Dulu dia pernah dilanda banjir saat bertempat tinggal di daerah Jakarta Utara. Tak ingin peristiwa banjir kembali melanda, dia dan keluarga memutuskan untuk pindah rumah ke daerah Semak Dua, Jakarta Barat. Namun, setelah terhindar dari banjir, situasi yang jauh berbeda terjadi di tempat tinggal barunya dengan cuaca yang sangat kering, walaupun masih dalam satu propinsi yang sama. Melihat kesenjangan cuaca yang terjadi membuat Adeline Tiffanie Suwana berpikiran untuk membentuk komunitas Sahabat Alam yang kini berubah menjadi Yayasan Sahabat Alam.
Rasa penasaran Adeline untuk mencari informasi mengenai keadaan alam ini ternyata menggiringnya pada kegiatan peduli lingkungan yang Adeline salurkan melalui Yayasan Sahabat Alam. Adeline ingin agar anak muda turut ambil bagian dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaiamana mengembangkan rasa kepedulian genereasi muda terhadap lingkungan dan alam disekitar mereka.
Melalui Yayasan Sahabat Alam yang dibentuk Adeline pada tahun 2008, para anak muda memiliki kesempatan untuk mengembangkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. “Sebenernya simpel sih, saya ingin membuat platform untuk anak muda di mana mereka secara leluasa bisa berbicara satu sama lain, berdiskusi tentang lingkangan dan platform bagi mereka untuk melakukan kegiatan tentang lingkungan.”
Dengan bergabung ke Yayasan Sahabat Alam, anggota akan diajarkan bagaimana saling mengutarakan pendapat masing-masing atau brainstorming dan memperoleh pembekalan mengenai masalah yang ingin didiskusikan. Salah satu topik diskusi Yayasan Sahabat Alam adalah pembuatan lubang biopori yang mampu mengolah sampah organik seperti kulit pisang secara alami dengan adanya organisme di dalam tanah. Lubang yang berdiameter sekitar satu hingga lima meter ini berperan sebagai tong sampah alami yang dapat membuat tanah menjadi lebih subur. Dengan berdiskusi para anak muda pun memiliki pandangan baru bahwa sampah organik dapat didaur ulang secara alami.
Tak sekedar berdiskusi para anggota Yayasan Sahabat Alam juga melakukan aksi nyata untuk mengimplementasikan lubang biopori ini. Mereka fokus pada taman kota atau taman yang terletak di dekat trotoar atau sekitar tempat para anggota yang bisa digali untuk lubang biopori.
Sudah lebih dari sekitar 100 kegiatan telah dilakukan Yayasan Sahabat Alam dengan berfokus pada empat proyek besar, yaitu penanaman pohon, ekspedisi taman nasional, mengadakan seminar di beberapa sekolah, dan pengembangan energi.
“Saya harap anak muda tidak hanya bergantung pada pemerintah yang telah melakukan apa bagi rakyatnya, tetapi dari kita sendiri pun harus memikirkan apa yang bisa kita ubah dari gaya hidup kita,” harap Adeline peraih penghargaan Kick Andy Young Heroes 2014 ini.
Adeline percaya peduli terhadap lingkungan dapat dimulai sejak kecil lewat pembinaan sejak dini tentang lingkungan kepada anak muda. Dengan begitu kepedulian terhadap lingkungan akan tertanam dan menjadi sebuah nilai dan moral dalam diri generasi muda. Permasalahannya bukan pada mengapa kita mau menjaga dan berindak untuk alam, tetapi bagaiamana anak muda dapat melaksanakan kewajibannya sebagai manusia yang tinggal di kota sebagai masyarakat urban.
Hal inilah yang dirasanya perlu dimiliki oleh anak-anak muda. Ketika anak muda tidak terbiasa untuk membuat keputusan dalam hidupnya maka akan berdampak pada masa depan mereka.
“Jika ridak ada yang memulai, lalu mulainya mau kapan? Ini lebih kepada kebiasaan moral kita untuk sesuatu yang paling simpel, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, kita tidka perlu melakukan aksi ketika keadaannya udah parah. Malah sebelum kondisinya parah kita harus me-refine itu,” tambah Adeline.
Aksi nyata Adeline dalam melestarikan lingkungan membuat ia meraih berbagai penghargaan dari dalam maupun luar negri. Diantaranya, penghargaan dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Award 2009, International Young Eco Hero di Amerika Serikat pada 2009, Diana Award dari Inggris pada 2013, ASEAN Champions of Biodiversity di Filipina, National Energy Globe Award di Austria, dan masih banyak lagi.
Profil
Nama: Adeline Tiffanie Suwana
Prestasi:
1. Outstanding Student for the World, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, London, United Kingdom, 3 Juni 2013
2. Indonesia Green Award
3. Pemimpin Pelestari Bumi, Pelestari Nilai Luhur Komunitas, Pelestari Energi Terbarukan Jakarta, 25 Juni 2013
4. Internasional Diana Award, London, Inggris, 17 September 2013
5. Siswa Berprestasi Semen Indonesia Jakarta, 9 Januari 2014
6. Asean Champions of Biodiversity, Manila Filipina, 26 November 2014
Penulis: Lani Diana
Editor: Nikolaus Harbowo
Fotografer: Evelyn Leo