• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Monday, June 30, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan Film

In The Name of God: Kisah Nyata Sekte Sesat di Korea

by Ruth Yushiana
May 2, 2023
in Film, Hiburan
Reading Time: 3 mins read
Tampilan film dokumenter “In the Name of God” tentang sekte sesat di Korea. (Foto: tangkapan layar Netflix)

Tampilan film dokumenter “In the Name of God”. (Foto: tangkapan layar Netflix)

0
SHARES
441
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Netflix merilis sebuah serial dokumenter pada Jumat (03/03/2023) berjudul “In The Name of God: A Holy Betrayal”.  Serial dokumenter ini merupakan kisah nyata mengenai sekte sesat yang terjadi di Korea Selatan. 

Disutradarai oleh Cho Sung-hyun, “In The Name of God: A Holy Betrayal” menceritakan empat tokoh bernama Jeong Myeong-seok , Park Soon-ja , Kim Ki-soon , dan Lee Jae-rock. Mereka masing-masing merupakan pimpinan sekte yang ada di Korea Selatan. 

Baca Juga: “Along for the Ride” Ulik Kisah Masa Muda dan Identitas Diri

Sebelum membuat dokumenter ini, Cho Sung-hyun mengaku melakukan berbagai riset selama bertahun-tahun. Alasan utama Cho Sung-hyun membuat dokumenter ini adalah karena banyak orang di sekitarnya yang terpengaruh oleh sekte sesat ini. Setelah merasa cukup dengan riset yang ia temukan, Cho Sung-hyun mengajukan pembuatan serial dokumenter. 

Serial dokumenter ini memiliki delapan episode. Dalam setiap episodenya terdapat cerita dengan berbagai sudut pandang dari korban atau mantan pengikut sekte-sekte sesat tersebut. Berikut cerita dari keempat pemimpin sekte.

Jeong Myeong-seok 

Jeong Myeong-seok mendirikan Jesus Morning Star (JMS). Untuk menarik banyak pengikut, Myeong-seok  mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan atau reinkarnasi dari Yesus. Tidak hanya itu, Myeong Seok juga sering melakukan khotbah yang di kemudian hari menjadi kenyataan. Hal ini menjadi modal kepercayaan  pengikutnya. 

Myeong-seok  memiliki pengikut yang didominasi oleh para wanita. Wanita yang dipilih Myeong-seok untuk masuk ke dalam sekte ini merupakan wanita yang memiliki tinggi 170 cm dengan berat yang ideal. Dalam sekte ini, para wanita dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan Myeong-seok dengan dalih perintah Tuhan.  

Park Soon-ja 

Park Soon-ja  membangun komunitas Odaeyang atau dikenal sebagai Five Ocean. Awalnya, Odaeyang ini merupakan nama perusahaan yang didirikan oleh Soon-ja pada 1984. 

Namun, Park Soon-ja membangun Odaeyang bukan hanya sebagai perusahaan, melainkan sebagai agama aliran sesat. Melalui perusahaan ini, Soon-ja mendirikan taman kanak-kanak (TK), panti jompo dan panti asuhan yang berisi semua pengikut-pengikutnya. Dalam sekte ini semua pengikut-pengikutnya ini diharuskan tunduk dengan Soon-ja . Lalu, di setiap minggunya mereka semua harus mengaku dosa di depan semua orang. 

Dinamakan Five Ocean karena Park Soon-ja dipercaya akan menguasai lima samudera. Melalui aliran sesat yang ia bentuk, orang-orang di kelima samudera ini akan memuji Park Soon-ja.

Kemudian, Korea Selatan heboh setelah Soon-ja bersama pengikutnya yang bekerja di Odaeyang ditemukan tewas di loteng pabrik di Yongjin. Mereka tewas dalam keadaan kaki, tangan, dan leher yang terikat tali serta mulut tersumpal. Hal ini diduga akibat dari ritual ajaran sesat Odaeyang.

Kim Ki-soon 

Kim Ki-soon mendirikan sekte bernama Baby Garden. Dalam sekte sesat ini Ki-soon  menyuruh pengikutnya untuk melakukan sebuah pekerjaan untuk gereja. Pekerjaan tersebut dilakukan untuk membangun lingkungan Baby Garden. Sekte ini tidak memperbolehkan anggotanya tertarik satu sama lain. Ki-soon  juga tidak segan membunuh anak-anak di bawah umur.

Baca juga: Tiga Rekomendasi Drama Korea Tentang Meraih Mimpi dan Cita-cita

Lee Jae Rock

Lee Jae-rock  merupakan pendeta yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit. Banyak orang yang berhasil disembuhkan, sehingga Jae-rock  memiliki banyak pengikut. Saat melakukan khotbah, Jae Rock selalu menyiapkan satu kursi di sampingnya. Hal tersebut dilakukan karena ia  mengaku bahwa Tuhan selalu ada di sampingnya. Di balik kehebatannya menyembuhkan orang-orang, Jae-rock  sering melakukan penipuan dan juga pelecehan seksual kepada para pengikutnya.

Keempat sekte ini masih ada hingga sekarang. Hanya saja, nama dari keempat sekte tersebut sering berganti. Cho Sung-hyun mengatakan bahwa dalam serial ini hanya berisikan sepuluh persen sekte yang ada di Korea Selatan. Untuk mengetahui kisah lengkap dokumenter ini, Ultimates dapat menonton serial dokumenter ini di Netflix, berikut trailernya. 

 

 

Penulis: Ruth Yushiana

Editor: Vellanda 

Foto: Netflix

Sumber: grid.id, jogja.tribunnews.com, jurnalmakassar.pikiran-rakyat.com

Tags: drakordrama koreaFilm dokumentergereja sesatin the name of godmenyimpangnetflixsekte sesat
Ruth Yushiana

Ruth Yushiana

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

June 15, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

May 19, 2025
Next Post
Foto ilustrasi e-book. (Foto: Freepik)

Praktis dan Efisien, Berikut Lima Manfaat Pakai E-book

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021