SERPONG, ULTIMAGZ.com – Rangkaian acara Communication Festival (CommFest) 2016 menghadirkan sebuah acara baru, yakni forum diskusi “Madjapahit” bertemakan ‘Karir Keilmuan Komunikasi’. Forum yang diadakan di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Kamis (2/5) itu tidak hanya dihadiri mahasiswa, namun juga oleh para dosen dan Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi.
Kehadiran para dosen bukan hanya sebagai penonton dan pendengar, tetapi juga sebagai panelis yang dibebaskan untuk bertanya dan menyanggah. Adapun pembicara yang hadir siang itu adalah Nezar Patria dari Dewan Pers, Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Yuliandre Darwis, dan Dewan Pakar PERHUMAS Troy Pantouw.
Dalam pembahasan ini, karir keilmuan komunikasi terlihat mendapat “ancaman” dari pihak luar. Nezar mengungkapkan bahwa wartawan yang berasal dari lulusan keilmuan komunikasi tidak lebih dari 20 persen. Bahkan, lebih banyak dari mereka yang merupakan lulusan dari jurusan ekonomi, hukum, dan lainnya.
Permasalahan utamanya adalah persaingan mahasiswa lulusan komunikasi dengan non-komunikasi dalam ranah kerja komunikasi. Kecemasan lain yang timbul adalah saat ini, warga sipil pun bisa memublikasikan informasi melalui media sosial. Dengan demikian, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para wartawan maupun sarjana lulusan komunikasi kelak.
Salah satu jalan keluar dari kecemasan-kecemasan tersebut adalah dengan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. “Lengkapi kemampuan kita bukan cuma soal skill, tapi juga berpikir kritis terhadap perkembangan yang ada,” papar Nezar.
Sebagai generasi muda, Troy dari sudut pandang hubungan masyarakat mengungkapkan bahwa mahasiswa juga harus memiliki proper knowledge atau pengetahuan umum yang memadai, seperti governmental relation, financial analytic, dan stakeholder mapping.
“Jangan tergantung atau punya misi untuk join di perusahaan. Jadilah communicpreneurship,” ujarnya. Selain itu, bagi Troy, skill seperti bermusik dan berolahraga juga tak kalah penting untuk menopang kesuksesan seseorang.
Penulis: Kezia Maharani Sutikno
Editor: Alif Gusti Mahardika
Fotografer: Angelina Rosalin