SERPONG, ULTIMAGZ.com – Merakit dan mengoleksi model kit plastik robot Jepang Gundam atau Gunpla telah menjadi salah satu hobi bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, untuk membuat koleksi Gunpla mereka seperti robot yang hidup, mereka butuh seseorang seperti Irsyad Khairi. Ia mengecat ulang (repaint), mengubah (custom), dan dapat menempatkan Gunpla dalam diorama.
“Kalau dipajang tuh repaint dululah biar keren, walau kalau gak di-repaint juga keren, tapi preference orang sih,” ucap pria yang biasa dipanggil Icad.
“Yang bikin gundam lebih hidup juga tuh, menurut aku kalau dia dibikin diorama, daripada di-paint dipajang saja,” tambahnya saat diwawancarai pada Rabu (10/11/2022).
Baca juga: Ilmuwan Asal Indonesia Turut Rancang Robot Gundam Raksasa
Pria berumur 25 tahun ini telah berkutik dalam perakitan dan pengecatan Gunpla sejak menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA). Dari awalnya hanya coba-coba menggunakan spidol, ia sekarang bisa menggunakan air brush. Bahkan, sekarang membuka jasa repaint Gunpla Icad Works sejak Juni 2019 yang sekarang bernama Tokio Studio.
Icad telah banyak mengerjakan permintaan repaint Gunpla pelanggan-pelanggannya yang memiliki harga sampai jutaan. Kepercayaan terhadap kerja Icad ini diperoleh dari portofolio dan pengalaman Icad.
Icad sendiri telah menjuarai posisi pertama di Gunpla Builder International Tournament 2021 dengan kategori repaint. Selain itu, ia juga menjadi runner up pertama dalam Gunpla Builders World Cup 2017 yang diadakan oleh perusahaan mainan Jepang ternama Bandai.
Salah satu permintaan dan pendapatan terbesar dari pelanggannya adalah repaint Gunpla Sazabi tipe master grade (MG). Proyek ini membawa keuntungan hingga Rp2,5 juta.
MG merupakan tipe besar dan memiliki bagian-bagian robot dan separasi warna yang lebih banyak dari Gunpla lainnya. Selain itu, pengerjaan Sazabi ini pun semakin menantang dengan permintaan repaint memakai warna permen (candy) yang mengilap.
Icad menuturkan bahwa mengecat dengan warna permen sulit karena memerlukan langkah-langkah pengerjaan dan waktu yang lebih banyak. Prosesnya membutuhkan cat primer sebagai dasar, warna silver, dan warna transparan sesuai yang diminta pelanggan.
“Finishing-nya bisa tiga sampai empat kali. Sedangkan, kalau kita normal sekali finishing 5 jam,” kata Icad.
Kemampuan yang Tak Mudah Didapat
Di balik kesuksesan Icad dalam ranah Gunpla, terdapat kegagalan-kegagalan yang menjadi pembelajaran baginya. Pasalnya, ia memulai perjalanan repaint-nya ini tanpa dasar seni apapun. Ia lulusan Teknik Informatika dan sekarang menggeluti pemasaran sebagai pekerjaan utama.
“Banyak (gagal), banyak tumbalnya, banyak coba-cobalah,” kata Icad.
Ia memakai koleksi Gunpla lamanya dari SMA yang telah menguning sebagai bahan percobaan. Dalam percobaannya tersebut, Icad gigih mencoba memegang air brush dengan benar.
Awalnya tangannya gemetar saat menggunakan air brush, kekencangan menyemprot cat, dan salah memakai kombinasi warna. Namun, setelah bertahun-tahun, ia pun akhirnya mampu menguasai alat yang disegani oleh pengoleksi Gunpla tersebut. Selain itu, Icad selalu ikut lomba-lomba Gunpla untuk mengembangkan kemampuan repaint-nya, alih-alih hanya fokus mengincar piala.
“Walaupun gak menang, tapi setidaknya bisa ikutan saja gitu, meramaikan event, ketemu komunitas lain, ketemu temen baru. Ya, jadi sarana belajarlah,” jelasnya.
Icad menjelaskan memang membutuhkan proses yang lama dan bahkan pengeluaran yang cukup banyak untuk modal rakit serta repaint Gunpla. Namun, selama hal tersebut menyenangkan dan selalu membuat penasaran untuk dicoba, ia menyarankan untuk tidak takut memulai.
Baca juga: Mengenal Lebih “Geisha”, Si Penghibur Tradisional Asal Jepang
“Jadi, sebenarnya semua orang bisa. Semua orang bisa repaint yang penting belajar saja, soalnya dulu aku juga,” ucap Icad.
“Gua juga jelek bukan anak seni gitu. Tapi, ya coba aja gitu dari pada penasaran mendingan lu coba tapi lu tau gak bisa dibanding lu gak nyoba sama sekali gitu.”
Penulis: Vellanda
Editor: Jessica Elizabeth, Nadia Indrawinata
Foto: Irsyad Khairi, Instagram/tokio_studio.id