SERPONG, ULTIMAGZ.com – Indonesia sebagai negara demokrasi memberi kekuasaan pada rakyat untuk menjalankan pemerintahan dengan diwakilkan oleh wakil rakyat yang telah dipilih melalui pemilihan umum. Sama seperti pemerintahan Indonesia, sistem politik di kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pun menggunakan metode demokrasi yang sama.
Seluruh mahasiswa UMN diberi kesempatan memilih wakil yang mereka inginkan untuk menjalankan peran sebagai wakil mahasiswa dalam organisasi himpunan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Dewan Keluarga Besar Mahasiswa (DKBM).
Sayangnya, kesadaran mahasiswa akan demokrasi di UMN masih kurang. Hal ini dikemukakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) UMN dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Selasa (25/04/17) di ruang B318 UMN. Menurut data KPU, hanya ada 2157 orang dari 6000 mahasiswa yang menggunakan hak pilih mereka dalam pemilihan umum di tahun 2016.
“Ternyata tingkat demokrasi di UMN sangat rendah. Belum sampai 50 persen angka pemilih yang aktif untuk memilih ketua BEM di UMN. Itu baru ketua BEM, apalagi himpunan dan yang lainnya,” ungkap Ketua KPU UMN David Ananda.
Menurut keterangan pers, KPU UMN juga telah melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa UMN mengenai pandangan terhadap organisasi kampus, dan sebagian besar tampaknya kurang mengetahui tentang kondisi politik di kampus.
Kurangnya ketertarikan mahasiswa dalam sistem demokrasi UMN membawa kecemasan bagi KPU UMN dan organisasi himpunan. Masalah ini bisa mempengaruhi jumlah mahasiswa yang berminat untuk bergabung dalam himpunan dan BEM. Oleh sebab itu, KPU UMN mencoba melakukan inovasi guna meningkatkan kesadaran mahasiswa.
“Kita mau meningkatkan budaya demokrasi di UMN pada masa bulan demokrasi atau election week, di mana kampanye yang dilakukan oleh calon-calon ketua himpunan mungkin kita variasi dengan event yang melibatkan komunikasi dua arah. Seperti apa caranya nanti akan kita jabarkan pada pertemuan selanjutnya,” jelas David.
KPU UMN memandang jumlah pemililh yang masih sedikit dipengaruhi oleh sistem publikasi yang sangat minim. Tahun ini, sistem publikasi akan diperbaiki dengan melakukan kerja sama dengan himpunan dan BEM untuk melakukan sosialisasi dan program kampanye yang berbeda. Selain itu, sistem distribusi komunikasi yang tak tersampaikan juga menimbulkan sikap apatis mahasiswa dalam memilih.
Dengan adanya perubahan cara kerja dalam kampanye, diharapkan mahasiswa UMN dapat lebih menyadari keberadaan organisasi himpunan dan tertarik untuk terlibat di dalamnya. Sesuai dengan tagline ‘Berani Bersuara’, KPU UMN mengajak mahasiswa untuk mulai berani berbicara, berubah, dan melakukan tindakan nyata.
“Kalau kalian merasa bisa dan mampu untuk membawa perubahan buat UMN, ini waktu yang tepat untuk mendaftar. Karena perubahan itu nggak bisa sekedar diubah oleh kata-kata, tapi harus selalu tindakan nyata. Kita mengajak civitas akademika UMN untuk mulai berani speak up perubahan apa yang mau mereka bawa, apa yang mereka lakukan,” tutup David.
Penulis: Hilel Hodawya
Editor: Kezia Maharani Sutikno
Foto: Roberdy Giobriandi