• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, May 9, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Peralihan Perkuliahan Daring ke Luring Sebabkan Academic Burnout?

by Aqeela Ara
September 19, 2022
in Lifestyle, Opini
Reading Time: 4 mins read
ilustrasi academic burnout

Illustrasi mahasiswa yang burnout karena padatnya tugas kuliah. (ULTIMAGZ/Margaretha Netha).

0
SHARES
657
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak tidak menguntungkan kepada kehidupan. Mulai dari ekonomi, sosial, hingga pendidikan. Semua kalangan merasakan getah pahit pandemi ini, termasuk mahasiswa. Seperti yang dikutip dari covidcare.id, peralihan perkuliahan tatap muka ke online sempat mengakibatkan culture shock.

Lantas, apakah peralihan kegiatan perkuliahan dari daring (online) ke luring (on-site) seiring penurunan kasus Covid-19 mengakibatkan academic burnout?

Untuk mendalami academic burnout, ULTIMAGZ mewawancarai psikolog klinis Student Support Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Fika Astridianingrum pada Rabu (14/09/22). 

Menurut Fika, academic burnout dalam pandangan psikologi merupakan perasaan lelah yang memengaruhi hati, tetapi sifatnya yang disebabkan oleh akademik. Kelelahan tersebut dapat disebabkan oleh kegiatan akademik yang terlalu banyak serta pengelolaan diri yang kurang baik. 

“Misalnya (penyebab academic burnout) karena terlalu banyak hal-hal yg dikerjakan sehingga membuat stres yang tidak dapat diperbaiki dan lama kelamaan menumpuk,” jelas Fika. 

Baca juga: Opini: Apakah ‘Mahasiswa Kura-kura’ Lebih Baik Dari ‘Mahasiswa Kupu-Kupu’?

Mengenai academic burnout akibat peralihan kuliah kembali ke luring, Fika mengatakan bahwa hal tersebut tergantung setiap individu. Menurutnya, peralihan (daring ke luring) tidak pasti menyebabkan terjadinya academic burnout. Akan tetapi disebabkan karena apa yang terjadi di dalam kegiatan perkuliahan.

Academic Burnout dalam Pandangan Psikologi 

Academic burnout merupakan suatu kondisi ketika manusia sudah tidak bisa mengelola waktunya dengan baik. Pasalnya, salah satu faktor terjadinya academic burnout terjadi ketika merasa mulai kelelahan dan sudah tidak bisa mengontrol semua kegiatan. 

“Jadi kayak, ketika orang stres, tuh ada namanya stress relief. Nah, dia mengabaikan (self relief) tanda-tanda itu bahwa sebenarnya dia udah gak kuat atau mulai keteteran dan sebagainya. Itu masih dia teruskan. Akhirnya, dia kelelahan dengan semua itu,” ujar Fika.

Penyebab academic burnout dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal hadir dari permasalahan fisik atau psikologis. Sementara faktor eksternal ada karena konflik dengan teman, suasana keluarga yang kurang mendukung, dan/atau tekanan dari luar. 

Setiap tubuh memiliki “nyawa” sendiri sehingga tubuh pun memiliki sinyal untuk mengatakan bahwa tubuh juga merasa lelah dan tidak sanggup untuk melanjutkannya. Akan tetapi, di sisi lain tubuh merasa masih bisa untuk melakukannya, maka hal tersebut sudah tidak jalan work life balance-nya. 

Sinyal Tubuh Ketika Sedang Lelah

Otak manusia pasti memberikan sinyal kepada tubuh ketika manusia sudah lelah. Hal itu terjadi ketika respons manusia mulai hilang rasa dengan sesuatu yang menarik. 

Ketika pada awalnya senang dengan suatu kegiatan, tetapi suatu saat badan dan pikiran sedang kacau dan timbul rasa hilang minat terhadap suatu kegiatan yang disukai. Hal tersebut sudah menjadi suatu tanda atau sinyal badan sudah mulai lelah.

Sinyal tersebut diawali stres dan merasa rendah, jika tidak ditangani dengan baik dan diabaikan, akan menjadi burnout.  Jika Ultimates merasakan hal tersebut dalam kurun waktu yang lama, seperti berhari-hari atau berminggu-minggu, maka Ultimates perlu awas dan segera memeriksa diri.

Solusi Academic Burnout

Pada dasarnya, hanya Ultimates sendiri yang tahu akan batas kemampuan diri. Apabila merasa lelah dan tidak antusias lagi dengan suatu kegiatan, maka alangkah baiknya Ultimates berhenti terlebih dahulu.

Ketika Ultimates sedang lelah, lebih baik mengajak bicara diri sendiri dan berterima kasih kepada diri sendiri. Ultimates juga bisa mencari kegiatan sampingan yang dapat menghibur diri, seperti mendengarkan musik atau berjalan-jalan santai.

Baca juga: Persaingan Mahasiswa: Adakah Hubungannya dengan Duck Syndrome?

Selain itu, Fika berpesan bahwa setiap orang jangan menaruh ekspektasi terlalu tinggi dalam apapun. Jika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi, maka tubuh akan merespons dengan munculnya stres. 

“Sebenarnya semua orang boleh untuk berekspektasi. Setiap tujuan itu tidak selalu berjalan mulus. Jadi, harus siap untuk segala situasi yang naik turun itu, kadang dapat nilai bagus kadang dapat nilai jelek. Hal tersebut wajar karena di kehidupan ada naik turunnya,” ungkap Fika.

Apabila mahasiswa UMN butuh “didengarkan”, pintu Student Support UMN akan selalu terbuka, yang berlokasi di gedung C lantai 2 ruangan 205. Mahasiswa dapat mengunjungi akun Instagram @studentsupport.umn kemudian memilih tautan di bio mereka. 

“Teman-teman perlu belajar untuk mengembangkan diri dan cari tahu bagaimana kita harus bisa mengontrol diri dari situasi, dari respons orang-orang, dan bagaimana jika menghadapi sesuatu,” pesan Fika.

 

 

Penulis: Aqeela Ara, Josephine Arella

Editor: Jessica Elisabeth Gunawan

Sumber: covidcare.id

Foto: Margaretha Netha 

Tags: 2022academic burnoutburnoutgangguan psikisKesehatan Mentalkuliah daringkuliah offlinekuliah onlinemahasiswamahasiswa burnoutmahasiswa onlinementalopinipandemipsikologpsikologistresumn
Aqeela Ara

Aqeela Ara

Related Posts

Seseorang membawa tulisan saat unjuk rasa #MeToo pada 2018. (Getty Images/Stephanie Keith)
Lifestyle

Saat Dunia Melihat dan Mendengar: Kisah di Balik Gerakan #MeToo

May 5, 2025
ilustrasi gula
Lifestyle

Sugar Rush: Dampak Gula Berlebih terhadap Tubuh dan Otak

May 5, 2025
Ilustrasi seseorang menggunakan frasa long time no see kepada rekannya (freepik.com)
Lifestyle

Bukan Bahasa Inggris Asli? Ini Cerita di Balik “Long Time No See”

April 30, 2025
Next Post
Eksibisionisme

Eksibisionisme: Penyimpangan Seksual Gemar Pamerkan Alat Vital

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021