“Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Dunia ini sesungguhnya dunia aroma.” – Jati Wesi.
SERPONG, ULTIMAGZ.com – “Aroma Karsa” merupakan novel bergenre fiksi ilmiah karya novelis Indonesia Dewi Lestari. Sebelumnya, Dewi Lestari atau yang biasa disapa Dee, juga pernah menciptakan novel bergenre sama dengan judul Supernova. Mengutip dari pemberitaan grid.id, novel ini merupakan karya ke-12 Dee.
“Aroma Karsa” bagi saya adalah cerita yang benar-benar menjadi sebuah pengalaman baru. Bukan hanya kepada pembacanya, tapi juga kepada penulisnya. Saya merasa tertantang mengerjakan seluruh aspek riset pada Aroma Karsa,” kata Dee Lestari dalam pemberitaan tirto.id.
“Aroma Karsa” mengisahkan sosok Jati Wesi, seorang pria yang memiliki kemampuan untuk mencium dan membedakan bau. Terdapat sosok Tanaya Suma, seorang wanita yang memiliki kemampuan sama dengan Jati.
Mereka bersama-sama mencari sebuah bunga yang dipercaya dapat mengendalikan kehendak manusia. Dikisahkan bunga tersebut hanya bisa dicari oleh orang-orang yang memiliki kemampuan penciuman yang luar biasa. Keberadaan bunga itu diketahui dari sebuah lontar kuno yang ditemukan oleh Raras Prayagung.
Perjalanan mereka mencari bunga ajaib diwarnai dengan beragam kisah yang menggugah hati, membawa pembaca masuk ke dalam roller-coaster emosi yang menegangkan, berputar, menukik, kemudian berhenti di akhir babak. Mulai dari pertemuan Jati dan Suma, hingga pengungkapan misteri kehidupan masa lalu mereka.
Sepanjang cerita, Jati Wesi dan Tanaya Suma akan membawa kita ke berbagai warna strata kehidupan. Melalui tokoh Jati dan Suma, pembaca dibawa menguak misteri kehidupan lama yang tak terungkap sebelumnya, mengurai benang kusut kehidupan mereka yang perlahan menunjukkan diri, juga perjalanan cinta.
Dewi Lestari mengaku banyak melakukan riset mendalam sebagai bentuk komitmennya untuk mencapai karya yang memuaskan. Dilansir dari tirto.id, Dewi melakukan risetnya dengan mengikuti kursus meracik parfum, meninjau langsung di gunungan-gunungan sampah TPA Bantar Gebang, mendaki Gunung Lawu, bertandang ke Mustika Ratu, hingga mempelajari Bahasa Jawa kuno dan sejarah Majapahit dengan melibatkan sejumlah dosen Universitas Indonesia.
Penulis: Ida Ayu Putu Wiena Vedasari
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: gramedia.com
Sumber: tirto.id, grid.id