Pada Rabu (29/03/23) Skystar Ventures mengadakan sesi mentoring bagi peserta program Skystar Ventures Incubation Program Batch X di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dengan mengundang Dwi Angelina selaku Product Designer dari Mamikos.com untuk memaparkan materi mengenai usability testing, tahapan, dan tip untuk melakukannya.
Pada sesi sebelumnya, peserta telah dipaparkan terlebih dahulu mengenai materi pentingnya prototyping beserta tahapannya. Usability testing sendiri adalah tahapan yang dilakukan setelah sebuah startup melakukan prototyping.
Baca juga: Skystar Ventures Kenalkan Pitch Deck dan 10 Kiat Penting untuk Usaha Startup
Sebelum membahas usability testing lebih dalam, Angel menjelaskan dahulu tentang perbedaan antara prototyping dan usability testing. Angel juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk coba mendesain prototype bisnis mereka sesuai dengan materi yang telah dipaparkan pada sesi sebelumnya.
Mengenai perbedaan antara prototyping dan usability testing, Angel menuturkan bahwa prototype berfokus sebagai kerangka suatu aplikasi, sedangkan usability testing untuk menilai desain si aplikasi tersebut.
“Jadi, prototype itu penting sebagai suatu kerangka, gimana caranya agar memvalidasi ide bisnis. Tujuannya apa? Jadi, kita ingin dengar dulu dari user kira-kira mereka butuh atau enggak aplikasi yang kita bikin atau website yang kita bikin. Nah, usability testing itu lebih ke kalian sudah ada desainnya, kalian validate aplikasinya oke atau enggak,” tutur Angel.
Setelah memaparkan perbedaan antara prototyping dengan usability testing, Angel menjelaskan tahapan yang harus dilalui oleh startup dalam melakukan usability testing.
Tahapan Usability Testing
1. Membagi peran tim sebagai pengamat dan moderator
Kegiatan usability testing, dimulai dari membagi peran tiap anggota startup baik sebagai pengamat maupun moderator.
“Jadi, moderator itu yang bertanya ke user ketika ingin mengetes aplikasi. Terus observer atau notetaker, jadi nanti bakal ada mencatat juga,” ujar Angel.
2. Persiapkan target partisipan, skenario, dan tugas yang akan dilakukan partisipan
Setelah membagi peran antaranggota, startup perlu menyiapkan alur pengujian, skenario, dan tugas yang akan partisipan kerjakan serta menentukan target demografi partisipan.
“Apa yang dipersiapkan? Pasti prepare pertanyaannya, terus kalau online, prepare Google Meet. Biasanya di tech company, kita nyiapin hadiah. Biasanya user mau diundang kalau ada reward-nya,” ungkap Angel.
Angel juga mengutarakan perihal pengundangan partisipan, startup perlu melakukan riset kecil untuk menentukan dan mengetahui karakteristik responden yang akan dipilih.
3. Mulai lakukan penelitian, kumpulkan insights, dan analisis temuan
Setelah persiapan sudah matang, startup dapat memulai sesi pengujian. Tim diharuskan untuk mengumpulkan insight dan feedback partisipan, kemudian melakukan analisis atas data yang telah dihimpun dari proses usability testing.
“Terus output-nya, kira-kira ada atau tidak masalah dari aplikasi yang sudah kalian buat. Nanti setelah di-testing, bakal di-redesign lagi kira-kira kendalanya di mana, itu yang akan di-redesign,” ungkap Angel.
Baca juga: STARTALK Skystar Ventures Bahas Prototyping dan Gunanya bagi Startup
Adapun Angel juga memberikan beberapa tip kepada peserta inkubasi untuk melakukan usability testing. Pertama, hindari memberikan penjelasan yang dapat membingungkan partisipan. Kedua, buat pertanyaan dari partisipan menjadi diskusi dua arah, seperti dengan menggunakan kalimat “Menurut Bapak/Ibu bagaimana?” Ketiga, hindari keheningan yang cukup lama karena dikhawatirkan akan merusak momentum diskusi.
Acara workshop usability testing ini hanya dapat diikuti oleh peserta inkubasi. Adapun Skystar memiliki acara bernama Starseries yang dapat diikuti oleh umum. Starseries berisikan Startalk, Starpods, dan Starlearn. Ultimates dapat melihat informasi lebih lengkap di akun Instagram resmi Skystar Ventures yaitu @skystarventures.
Penulis: Felix Abraham Surya
Editor: Josephine Arella
Foto: Skystar Ventures UMN