SERPONG, ULTIMAGZ.com – Standar ganda gender sudah menjadi suatu hal yang kerap didengar di zaman kontemporer. Tidak hanya terjadi di kehidupan orang awam, selebriti pun ikut menjadi target fenomena ini.
Melansir kumparan.com, standar ganda adalah ukuran moral yang dilakukan dengan membuat penilaian terhadap subjek berbeda. Maka standar ganda gender merupakan penilaian berbeda antara perempuan dan lelaki.
Baca juga: Fesyen: Sarana Ekspresi Diri Tanpa Batasan Gender
Sebagai sosok pusat perhatian, ada peraturan kasat mata bahwa selebriti harus sempurna. Namun, selebriti lelaki kerap mendapatkan keringanan dari publik.
Berakar dari Misogini
Pada masa kontemporer, perempuan cenderung lebih bebas dibandingkan zaman dulu. Namun, hal itu tidak berarti perempuan bebas dari perilaku misogini. Melansir alodokter.com, misogini dapat diartikan sebagai rasa benci terhadap wanita.
Singkat cerita, seorang lelaki akan lebih sering mendapatkan keringanan dari masyarakat dibandingkan perempuan. Fenomena ini juga menyusahkan perempuan di karier mereka. Melansir hrmagazine.co.uk, 43 persen perempuan merasa telah dinilai negatif dibandingkan lelaki karena perilaku yang sama.
Tidak berhenti di sana, perempuan pun dikritik karena menua. Kecantikan abadi merupakan hal yang diharapkan oleh masyarakat dari perempuan. Di sisi lain, lelaki kerap dipuji makin tampan ketika berumur, termasuk di kalangan selebriti.
“Pria tampan ketika mulai beruban, tetapi perempuan malah ditanya ‘apa yang direncanakan untuk mengatasi keriput dan kulit menua Anda?’,” ujar aktris Gwyneth Paltrow ketika diwawancarai British Vogue pada Juli 2023, dikutip dari vogue.co.uk.
Status Diva di Kalangan Selebriti Perempuan
Istilah diva pertama kali digunakan untuk penyanyi perempuan utama di opera, dilansir dari wno.org.uk. Diva awalnya merupakan status penghormatan kepada perempuan berbakat tersebut.
Seiring perkembangan zaman, diva memiliki konotasi yang jelek di Hollywood. Mengutip dari berkeleyhighjacket.com, sebutan diva saat ini sering dikaitkan dengan sifat egois yang temperamental dan sulit untuk disenangkan. Istilah ini kerap digunakan untuk menarget dan mengkritik selebriti perempuan.
Salah satu diva terbesar adalah Madonna yang sering menuai kritikan karena kelakuannya. Penyanyi tersebut tiba-tiba menghentikan konser “The Celebration Tour” pada 7 April 2024 akibat suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah. Hal tersebut dikarenakan suaranya mengalami penurunan kualitas di suhu yang terlalu dingin untuknya.
“Hormatilah aku. Acaranya tidak akan berlanjut sampai kalian menghormati aku,” ujarnya melalui video yang diunggah ke media sosial X milik penggemar, dikutip dari newsweek.com.
Berbagai kritikan dilempar ke Madonna meskipun tidak sedikit juga jumlah selebriti lelaki yang membuat permohonan aneh. Mengutip radaronline.com, Tom Cruise pernah minta untuk mengosongkan restoran hotelnya agar bisa makan sendiri. Namun, hal tersebut tidak mendapatkan perhatian yang sama.
Ejek Dahulu, Simpati Nanti
Kebencian berlebihan terhadap selebriti perempuan akan berdampak pada kesehatan mental mereka. Constance Wu pernah menjadi korban kampanye kebencian. Aktris asal Amerika Serikat (AS) tersebut mengungkapkan rasa frustasinya ketika musim terbaru dari serial Fresh Off The Boat diperbarui.
Awalnya, warganet mengira Wu frustasi karena harus meninggalkan proyek lain. Sang aktris pun dianggap ‘tidak bersyukur’ oleh warganet. Wu bahkan bercerita ada sesama aktris Asia-Amerika yang ikut mengkritiknya. Aktris tersebut menyebut Wu sebagai kotoran di komunitas mereka, dilansir dari nbcnews.com. Hal ini membuatnya menghilang dari media sosial selama tiga tahun.
Tiga tahun setelah kejadian tersebut, Wu mengungkap frustasinya tersebut dikarenakan bertahun-tahun menoleransi lingkungan negatif, dilansir dari usatoday.com. Dalam memoar “Making A Scene”, Wu mengaku menerima pelecehan seksual dari seorang anggota tim produksi, dilansir dari indiewire.com.
Wu juga mengungkap bahwa kebencian berlebihan tersebut mendorong rasa tidak ingin hidup. Hal ini mengundang rasa simpati yang terlambat kepada Wu.
Padahal, bukan hanya Wu yang mengaku tidak suka dengan proyek yang mereka jalani. Aktor Robert Pattinson terkenal merasa malu pernah membintangi film Twilight (2008). Beda dengan Wu, Pattinson malah dianggap humoris oleh warganet karena kejujurannya, dilansir dari people.com.
Ketika selebriti perempuan meledak, warganet cepat mencap mereka histeris. Selain Wu, Britney Spears juga pernah dihina oleh warganet dalam skala besar sejak awal 2000-an, dilansir dari cbsnews.com. Hal ini dikarenakan krisis kesehatan mental yang membuatnya rentan atas ejekan publik.
Warganet baru saja menyadari kesalahan mereka pada 2019 ketika gerakan “Free Britney” naik daun. Gerakan ini terjadi karena dikabarkan bahwa Spears sedang menjalani konservatori, dilansir dari spec.hamilton.edu. Mengutip tirto.id, hal ini mengakibatkan segala aspek kehidupannya dikontrol oleh orang yang memiliki hak perwalian, yaitu ayahnya. Konservatori ini menyebabkan Spears tidak bisa mengontrol keuangannya sendiri, bahkan merasa dipaksa bekerja oleh sang ayah.
Perlakuan untuk Selebriti Perempuan Masih Berbeda
Standar ganda berbasis gender ini pun masih tampak terjadi hingga saat ini. Hal tersebut dialami oleh penyanyi asal AS, Chappell Roan baru-baru ini. Roan menarik perhatian massa dengan single “Good Luck, Babe!”, tetapi hal tersebut malah menganggunya. Roan yang kaget dengan ketenaran mendadaknya memohon untuk diberikan privasi.
“Maukah kalian menguntit keluarga wanita asing? Maukah kalian coba membedah kehidupannya dan menindasnya secara online?” Tanyanya dengan sarkas di TikTok resminya dalam unggahan Agustus 2024 lalu.
@chappellroanDo not assume this is directed at someone or a specific encounter. This is just my side of the story and my feelings.♬ original sound – chappell roan
Hal tersebut malah mengundang kritikan meskipun apa yang diminta Roan berkaitan dengan privasinya. Roan kembali menjadi target penindasan warganet ketika ia memarahi fotografer yang membentaknya di acara MTV VMA 2024.
Sebulan kemudian, Roan bertemu dengan fotografer tersebut di premier tur dunia “Guts” milik Olivia Rodrigo. Roan kemudian menegurnya dan memintanya untuk minta maaf atas kekasarannya.
Namun, beberapa warganet malah merasa kesal melihat perilakunya. Mengutip metro.co.uk, warganet merasa Roan sengaja cari masalah.
Penggemar Roan cepat mencapnya sebagai standar ganda jika dibandingkan dengan reaksi warganet terhadap perilaku aktor Tom Holland.
Holland juga menegaskan batasannya dengan para fotografer ketika menyingkirkan mereka untuk aktris sekaligus pacarnya, Zendaya. Namun, aksi tersebut malah menuai pujian karena dianggap ‘romantis’. Lantas mengapa ada perbedaan reaksi antar kedua selebriti tersebut?
Singkat cerita, jawabannya adalah misogini. Selebriti lelaki dapat bertingkah sehisteris perempuan, tetapi nyaris tidak menerima kritikan. Hal ini dikarenakan stereotip yang manaperempuan adalah makhluk lembut dan penurut, dilansir dari ykp.or.id. Perempuan tegas seperti Wu dan Roan dituduh pencari masalah karena mendobrak standar tersebut. Sebaliknya, perempuan yang terlalu rentan seperti Spears malah ditertawakan, baik dari lelaki maupun sesama perempuan.
Baca juga: Miskonsepsi soal LGBTQ Akan Terus Picu Persekusi
Jika hal tersebut terus dilakukan, warganet akan mengulangi kejadian dengan Spears dan Wu. Warganet akan terus menghina selebriti perempuan sebelum menyesali perbuatan mereka ketika kesehatan mental sang selebriti memburuk.
Perempuan seharusnya tidak perlu takut untuk menyuarakan pendapat mereka. Maka dari itu, penting bagi Ultimates sebagai warganet yang baik agar tidak memandang suatu permasalahan berdasarkan gender.
Penulis: Kristy Charissa Lee (Desain Komunikasi Visual, 2023)
Editor: Jessie Valencia
Sumber: kumparan.com, alodokter.com, hrmagazine.co.uk, vouge.co.uk, wno.org.uk, berkeleyhighjacket.com, newsweek.com, radaronline.com, nbcnews.com, spec.hamilton.edu, metro.co.uk
Foto: Getty Images