JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Axolotl (Ambystoma mexicanum) merupakan bagian dari keluarga salamander yang berasal dari Meksiko. Secara historis, amfibi unik ini ditemukan di Danau Chalco dan Xochimilco, habitat asli mereka, dilansir dari animaldiversity.org.
Axolotl sendiri penuh dengan mitologi, salah satunya suku Aztecs. Suku Aztecs memuja Axolotls karena mereka memercayai bahwa Axolots merupakan saudara kembar dewa terpenting mereka, yaitu ular berbulu Quetzalcoatl. Di Meksiko sendiri, salamander berantena ini seringkali masuk dalam situs arkeolog ataupun seni modern, dilansir dari america.aljazeera.com.
Melansir news.yale.edu, hewan ini mampu beregenerasi seperti salamander lainnya. Mereka mampu menumbuhkan kembali anggota tubuh, sebagian jantung atau bahkan sebagian besar otaknya. “Ia meregenerasi hampir semua hal, setelah melewati hampir semua cedera yang tidak membunuhnya,” ujar Profesor Kimia dan Farmakologi Parker Flowers dalam news.yale.edu.
Axolotl bersifat neotenik. Hal itu berarti amfibi ini umumnya tidak sepenuhnya dewasa seperti spesies salamander lainnya, melainkan mempertahankan insang dan menjalani hidupnya di bawah air sebagai ‘sejenis remaja’. Pada kesempatan langka, atau saat di stimulasi di laboratorium, Axolotl dapat mengalami metamorfosis dan menumbuhkan paru-paru yang akan menggantikan insangnya, dilansir dari smithsonianmag.com.
Kemampuannya ini membuat banyak ilmuwan meneliti amfibi khas Meksiko ini untuk dijadikan obat bagi manusia, salah satunya Randal Voss, seorang ahli biologi di University of Kentucky yang memimpin Salamander Genome Project. Dalam penelitiannya, ia mencoba mengurutkan genom Axolotl untuk mencari kemungkinan aplikasi regenerasi jaringan, tungkai dan sumsum tulang belakang, dikutip dari america.aljazeera.com.
Secara morfologi, Axolotl memiliki wajah seperti salamander umumnya, tetapi dengan insang yang berbentuk bulu. Hewan ini juga memiliki ekor berlendir dan berkaki empat, dilansir dari independent.co.uk. Lalu, menurut animaldiversity.org, di ukuran terbesarnya Axolotls mampu bertumbuh hingga 30 cm dengan berat 110 gram.
Di laboratorium, pengembangbiakan Axolotl dapat dilakukan setiap saat. Namun, di habitat aslinya, perkiraan waktu terbaik bagi mereka bertelur adalah Maret hingga Juni dengan kemampuan bertelur sebanyak satu kali setahun. Rata-rata, hewan ini mampu hidup berkisar antara lima sampai enam tahun. Pun demikian, ada juga yang mampu bertahan hingga 15 tahun, dikutip dari animaldiversity.org.
Axolotl merupakan spesies salamander yang terancam di habitat aslinya. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengungkapkan bahwa polusi air perkotaan, pembangunan komersial, perburuan, perubahan iklim dan spesies invasive berperan mengancam populasi Axolotl liar yang tersisa di kanal Danau Xochimilco, bersumber dari smithsonianmag.com.
“Axolotl adalah paradoks konservasi lengkap,” kata Richard Griffiths, seorang ahli ekologi di University of Kent di Canterbury, Inggris, dalam scientificamerican.com. “Karena itu (Axolotl) mungkin amfibi yang paling banyak didistribusikan di seluruh dunia, di toko hewan peliharaan, dan laboratorium, tetapi hampir punah di alam liar,” ujarnya lagi.
Penulis: Ida Ayu Putu Wiena Vedasari
Editor: Xena Olivia
Foto: pixabay.com
Sumber: animaldiversity.org, america.aljazeera.com, news.yale.edu, smithsonianmag.com, scientificamerican.com, independent.co.uk