini harus berurusan dengan pemukiman elit di balik tembok yang menyuruh mereka pergi. Namun, walau dihimpit kemiskinan orang-orang Patos selalu punya cara untuk tetap hidup dan riuh.

Kisah penghuni Gang Patos yang disajikan Dio sedikit banyak mengingatkan saya pada pertunjukan musikal In The Heights karya Lin-Manuel Miranda. Keduanya sama-sama bercerita tentang riuh pemukiman kaum marjinal, ketika semua orang saling kenal dan terasa seperti keluarga. Bedanya, “Dekat dan Nyaring” terasa lebih dekat dan nyata. Terlebih, dengan sisipan legenda pertentangan Orang Patos dan Orang Koksi di dalamnya yang menyimbolkan pertentangan pendatang dan penduduk asli.

Membaca “Dekat dan Nyaring” dan ‘tinggal’ di Gang Patos selama 24 jam tak ubahnya sebuah bentuk perlawanan terhadap kelas sosial. Orang-orang Patos hidup berselimut kemiskinan. Tak jauh dari sana, penghuni Permata Indah Residence hidup bergelimang kenyamanan. “Dekat dan Nyaring” ialah refleksi kehidupan urban sesungguhnya. Realistis, sekaligus ironis.

Penulis: Charlenne Kayla Roeslie

Editor: Xena Olivia

Foto: goodreads.com

 

Tags: bukuDekat dan NyaringkemiskinanLiteraturnovelapenerbit independenreviewReview BukuSabda Armandiosastra
Charlenne Kayla Roeslie

Charlenne Kayla Roeslie

Related Posts

Potret Buku Surrounded by Idiots karya Thomas Erickson (penguin.com.au)
Literatur

Surrounded by Idiots: Mereka Bukan Idiot, Mereka Hanya Berbeda

May 7, 2025
Ilustrasi seseorang menggunakan frasa long time no see kepada rekannya (freepik.com)
Lifestyle

Bukan Bahasa Inggris Asli? Ini Cerita di Balik “Long Time No See”

April 30, 2025
Kumpulan buku-buku tentang masa Orde Baru. (goodreads.com)
Hiburan

Jangan Lupakan Sejarah: Ini 3 Rekomendasi Buku tentang Masa Orde Baru

March 23, 2025
Next Post
BEM UNJ & Seksisme

Opini: BEM UNJ, Seksisme, dan Misogini yang Tak Disadari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − 6 =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021