SERPONG, ULTIMAGZ.com — Beberapa hewan seperti anjing dan kucing diketahui dapat terkena infeksi COVID-19 berdasarkan studi pengawasan Tufts University oleh Jonathan Runstadler. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hewan dapat menularkan COVID-19 kepada manusia. Maka dari itu, Rusia mengembangkan vaksin COVID-19 dan berhasil menyuntikkannya kepada hewan pertama yang ditayangkan oleh DW News pada Sabtu (15/05/21) di akun Twitter-nya .
Dikembangkan oleh FGBI ARRIAH dan disetujui penggunaannya oleh Layanan Federal untuk Pengawasan Hewan dan Fitosanitasi Rusia, Rosselkhoznadzor, vaksin COVID-19 pertama untuk hewan dinamai Carnivac-Cov. Vaksin Carnivac-Cov sudah diberikan kepada seekor kucing bernama Kasha di Moskow, Rusia sebagai hewan pertama yang mendapatkan vaksin.
Russia has produced the world’s first batch of COVID-19 vaccines for animals — and Kasha, the cat, was one of the first to get a jab🐱💉 pic.twitter.com/EIELrrXXdB
— DW News (@dwnews) May 15, 2021
Sebelumnya, Rosselkhoznadzor mengatakan akan melakukan proses inokulasi terhadap kucing, cerpelai, dan hewan lainnya untuk mengembangkan vaksin COVID-19 untuk hewan. Pernyataan tersebut muncul di tengah laporan-laporan hewan terinveksi virus COVID-19 seperti yang terjadi pada seekor kucing lokal di Moskow dan Kota Tyumen.
“Hewan juga bisa mengalami gejala penyakit ini (COVID-19). Seperti masalah pernapasan, batuk, atau kehilangan indera perasa dan penciuman,” jelas dokter hewan di Moskow, Ekaterina Vorobyova yang ikut memvaksin Kasha di dalam tayangan DW News dilansir dari kompas.com.
“Pada dasarnya, gejalanya sama seperti pada manusia, tetapi dalam kadar yang lebih ringan,” tambahnya.
Ada pun kasus-kasus hewan lainnya yang terpapar virus COVID-19 yakni, kucing di Hongkong yang positif COVID-19 tanpa gejala, lima harimau dan tiga singa yang positif COVID-19 di Kebun Binatang Bronx, New York, serta cerpelai yang terinfeksi virus tersebut sampai mampu menularkannya kepada manusia di Belanda pada Mei lalu.
Setelah melalui proses pengembangan, uji klinis vaksin Carnivac-Cov pun dimulai sejak Oktober 2021. Uji klinis tersebut melibatkan anjing, kucing, cerpelai, rubah, dan hewan lainnya. Rosselkhoznadzor menyebutkan bahwa hewan-hewan yang dalam tahap uji klinis menunjukkkan respons kekebalan paling tidak selama enam bulan. Dengan begitu, peneliti Rusia berpendapat bahwa penggunaan vaksin dapat mencegah perkembangan mutasi virus antarspesies yang paling sering terjadi. Penasihat Kepala Rosselkhoznadzor Yulia Melano juga mengatakan bahwa Carnivac-Cov dihadirkan sebagai langkah pencegahan terhadap penularan atau infeksi dari hewan terhadap manusia, mengingat 70 persen penyakit manusia berasal dari hewan.
Vaksin Carnivac-Cov sudah diproduksi sebanyak 17.000 dosis sebagai gelombang pertama. Vaksin hewan gelombang pertama akan dikirimkan ke beberapa wilayah Rusia. Rosselkhoznadzor mengatakan sudah ada beberapa perusahaan dari Jerman, Yunani, Polandia, Austria, Kazakhstan, Tajikistan, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Lebanon, Iran, dan Argentina yang ingin membeli vaksin tersebut.
Penulis: Vellanda
Editor: Andi Annisa Ivana Putri
Foto: Arenahewan.com
Sumber: Kompas.com, Health.detik.com, Suara.com, Reuters, DW News