SERPONG, ULTIMAGZ.com – Teras SI (Sistem Informasi) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mengadakan seminar bertajuk “Conquering the UI & UX Jungle: Tackling Real World Challenges” di Student Lounge 2, Gedung D UMN, Selasa (31/10/23). Seminar ini digelar dengan tujuan untuk mengenalkan mahasiswa UMN dengan dunia kerja desainer UI (user interface) dan UX (user experience).
Teras SI mengundang Charbel Angelia, Design Lead Dihardja Software Solution untuk membawakan materi seminar kali ini. Sebelumnya, Charbel merupakan mahasiswi program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UMN angkatan 2012.
Baca juga: Seminar Sistem Informasi Tekankan Pentingnya Passion dalam Memilih Pekerjaan
Menurut Charbel, sebagai seorang desainer UI dan UX, banyak detail kecil dan penting yang harus diperhatikan saat mendesain sebuah produk digital. Hal-hal tersebut mencakup ikon, notifikasi, dan pesan.
“Sebagai UI UX design, kita perlu banyak memerhatikan detail, bukan detail kayak ada shading-nya atau ramai, tapi detail yang enggak kelihatan di desain maupun di hasil aplikasi, tapi itu sangat penting,” ujar Charbel.
Salah satu contoh dari detail adalah ikon mata untuk menunjukkan kata sandi yang kerap kali berukuran kecil. Charbel mengungkapkan bahwa penting bagi desainer untuk memikirkan click area bagi ikon tersebut. Apabila click area dari ikon tersebut sangat kecil, pengguna akan kesulitan untuk menekan ikon tersebut.
Tips Desainer Bertahan di Dunia Kerja
Selain membagikan pengalamannya dalam mendesain sebuah UI dan UX produk digital, Charbel juga banyak menjelaskan tips bertahan di dunia kerja. Menurut Charbel hal tersebut penting untuk dimiliki oleh setiap mahasiswa saat turun ke dunia kerja nanti.
Misalnya dalam mengatur alur dan waktu kerja, Charbel merekomendasikan menggunakan checklist serta mengatur deadline untuk masing-masing pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Jadi, banyak hal kecil-kecil ini, biasa aku suka bikin centangan, kenapa? Karena psikologi kita itu, ketika satu atau dua hal kecil kecentang, kita itu berasa produktif dan kita semakin semangat untuk lanjutin,” jelas Charbel.
Charbel membagikan beberapa cara bertahan atau survival kit lainnya yang menurutnya tidak hanya berlaku untuk UI dan UX desain, tetapi untuk segala bidang pekerjaan. Survival kit pertama yang Charbel utarakan adalah cara pikir yang tidak terfokus pada standar ‘keren’. Charbel menilai bahwa saat ini, kebanyakan orang terpaku dengan hal yang instan, seperti ingin cepat naik jabatan dan mendapatkan gaji dua digit. Namun, untuk meraih itu semua, diperlukan ketekunan akan hal-hal kecil yang mungkin terkesan tidak keren.
“Kita itu perlu belajar yang namanya tekun. Tekun sama hal-hal kecil yang mungkin bagi kita enggak keren hari ini,” katanya.
Survival kit kedua adalah berani untuk berbicara. Charbel mengatakan bahwa sering kali banyak masalah yang dipendam dan tidak dikomunikasikan dengan rekan kerja. Padahal, mengomunikasikan kondisi diri itu penting walau sulit.
“Komunikasi (adalah) hal yang sulit, (tetapi ini) merupakan hal yang normal, terutama di tempat kerja. Contohnya, kalian mau negosiasi gajinya emang gak cukup, harus naik gaji, ya kalian bisa coba komunikasikan. Atau workload-nya sudah terlalu banyak, sebenarnya sudah gak mampu, kalian perlu kasih tahu atasan kalian dan coba negosiasi,” tambah Charbel.
Baca juga: Respons “Fight or Flight”: Cara Manusia Bertahan Hidup Hadapi Bahaya
Charbel memberikan sebuah kutipan untuk menutup sesi seminar ini. Kutipan tersebut sekaligus menjelaskan tentang survival kit ketiga yaitu tahu kapasitas diri sendiri sehingga tidak memaksakan diri dalam pekerjaan.
“Kalau temen temen itu kerja sampai gak punya kehidupan di luar sana, teman-teman pasti bakal burn out. Kalau sudah burn out, pasti jadi malas kerja. Kalau sudah malas kerja, pasti menganggap pekerjaan itu beban, bukan lagi sesuatu yang happy,” tutup Charbel.
Penulis: Felix Abraham Surya
Editor: Vellanda
Foto: Muhammad Daffa Abyan