JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Mengadaptasi film horor Korea tahun 1998, Sunyi sorot permasalahan perundungan (bullying). Meski memiliki kesamaan ide dasar cerita, film ini menyajikan kisah yang berbeda dengan film adaptasinya, Whispering Corridors.
Film garapan Awi Suryadi ini mengisahkan senioritas yang terjadi di sekolah SMA Abdi Bangsa. Tradisi senioritas tersebut sudah mendarah daging di sekolah tersebut, hingga pada tahun 2000 malah membuat para senior ‘berdarah’.
Menyorot kisah Alex Pranoto (Angga Yunanda), murid kelas satu di SMA Abdi Bangsa yang merupakan sekolah favorit. Memiliki ayah seorang paranormal, Alex pun menjadi sasaran empuk bullying oleh para seniornya, Erika (Naomi Paulinda), Andre (Arya Vasco), dan Fahri (Teuky Rizky).
Dengan segala peraturan dan kekerasan yang membuat kesenjangan kasta antara murid kelas satu dengan kelas dua dan tiga, Alex tetap menjalani kehidupannya di sekolah ‘neraka’ tersebut. Hingga, ia mulai berkenalan dengan seorang gadis di angkatannya, Maggie (Amanda Rawles). Sejak saat itu, Alex yang sebelumnya merasa tidak mewarisi kemampuan Ayahnya, mulai melihat sosok dari cerita horor yang beredar di sekolahnya.

Film garapan Pichouse Films dan MD Pictures ini memiliki cerita yang mengalir, dengan SMA favorit Indonesia pada tahun 2000. Sejak awal film diputar, langsung fokus pada awal mula permasalahan film Sunyi, tidak terlalu bertele-tele. Awi Suryadi dengan produsernya, Manoj Punjabi berhasil menggarap film horor ini dengan realita yang akrab dengan situasi sekolah di tanah air. Seperti, cerita horor sekolah yang beredar, senioritas dan bullying, dan kejadian-kejadian mistis di sekolah.
Film Sunyi hadirkan cerita horor yang disajikan dengan ide cerita yang sebenarnya sering diangkat. Namun, penulis Sunyi—Agasyah Karim, Khalid Kashogi, dan Awi Suryadi—berhasil membuat ide tersebut menjadi cerita horor dengan plot twist yang tertutup cukup lama. Jika jeli dari awal, penonton dapat menemukan beberapa petunjuk yang diletakkan di adegan film Sunyi.
“Kami membuat sebuah adaptasi yang enggak benar-benar sama dengan aslinya. Kalau yang Korea kan persahabatan antara dua cewek, nah di sini kami bikin beda,” tutur Awi Suryadi, dikutip dari kompas.com.
Unsur romantis turut hadir, tidak hanya antara Angga dan Maggie, namun para senior yang berperan antagonis pun juga. Dilansir dari kompas.com, Awi menjelaskan bahwa romantisme dihadirkan dalam film ini karena menyikapi penonton Indonesia yang menyukai film-film beradegan romantis.
Menilik suasana yang terlukiskan, tiap adegan pun berhasil mendukung konflik horor yang hadir. Seperti, keadaan yang gelap, latar musik horor, dan tentunya sinematografi yang baik. Selain itu, akting dan chemistry dari para artis muda yang terlibat pun patut diacungi jempol. Terutama para pemeran antagonis yang dilakukan dengan sangat baik. Sebagai tokoh utama, Angga pun mendalami karakternya dengan baik.
Seperti ulasan oleh idntimes.com, pesan mengenai buruknya tradisi perundungan atau senioritas yang terjadi di sekolah tersampaikan dengan baik.
Berdasarkan akun Instagram @filmsunyi, Sunyi sudah ditonton oleh 325.680 penonton dalam waktu delapan hari penayangan, yakni sejak Kamis (11/04/18).
Jadi, untuk Ultimates yang suka horor, dan penasaran langsung saja ditonton!
Penulis: Rachel Rinesya Putri
Editor: Anindya Wahyu Paramita
Gambar: instagram.com, idntimes.com
Sumber: filmindonesia.or.id, bioskoptoday.com, kompas.com, idntimes.com