• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lainnya

Penyebab Manusia Punya Kebiasaan Sentuh Wajah

by Elisabeth Diandra Sandi
September 2, 2020
in Lainnya, Lifestyle
Reading Time: 2 mins read
kebiasaan sentuh wajah

Ilustrasi seseorang yang sedang memegang wajahnya. (Foto: pexels.com)

0
SHARES
302
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, ULTIMAGZ.com — Penggunaan masker semasa pandemi virus korona merupakan salah satu upaya untuk mencegah manusia menyentuh wajah agar tidak terpapar virus. Pasalnya, banyak orang secara tidak sadar memegang wajah. Namun, mengapa manusia memiliki kebiasaan untuk menyentuh wajah?

Berdasarkan studi bertajuk “Face Touching: A Frequent Habit That has Implications for Hand Hygiene” pada 2015, ketiga peneliti tersebut membuktikan, kebiasaan untuk menyentuh wajah tidak dapat terhindarkan. Saat mengobservasi 26 siswa, mereka menuliskan bahwa rata-rata siswa tersebut 23 kali menyentuh wajah dalam waktu satu jam. Sebanyak 36 persen respondennya tanpa sadar memegang wajah pada bagian mulut sedangkan 31 persen lainnya menyentuh area hidung.  

Selain itu, Natasha Tiwari selaku psikolog mengatakan kepada bbc.com bahwa menyentuh wajah sudah merupakan bagian dari instruksi genetika dalam DNA sejak masih janin. “Ini adalah bagian dari DNA kita dan kita memang ‘dirancang’ untuk melakukannya. Manusia sebagai janin di dalam rahim selalu menyentuh wajahnya,” jelasnya.

Senada dengan Natasha, seorang psikolog asal Amerika Serikat, Kevin Chapman, menambahkan bahwa menyentuh wajah merupakan kebiasaan paling umum yang dilakukan manusia karena sudah diajarkan sejak dini. Rutinitas untuk menyikat gigi, merias wajah, atau menata rambut membuat manusia terbiasa untuk menyentuh wajah. Bukan hanya itu, menyentuh wajah juga menjadi cara seseorang untuk memastikan penampilannya di depan publik. 

“Kebiasaan menyentuh wajah juga berkaitan dengan bagaimana penampilan kita di depan publik,” ujar Kevin. 

Menyeka sisa makanan di sekitar mulut, misalnya. Dengan melakukan hal itu, manusia memutuskan untuk terlihat tidak jorok dan dapat merawat diri. Aktivitas tersebut merupakan salah satu bukti bahwa dengan menyentuh wajah, manusia ingin mengatur bagaimana kesan dari penampilannya kepada orang lain. 

Faktor lain yang menyebabkan manusia sering menyentuh wajah ialah tingkat stres atau rasa cemas. Dalam jurnal “EEG Changes by Spontaneous Facial Self-Touch May Represent Emotion Regulating Processes and Working Memory Maintenance” yang terbit pada 2014, tertulis bahwa saat stres manusia sering memijat kening, alis, dan menggigit jari. Hal ini dikarenakan manusia berusaha mengaktifkan saraf parasimpatetik yang dapat menenangkan. Kebiasaan untuk menyentuh wajah sehingga dapat menekan titik-titik tertentu agar saraf parasimpatetik aktif disebut sebagai spontaneous facial self-touch gesture (sFSTG). 

Kebiasaan untuk menyentuh area wajah merupakan salah satu faktor risiko terkena virus korona. Namun, perilaku tersebut tidak dapat terhindar dari keseharian manusia. Untuk itu, Ultimates dapat mengurangi frekuensi memegang wajah dengan kiat-kiat berikut ini. 

  1. Kenakan masker wajah maupun pelindung muka agar tangan tidak langsung berkontak dengan wajah. 
  2. Tingkatkan kesadaran dengan menggunakan pewangi tangan agar lebih memerhatikan ketika tangan hendak menuju area wajah. 
  3. Jepit atau ikat rambut agar tidak menjuntai pada bagian wajah.
  4. Ganti lensa kontak dengan kacamata dan gunakan riasan wajah yang lebih sedikit.
  5. Ubah posisi tangan agar lebih jauh untuk mencapai wajah, seperti menyilangkan tangan dan meletakkan tangan di pangkuan.

 

Penulis: Elisabeth Diandra Sandi

Editor: Agatha Lintang Kinasih

Foto: pexels.com

Sumber: nationalgeographic.grid.id, idntimes.com, liputan6.com, cnnindonesia.com, kompas.com

Tags: covid 19kebiasaan manusiaKesehatanpsikologisentuh wajahvirus korona
Elisabeth Diandra Sandi

Elisabeth Diandra Sandi

Related Posts

Pesta Bebas Berselancar
Lainnya

Pesta Bebas Berselancar 2025 Umumkan Daftar Penampilan Spesial dan Kolaborator

June 9, 2025
Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

May 27, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

May 27, 2025
Next Post
"Black Lives Matter"

"Black Lives Matter", Tagar Menjadi Gerakan

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021