SERPONG, ULTIMAGZ.com – Indonesia memiliki sejuta warisan budaya, baik dalam bentuk benda maupun tak benda. Salah satunya adalah bunga melati putih sebagai salah satu dari tiga puspa bangsa.
Kepopuleran bunga melati di Tanah Air tidak serta merta datang dari keindahan dan keharumannya saja. Namun, bunga melati juga dikenal sebagai salah satu warisan bunga nasional Indonesia.
Pemilihan bunga nasional Indonesia tertulis pada Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993. Berikut tiga jenis bunga yang ditetapkan sebagai bunga nasional Indonesia.
- Bunga melati putih (Jasminum sambac) sebagai bunga puspa,
- Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona,
- Bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldi) sebagai puspa langsa.
Pemilihan bunga melati sebagai puspa bangsa bukan tanpa alasan. Melati dikenal sebagai bunga yang melambangkan kesucian, keanggunan, dan ketulusan. Oleh karena itu, pemerintah menjadikan bunga melati sebagai representasi bangsa.
Penobatan bunga melati sebagai puspa bangsa ini juga berpedoman pada Undang-undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam UU tersebut, dijelaskan bahwa sumber daya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Menurut jurnal Induksi Pemekaran Bunga Anthesis Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac L. W. Ait) dengan Pemberian Paclobutrazol pada Beberapa Konsentrasi oleh Novi dan Rizki, pemilihan bunga melati putih karena memiliki potensi ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat Indonesia.
Status baru melati itu pun menambah eksistensi bunga tersebut di Indonesia. Walaupun kini melati dikenal sebagai puspa bangsa, nyatanya bunga yang memiliki harum hangat itu bukan berasal dari dalam negeri.
Ternyata, bunga melati berasal dari Himalaya Asia, tepatnya di India. Kemudian, menyebar ke berbagai negara Asia, termasuk di beberapa pulau di Indonesia.
Penyebaran bunga melati ini terjadi pada masa invansi kolonialis. Bunga melati yang pada saat itu dijadikan sebagai wewangian, dibawa oleh pedagang melalui jalur pelayaran. Dari situ, bunga melati pun tumbuh di Indonesia.
Pentingnya Kehadiran Bunga Nasional
Melansir mediaindonesia.com, bunga melati putih hadir sebagai simbol identitas untuk dapat mewakili sebuah eksistensi negara baik dari segi keragaman hayati maupun tradisi. Maka dari itu, bunga melati putih dan kedua bunga lainnya dapat mewakili keragaman hayati di Indonesia.
Bunga nasional hadir sebagai simbol kepedulian terhadap alam Indonesia untuk selalu dilestarikan dan dijaga. Status bunga nasional ini nantinya juga akan terikat pada kebudayaan dan tradisi masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
Bunga nasional dapat menjadi representatif warisan di kancah dunia. Harapannya, ketika masyarakat mancanegara melihat bunga nasional, akan sontak teringat tentang Indonesia.
Jenis dan Ciri Khas Bunga Melati di Indonesia
Melansir gramedia.com, bunga melati ternyata masih tergolong dalam keluarga Oleaceae atau zaitun. Sampai saat ini, tercatat ada sekitar 200 spesies melati asli dan hasil perkawinan silang yang telah dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia untuk berbagai tujuan.
Beberapa di antaranya digunakan untuk perlengkapan upacara adat, tanaman hias, olahan teh, perawatan tubuh, obat, kosmetik, dan masih banyak lagi. Berikut adalah beberapa jenis melati selain melati putih yang bisa Ultimates temukan untuk dijadikan tanaman hias.
1. Melati Gambir (Jasminum officinale)
Melansir kumparan.com, melati gambir merupakan salah satu bunga khas Daerah Khusus (DK) Jakarta dengan bentuk yang menyerupai bunga kamboja dengan mahkota besar berwarna putih. Bunga melati gambir tumbuh berdekatan dengan satu sama lain, seperti membentuk kelompok.
Jika dirawat dengan baik, melati gambir dapat tumbuh merambat sepanjang 2 sampai 10 meter. Oleh karena itu, Ultimates harus selalu memperhatikan pertumbuhannya dan rutin memangkasnya.
Selain menjadi tanaman hias, ekstrak melati gambir mengandung ekspektoran yang bisa dijadikan obat batuk dan membersihkan dahak, dikutip dari dinkes.jakarta.go.id.
2. Melati Raja (Jasminum rex)
Berbeda dengan melati gambir, melati raja tumbuh sendiri-sendiri dan cukup berjarak antara satu dengan yang lainnya.
Melansir idntimes.com, bunga asal Thailand yang kerap disebut royal jasmine ini hidup di iklim hangat dan bisa tumbuh hingga 2,5 meter.
Jenis melati ini tidak memiliki aroma seperti jenis melati kebanyakan. Bahkan, melati raja tidak mengeluarkan aroma sama sekali, dilansir dari kumparan.com, jenis.net, dan ngopibareng.id.
3. Melati Primrose (Jasminum mesnyi)
Melati primrose cukup unik dengan ukurannya yang sedikit lebih besar disertai kelopaknya yang berwarna kuning terang.
Melansir idntimes.com, jenis melati yang juga dikenal dengan nama melati jepang ini justru berasal dari Tiongkok Selatan dan Vietnam. Melati primrose juga bisa tumbuh di kawasan luar Asia seperti bagian selatan Amerika Serikat dan Amerika Tengah.
Selain warnanya yang terang, melati primrose juga dapat dikenali dari kelopaknya yang ganda dan ukurannya yang lebih besar dibandingkan varietas lain, dilansir dari kumparan.com dan idntimes.com.
4. Melati Merah Muda (Jasminum polyanthum)
Melati merah muda adalah salah satu jenis tanaman hias yang dikenal cukup mudah dibudidayakan karena kemampuan adaptasinya yang luar biasa.
Jika melati pada umumnya lebih cocok atau hanya bisa bertahan di iklim tropis, melati merah muda bahkan bisa tumbuh subur di Inggris yang memiliki empat musim, dilansir dari idntimes.com.
Uniknya, meskipun namanya adalah melati merah muda, melati ini mekar dengan kelopak berwarna putih bersih. Warna merah muda pada bunga ini hanya terdapat pada batang bunga hingga kuncupnya.
5. Melati Bersayap Malaikat atau Melati Gambir Impor (Jasminum nitidum)
Melati bersayap malaikat atau Angel wing jasmine berasal dari Kepulauan Admiralty, Papua Nugini.
Melansir epicgarden.com, tanaman yang dapat tumbuh hingga 20 kaki atau 6,096 meter ini memiliki aroma yang kuat dengan kelopak yang tipis dan bagian tengah yang bulat.
Melati bersayap malaikat membutuhkan dukungan penuh dari sinar matahari untuk bisa bermekaran sepanjang tahun. Oleh karena itu, melati bersayap malaikat harus ditanam di tempat teduh yang masih terkena cahaya matahari secara langsung.
Melati dalam Tradisi Nusantara
Melati sudah sejak lama menjadi bagian dari banyak tradisi Nusantara, terutama dalam tradisi suku Jawa dan Sunda. Mengutip suaramerdeka.com, bunga melati hampir tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pelaksanaan adat-istiadat.
Berikut ini beberapa peran dan kegunaan melati dalam tradisi di nusantara.
1. Pernikahan Adat Jawa dan Sunda
Melansir suaramerdeka.com, bunga melati memainkan peran yang cukup penting dalam rangkaian acara adat nusantara, terutama pernikahan. Melati dalam adat pernikahan Jawa dan Sunda dijadikan sebagai hiasan kepala pengantin wanita.
2. Penghormatan pada Makam dan Penanda Tempat Keramat
Dalam ritual Jawa, melati termasuk salah satu jenis bunga kembang setaman yang ditaburkan ke objek-objek tertentu seperti makam, perempatan jalan, arca, dan air laut. Kembang setaman sendiri terdiri dari mawar, melati, kantil, kenanga, dan pandan wangi.
Tujuannya pun beragam, seperti untuk ritual Saparan atau Saparan Bekakak, kembang setaman ditaburkan pada makam dengan tujuan mendoakan agar keharuman senantiasa menyelimuti mendiang.
3. Mandi Kembang
Mandi kembang biasa dilakukan dalam upacara ruwatan, ketika seorang anak yang disembuhkan dengan disiram air campuran kembang setaman. Tradisi mandi kembang dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti pesugihan, pengobatan, dan sebagai syarat untuk mendalami suatu ilmu.
Selain bermanfaat untuk menjalankan ritual, mandi kembang ternyata juga memiliki manfaat lain dari sisi kesehatan. Melansir suaramerdeka.com, pemanfaatan energi bunga untuk mandi dalam falsafah pengobatan tradisional Tiongkok memberikan perubahan positif bagi mental, emosional, spiritual, cakra lebih aktif, serta membuat aura lebih terang dan kuat.
4. Nyekar
Nyekar adalah ritual menjelang Idul Fitri untuk melepas kepergian arwah dengan menaburkan bunga di atas makam.
Awalnya, nyekar harus dilakukan menggunakan kembang tujuh rupa yang terdiri dari kantil, mawar merah, mawar putih, kenanga, melati kampung, melati gambir, dan sedap malam. Namun, kini, hanya mawar dan melati yang diperlukan untuk melakukan nyekar.
5. Penangkal Energi Buruk
Melati digunakan sebagai bagian dari kembang 7 rupa dalam proses ritual gangguan gaib oleh suku Jawa. Pada prosesinya, kembang 7 rupa bersama beras kuning atau kacang hijau ditaburkan di depan rumah untuk menangkal gangguan gaib dan energi buruk agar tidak masuk ke dalam rumah.
6. Sambutan 1 Muharram (Tahun Baru Islam)
Dalam tradisi ini, masyarakat Jawa beragama Islam meletakkan melati di dalam sesaji yang bernama Kembar Mayang yaitu tujuh kuntum bunga. Lalu, di samping kembar mayang akan diletakkan bubur suro, sirih, dan keranjang buah untuk menghormati para leluhur.
Baca juga: Rijsttafel, Jejak Belanda dalam Kuliner Nusantara
Eksistensi bunga melati adalah warisan budaya yang hadir dalam tradisi masyarakat Indonesia sehingga tumbuh nilai dan filosofi di dalamnya. Bunga melati juga menjadi representasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
Oleh karena itu, sumber daya alam hayati perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi, dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan.
Bunga melati sebagai puspa bangsa tidak hanya menjadi status mutlak saja, tetapi juga menjadi representasi bahwa Indonesia akan melakukan pengelolaan bunga melati ataupun berbagai macam flora lainnya.
Penulis: Mianda Florentina, Happy Mutiara Ramadhan, Theresia Sekar Kinanti Deviatri
Editor: Cheryl Natalia
Foto: ULTIMAGZ/Keizya Ham, ULTIMAGZ/Margaretha Netha, kompasiana.com, idntimes.com, jenis.com
Sumber: kompas.com, liputan6.com, gramedia.com, kumparan.com, dinkes.jakarta.go.id, idntimes.com, epicgarden.com, mediaindonesia.com, suara merdeka.com, ngopibareng.id, Novi, N. (2014). INDUKSI PEMEKARAN BUNGA (ANTHESIS) TANAMAN MELATI PUTIH (JASMINUM SAMBAC L. W. AIT) DENGAN PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL PADA BEBERAPA KONSENTRASI. Jurnal Pelangi, 7(1).