SERPONG, ULTIMAGZ.com – Persaingan karir di industri yang semakin sengit membuat pencari pekerjaan untuk menampilkan versi terbaik dirinya di hadapan perusahaan. Atas dasar hal tersebut, Public Relations and Ideas (PRIDE) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) 2022 menyelenggarakan webinar bertajuk “The Art of Impressing The Recruiter” pada Jumat (29/04/22) guna membekali para pesertanya untuk mampu mempromosikan diri sendiri di dunia kerja.
Diselenggarakan secara daring melalui Zoom, PRIDE 2022 menghadirkan Country Leader of Communication & Public Affairs Jhonson & Jhonson Indonesia Devy A. Yheanne untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya terkait topik ini.
“90 persen pengusaha, perusahaan (atau) recruiter pasti akan mempertimbangkan aktivitas penggunaan media sosial pelamarnya dan 98 persen reqruiter melakukan penelitian tentang latar belakang kanidatnya,” ucap Devy pada sesi seminar PRIDE 2022.
Kekuatan media sosial menjadi topik pertama yang diangkat oleh Devy. Ia bercerita bahwa tampilan media sosial seseorang merupakan media yang paling umum digunakan para perekrut untuk menilai kanidat karyawannya.
Baca juga: “Kacamata Sjafruddin” Kisahkan Sejarah yang Belum Terungkap
Devy menjelaskan bahwa menurut penelitian smallbiztrends.com, 79% departemen sumber daya manusia di perusahaan menolak kandidat pekerja karena konten media sosialnya. Untuk itu, Devy memaparkan beberapa konten media sosial yang dapat memicu tanda bahaya (red flags) bagi perusahaan saat sedang mempertimbangkan seorang calon pekerja. Konten-konten tersebut antara lain konten ujaran kebencian, tindakan melanggar hukum, komentar negatif untuk perusahaan atau klien sebelumnya, ujaran atau konten mengancam orang lain, informasi sensitif tentang sesuatu hal, dan konten dengan penggunaan tata bahasa yang buruk.
Meskipun media sosial dan profil digital mengambil peran besar terhadap proses perkenalan perusahaan kepada calon karyawannya, profil konvensional seperti resume dan circum vitae (CV) juga tidak boleh dianggap remeh.
“Walau begitu, resume dan CV merupakan hal yang penting untuk melamar. (Sebanyak) 72 persen HR (human resources) masih melihat resume dari para kanidatnya,” tambah Devy.
Selain media sosial dan profil diri, impresi di depan perekrut juga sangat tergantung pada cara seseorang berperilaku saat pertemuan pertama. Hal ini berarti proses wawancara kerja merupakan hal vital dalam membangun impresi. Devy menekankan bahwa di era pandemi seperti ini, wawancara kerja daring menjadi tantangan tersendiri bagi perekrut dan kanidat perekrutan. Namun, Devy menegaskan, meski wawancara secara daring, profesionalisme dan kesiapan kanidat perekrutan tidak boleh menurun dan dianggap remeh.
Terakhir, Devy menutup webinar PRIDE 2022 dengan memberikan beberapa tips untuk para peserta tentang bagaimana cara fresh graduates mencari dan melamar pekerjaan. Mulai dari menyusun rencana jangka panjang, optimalisasi pencarian daring, menggunakan CV yang menarik, follow up perusahaannya, bersosialisasi, dan lain-lain.
Baca juga: Skystar Ventures Siap Mulai Program Inkubasi Bisnis
PRIDE 2022 sendiri adalah acara tahunan yang diusung oleh mahasiswa Strategic Communication UMN dan dinaungi oleh Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMN (I’M KOM UMN). Mengunsung tema “Level Up Your Idea”, PRIDE 2022 mengajak para pesertanya untuk berani memanfaatkan kondisi untuk berevolusi dengan meningkatkan dan mengembangkan ide kreatif serta elaboratif.
Penulis: Reynaldy Michael Yacob
Editor: Vellanda
Foto: Chiquita Aurellia Tjandra