• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Friday, July 4, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Hiburan

Gamer Rage: Ketika Bermain Gim Memicu Kekerasan

by Louis Brighton Putramarvino
September 7, 2021
in Hiburan, Iptek
Reading Time: 2 mins read
Gamer Rage: Ketika Bermain Memicu Kekerasan (Ultimagz)

Ilustrasi gamer rage (Foto: shutterstock.com)

0
SHARES
633
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com — Menang dan kalah merupakan suatu hal yang lumrah dalam sebuah game. Namun, sering kali perasaan frustrasi yang disebabkan oleh kekalahan dalam game dapat memicu amarah hingga menimbulkan kekerasan. Kondisi ini biasanya disebut gamer rage.

Dilansir dari rochester.edu, sebuah penelitian dilakukan pada 2014 untuk melihat pengalaman psikologis pemain ketika bermain game. Penelitian ini menemukan bahwa kegagalan untuk menguasai game dan kontrolnya menyebabkan frustrasi dan agresi, terlepas dari apakah game tersebut mengandung kekerasan atau tidak.

“Setiap pemain yang pernah melempar sebuah konsol setelah kalah dalam permainan elektronik dapat merasakan perasaan intens atau kemarahan yang disebabkan oleh kegagalan,” kata peneliti di Oxford Internet Institute, Andrew Przybylski. Dia mengatakan bahwa perasaan frustrasi tersebut sering disebut dengan istilah rage quitting di kalangan gamers.

Rekan peneliti Przybylski dalam penelitian tersebut sekaligus psikolog di University of Rochester, Richard Ryan menjelaskan bahwa ketika orang merasa tidak memiliki kendali atas hasil permainan, maka hal itu akan mengarah ke agresi.

“Kami melihatnya dalam eksperimen kami. Jika Anda menekan kompetensi seseorang, mereka akan menjadi lebih agresif, dan efeknya bertahan baik game tersebut mengandung kekerasan atau tidak,” jelas Ryan.

Komunitas game juga dapat berkontribusi dalam menyebabkan gamer rage. Dilansir dari healthygamer.gg, seseorang kadang bermain game sebagai bentuk pelarian dari masalahnya. Ketika hal tersebut tidak efektif, maka mereka akan melampiaskan perasaan mereka ketika bermain. Ketika hal tersebut dilakukan oleh orang banyak, maka akan terbentuk sebuah komunitas game yang bersifat “toxic.”

Komunitas tersebut memberikan dampak yang buruk terutama bagi pemain pemula. Ketika mereka memasuki komunitas tersebut, mereka menyadari bahwa mereka harus beradaptasi dengan situasi tersebut untuk bertahan. Akibatnya, perilaku kasar jadi dianggap normal oleh mereka.

Dilansir dari ventureacademy.ca, gangguan dan perubahan suasana hati juga berkontribusi pada gamer rage. Seseorang dapat mengalami peningkatan kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian. Temperamen pendek dan perasaan frustrasi dapat terjadi dengan lebih mudah dan tanpa peringatan.

Nah, untuk mencegah terjadinya gamer rage, Ultimates dapat menyimak beberapa tips di infografik berikut.

 

Penulis: Louis Brighton Putramarvino

Editor: Charlenne Kayla Roeslie

Foto: shutterstock.com

Sumber: rochester.edu, healthygamer.gg, ventureacademy.ca

Tags: amarahandrew przybylskibermainGamegamer ragegamesgamingkekerasanrage quitrage quittingrichard ryanTipstoxic
Louis Brighton Putramarvino

Louis Brighton Putramarvino

Related Posts

Jacob Collier dalam acara BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Hiburan

Jacob Collier Tampil Memukau di Java Jazz Festival 2025 Setelah 9 Tahun

June 15, 2025
Nyoman Paul tampil perdana di BNI Java Jazz Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/05/25). (ULTIMAGZ/Putri C. Valentina)
Event

Nyoman Paul Debut di Java Jazz Festival 2025 dengan Album LUAP

May 31, 2025
Ilustrasi seorang wanita menonton film di waktu rehatnya. (freepik.com)
Film

Pelukan Dalam Bentuk Film: Teman Menonton Saat Dunia Terasa Berat

May 19, 2025
Next Post
Awal yang Buruk, Vieira Waspada Hadapi Nasib Seperti De Boer (Ultimagz)

Awal yang Buruk, Vieira Waspada Hadapi Nasib Seperti De Boer

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021