• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Wednesday, December 3, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Intip Istilah Skena yang Ternyata Sudah Ada Sejak 2000-an

Josephine Arella by Josephine Arella
September 21, 2023
in Lainnya
Reading Time: 6 mins read
Foto ilustrasi skena rock. (unsplash.com/iam_os)

Foto ilustrasi skena rock. (unsplash/iam_os)

0
SHARES
393
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – April lalu sempat ramai-ramainya istilah skena diperbincangkan, khususnya di media sosial TikTok. Kata gaul ini tidak ada yang tahu pasti siapa yang mempopulerkannya. Namun, skena sejatinya sudah ada sejak dari 2000-an.  

Skena sekarang ini didefinisikan sebagai singkatan dari tiga kata yaitu sua, cengkerama, dan kelana. Istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah perkumpulan kolektif yang bercengkerama sampai berkelana bersama.  

Baca juga: Novel “Sesuk”: Wajah Baru Dalam Karya Tere Liye

Maka dari itu kata skena dekat dengan perkumpulan yang menyukai band bergenre underground seperti musik rock atau metal dan hardcore. Seperti misalnya kumpulan penggemar musik rock, maka mereka dapat disebut sebagai skena rock.  

Hal tersebut juga membuat skena merujuk kepada bagaimana sekumpulan orang dengan kesukaan yang sama ini berpenampilan dengan outfit yang serupa. Outfit yang sama tersebut menunjukkan bahwa mereka berada dalam satu rumpun penggemar dan tongkrongan. Outfit yang dimaksud ini dapat berupa baju hitam dengan kesan rock and roll ataupun hanya baju polos oversize dan memakai sepatu docmart. 

Beberapa ilustrasi outfit skena. (cdnm1.caping.co.id, glamour.com, villagepipol.com)
Beberapa ilustrasi outfit skena. (cdnm1.caping.co.id, glamour.com, villagepipol.com)

Namun, tahukah Ultimates bahwa di tengah kehadiran istilah skena ini, ada pula beberapa anggapan negatif masyarakat terhadap tren tersebut? Anggapan negatif ini merujuk pada arti ‘tongkrongan’ sebagai sebuah geng yang membedakan dan kerap merendahkan selera musik setiap kelompok atau orang. Sebab, tongkrongan atau musik yang didengar dianggap paling keren.  

Hal ini kerap disebabkan juga oleh ‘polisi skena’, sebuah sebutan bagi ‘si paling’ paham tentang skena musik tersebut. Disebut polisi karena kerap ‘mengawasi’ pembicaraan terkait musik di media sosial. Namun, polisi skena dipandang buruk karena mereka cenderung menegur atau seakan menghakimi mereka yang memiliki selera musik berbeda.  

Selain itu, polisi skena juga menegur ‘poser’. Poser diartikan sebagai orang yang hanya sekadar mengikuti hype dan bukanlah ‘penikmat musik’ sesungguhnya. Poser hanya sekadar mengikuti gaya berpakaian ala band tertentu, tanpa mengetahui lagu-lagu band tersebut. 

Kata Skena Berawal dari Terjemahan Bebas 

Melansir akurat.co, istilah skena sebetulnya sudah sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh para pegiat atau penggemar musik, begitu pula hingga saat ini. Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan Ganjar Harimansyah menjelaskan bahwa kata skena sebenarnya terinspirasi dari ‘scene’. 

“Berdasarkan kamus daring, kata skena merujuk pada makna polisemi scene, yakni lingkup kegiatan, situasi, atau kancah aktivitas/minat saat ini, misalnya The Rock Music Scene atau The Fashion Scene,” ucap Ganjar pada (09/07/23), dikutip dari kompas.com. 

Istilah atau kata scene tersebut berasal dari bahasa Inggris sebagai subkultur anak muda yang sudah sempat ramai pada 2000-an awal di Amerika. Saat itu arti skena atau scene merujuk pada mode fesyen dengan warna mencolok dan pakaian ketat. Kultur di Amerika saat itu dinamakan scene hardcore.  

Baca juga: Fesyen: Sarana Ekspresi Diri Tanpa Batasan Gender

Adapun mengutip vice.com, budaya musik rock ramai digandrungi di Indonesia pada sekitar 1987 – 1991. Band-band yang membuka gerbang ramainya musik rock yaitu seperti Roxx, Adaptor, Mortus, Painfull Death, Sucker Head, dan Rotor. Maka dari itu, budaya genre musik rock pun dapat manjadi tren juga di Indonesia, salah satunya adalah skena.  

Jadi, sebetulnya istilah skena ini sudah ada sejak dahulu dan kembali trending saat ini yang artinya seputar mode dan fesyen. Hanya saja trending saat ini lebih mengaitkan antara fesyen dan juga musik, khususnya band.  

 

 

Penulis: Josephine Arella 

Editor: Vellanda 

Foto: unsplash/iam_os, cdnm1.caping.co.id, glamour.com, villagepipol.com 

Sumber: pramborsfm.com, kompas.com, akurat.co, kumparan.com, vice.com

 

Tags: Bandindierock and rollsceneskena
Josephine Arella

Josephine Arella

Related Posts

Ilustrasi seseorang melakukan doomscrolling. (freepik.com)
Iptek

Doomscrolling, Kegiatan yang Menggerus Kesehatan Mental

December 2, 2025
Gerakan Chipko
Lainnya

Ketika Pelukan Menjadi Perlawanan, Inilah Kisah Gerakan Chipko

November 25, 2025
Beberapa orang yang sedang berdiri dan berjalan di atas eskalator. (freepik.com)
Budaya

Etika Berdiri di Eskalator di Jepang, Apa Kisah Dibaliknya?

November 20, 2025
Next Post
Ilustrasi lesbian, gay, biseksual, transgender dan queer (LGBTQ). (Foto: Unsplash/Mercedes Mehling)

Miskonsepsi soal LGBTQ Akan Terus Picu Persekusi

Comments 3

  1. Watch soccer live stream online says:
    10 months ago

    Hey! I know this is somewhat off topic but I was wondering which blog platform are you using for this website? I’m getting sick and tired of WordPress because I’ve had problems with hackers and I’m looking at alternatives for another platform. I would be great if you could point me in the direction of a good platform.

    Reply
  2. Free sports live stream says:
    10 months ago

    I like what you guys are up also. Such smart work and reporting! Carry on the excellent works guys I have incorporated you guys to my blogroll. I think it’ll improve the value of my site 🙂

    Reply
  3. Fabiola Twist says:
    10 months ago

    Woh I like your posts, saved to bookmarks! .

    Reply

Leave a Reply to Fabiola Twist Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

six − four =

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021