SERPONG, ULTIMAGZ.com – Kinerja Himpunan Informatika Univeritas Multimedia Nusantara (HMIF) Gen X dinilai cukup baik oleh mahasiswa Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) meski terjadi pergantian ketua di awal-awal masa jabatan. Namun di sisi lain, HMIF dianggap kurang komunikatif dan aktif terhadap mahasiswa Informatika.
“Tolong untuk DM di Instagram atau LINE segera dikonfirmasi dan dibalas, agar tidak ada salah paham diantara kita yang ingin menanyakan informasi atau sesuatu yang penting,” tulis salah satu responden mahasiswa Informatika UMN angkatan 2020, Richard Gunawan.
Berdasarkan survei ULTIMAGZ kepada 60 responden mahasiswa informatika angkatan 2017 – 2020, hanya 2 mahasiswa yang tidak mengetahui keberadaan HMIF.

Ketika diberikan opsi saluran responden dalam mendapatkan informasi mengenai kegiatan HMIF, media sosial resmi HMIF menjadi sumber paling banyak yang dipilih oleh 39 (67,2%) responden. Disusul 35 (60,3%) responden yang mengetahui kegiatan-kegiatan HMIF dari teman. 33 (56,9%) di antara 58 responden mengetahui HMIF dari Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Sementara 24 (41,4%) responden memilih e-mail student disusul selisih tipis antara media sosial resmi UMN dengan 14 (24,1%) responden dan media kampus seperti ULTIMAGZ, UMN Radio, dan UMN TV sebanyak 13 (22,4%) responden. Sementara itu, 1 responden mengetahui kegiatan himpunan ini melalui asisten laboratorium.

Jika diwakili skala 1 sampai 5, hanya ada satu responden yang tahu betul mengenai kegiatan atau program kerja HMIF. Bahkan terdapat tiga responden menjawab skala 1.

Program Kerja Selama Satu Tahun
Pada rancangan program kerja (proker), ada 10 program yang direncanakan. Namun dalam praktiknya, hanya enam program yang berhasil dijalankan HMIF Gen X, yaitu Konten Prodi, Building Informatics’ Competitive Soul (BIOS) 2020, Computer Science Innovative Challenge (CSIC) 2020, Studi Banding, Cursor, dan IF Day.
Konten Prodi Informatika yang dilaksanakan saat OMB bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru Informatika kepada dosen, himpunan, dan kegiatan prodi informatika UMN. HMIF juga mengadakan Cursor, kegiatan tutor antar mahasiswa sebelum Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Akibat pandemi Covid-19, HMIF mengubah teknis dua prokernya. Building Informatics’ Competitive Soul (BIOS) 2020 adalah acara dengan kegiatan utamanya berupa lomba Hackathon yang dilakukan selama 24 jam dan terbuka untuk seluruh mahasiswa. Namun, tahun ini BIOS dilaksanakan secara online melalui aplikasi Discord.
Hampir sama dengan BIOS, lomba tahunan informatika, Computer Science Innovative Challenge (CSIC) 2020 juga dilaksanakan daring melalui Zoom. Ketua HMIF Gen X Sherina Chandra mengatakan evaluasi untuk BIOS dan CSIC di tahun ini adalah tidak tercapainya target peserta karena pandemi.
“Target peserta (CSIC) yang diinginkan tidak sesuai dengan yang diharapkan kendala yang dihadapi juga sama dengan BIOS yaitu faktor pandemi, akan tetapi acara akan tetap berlangsung sesuai dengan jumlah peserta yang sudah mendaftarkan diri,” ujar Sherina.
Sementara itu, Studi Banding adalah kegiatan internal pengurus HMIF berdiskusi dengan pengurus himpunan informatika universitas lain mengenai proker, tips cara kerja, dan informasi seputar himpunan. Tahun ini, HMIF berkesempatan untuk bertemu himpunan informatika dari dua universitas, yaitu Bina Nusantara (BINUS) dan Institut Teknologi PLN (ITPLN).
Sementara itu, proker IF Day merupakan acara untuk memperingati tanggal berdirinya Himpunan Informatika. Acara ini hanya diikuti oleh dosen-dosen Informatika dan mahasiswa yang sebelumnya pernah menjabat atau mengambil bagian dalam HMIF.
Di sisi lain, terdapat empat proker lainnya yang tidak berjalan dalam kepengurusan HMIF Gen X, yaitu Open Forum, Social Days, Company Visit, dan IF Gath.
Open Forum adalah kesempatan mahasiswa Informatika untuk memberikan opini, saran, atau komplain mereka terhadap program kerja maupun cara kerja keseharian HMIF melalui form. Proker ini gagal dilaksanakan karena tidak ada mahasiswa mengisi form yang telah disebar.
IF Gath sesuai namanya mengumpulkan mahasiswa informatika dari berbagai angkatan dan dosen informatika agar lebih akrab. Namun, karena pandemi, proker ini batal dilaksanakan. “Tidak dijalan karena menurut kami acara ini kurang efektif apabila dilaksanakan secara online,” ungkap Sherina.
Masih disebabkan pandemi, Social Days yang dilaksanakan dalam bentuk mengajar siswa SMA/SMK juga tidak diadakan karena berbagai sekolah tidak menerima kunjungan.
Sementara itu, Company Visit adalah kegiatan dimana para peserta akan mengunjungi suatu perusahaan yang telah ditentukan oleh HMIF. Melalui kegiatan ini, peserta dapat melihat cara kerja perusahaan tersebut, merasakan lingkungan pekerjaan mereka, dan menanyakan apabila ada hal-hal yang ingin diketahui. Sayangnya proker ini tidak dapat dijalankan tahun ini karena kesulitan dalam mengumpulkan mahasiswa dan mengunjungi perusahaan. Namun, acara ini telah digantikan menjadi gelar wicara yang akan diselenggarakan pada Minggu (20/11/20).
Kemudian, apabila mengacu pada hasil survei yang sudah dilakukan tim ULTIMAGZ, maka terdapat dua program kerja yang sangat diketahui oleh mahasiswa. Program kerja yang paling diketahui pertama adalah konten prodi atau pengenalan prodi dengan 55 (94,8%) responden, lalu yang kedua adalah BIOS 48 (82,8%) responden, diikuti dengan Studi Banding 17 (29,3%) responden dan CSIC 13 (22,4%) responden.

Himpunan Kurang Komunikatif Tercermin Juga dari Mahasiswa yang Kurang Aspiratif.
Aspirasi yang diberikan kepada himpunan sendiri terlihat masih sangat minim. Hal ini terbukti dari hasil survei yang dilakukan oleh tim ULTIMAGZ. Dari 60 responden, hanya tujuh orang yang pernah menyumbangkan aspirasi.
Salah satu responden yang enggan disebutkan namanya pernah memberikan aspirasi mengenai program kerja HMIF yang kurang terekspos atau program kerja yang tidak penting untuk di adakan.

Walaupun begitu, aspirasi yang diberikan oleh salah satu mahasiswa Informatika itu tidak mendapatkan tanggapan dari pihak HMIF dan tidak merasakan adanya dampak dari aspirasi yang sudah diberikan.
Sementara itu, 51 mahasiswa tidak pernah menyampaikan aspirasinya kepada HMIF. Ketika ditanya dalam survei mengenai alasan responden tidak menyampaikan aspirasinya, ada beberapa jawaban mayoritas. Pertama, mahasiswa tidak mempunyai aspirasi yang ingin mereka sampaikan. Kedua, mahasiswa tidak mengetahui secara jelas media apa yang bisa digunakan untuk menyampaikan aspirasi. Ketiga, mahasiswa belum mengenali kegiatan apa saja yang dilakukan HMIF.
“Karena media untuk menyampaikan aspirasi tidak jelas, mahasiswa tidak tau harus menyampaikan aspirasi lewat mana,” ujar salah satu responden mahasiswa Informatika UMN 2019, Matthew Marcellino.
Pergantian Ketua Setelah Terpilih
Dalam HMIF sendiri, pada pemilihan tahun lalu terjadi perubahan pelantikan ketua dan wakil ketua. Ketua yang dicalonkan dan terpilih tiba-tiba mengundurkan diri dengan alasan yang tidak ingin disebutkan. Menurut Sherina Chandra, sesuai prosedur wakil ketua akan naik menjabat sebagai ketua yang ditinggal oleh ketua sebelumnya dan salah satu anggota himpunan akan dipilih sebagai wakil ketuanya.
“Pada tahun lalu terjadi perubahan pelantikan ketua dan wakil, karena tiba-tiba ketua sebelumnya memiliki kendala pribadi yang tidak bisa kami jelaskan disini. Sehingga sesuai prosedur, wakil ketua yang menjabat secara otomatis akan menjabat sebagai ketua dan salah satu anggota himpunan tersebut akan menduduki jabatan wakil ketua,” ujar Sherina dalam via pesan singkat LINE.
Selain ditinggal ketua, ada satu anggota yang tidak aktif belakangan ini. Dari delapan anggota, tinggal tujuh anggota HMIF Gen X yang aktif. Meski kekurangan satu anggota, himpunan tidak menggantikan posisinya. Sherina menjelaskan program kerja yang ditangani anggota tersebut tetap dijalankan, tapi pindah ke tangan anggota lain dan dibantu oleh BPH HMIF.
Pemilihan ketua dan wakil ketua HMIF tahun lalu dan tahun ini memiliki sedikit kesamaan, yaitu hanya terdapat satu pasangan calon ketua dan wakil ketua. Kemudian, ketua HMIF Gen X kembali mencalonkan diri sebagai ketua masa jabatan berikutnya.
Sherina pun menjelaskan bahwa di tahun lalu memang hanya terdapat satu paslon karena anggota himpunan lainnya masih berada di semester tiga. Padahal sesuai aturan yang ada, saat mencalonkan diri menjadi ketua himpunan, minimal calon ketua menempuh semester lima. Di tahun ini Sherina kembali mencalonkan diri sebagai ketua karena tidak ada satupun mahasiswa Informatika yang mendaftarkan diri di periode baru.
“Tahun lalu hanya terdapat satu paslon karena anggota lainnya dalam himpunan masih berada dalam semester tiga, sedangkan salah satu ketentuan untuk menduduki calon ketua adalah mahasiswa yang berada di semester lima. Pada tahun ini hanya terdapat satu paslon lagi, karena yang mendaftarkan diri sebagai ketua hanya satu orang saja yang bersedia,” jelas Sherina.
Selain Sherina, ada satu anggota HMIF Gen X yang juga akan melanjutkan tugasnya di generasi berikutnya. Terkait regenerasi, himpunan terus mengevaluasi kinerja antar anggota dan memberikan pandangan baru berupa kritik dan saran terhadap kepengurusan berikutnya
Penulis: Jessica Elisabeth Gunawan, Fabio Nainggolan
Editor: Agatha Lintang
Foto: Dava Ferdiansyah, Jessica Elisabeth Gunawan