SERPONG, ULTIMAGZ.com – Ketika berusaha untuk login ke dalam situs web, Ultimates pasti pernah diberikan sebuah kolom centang bertulis “I’m not a robot” atau “saya bukan robot”. Pernahkah Ultimates berpikir, bagaimana cara sistem tersebut dapat mendeteksi robot?
Sistem ini disebut dengan Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart atau disingkat CAPTCHA. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pengguna yang berusaha memasuki situs web merupakan manusia atau robot, dilansir dari kumparan.com.
Baca juga: Teknologi: Tombak Bermata Dua Bagi Dunia Literasi
CAPTCHA dapat diimplementasikan ke dalam situs web untuk melindunginya dari serangan bot komputer. Serangan tersebut biasa dilakukan ribuan ataupun jutaan kali, yang dapat merusak operasi server atau menimbulkan input yang tidak sah pada situs web. Maka dari itu, CAPTCHA biasa diterapkan dalam situs pembelian atau situs apapun yang membutuhkan sistem registrasi.
Melansir avg.com, tes CAPTCHA memiliki beberapa jenis. Ada yang mengharuskan pengguna untuk menyeleksi gambar, lalu ada juga yang mana pengguna harus menerjemahkan teks yang terdistorsi. Namun, yang paling sederhana di antaranya adalah di mana pengguna cukup klik tombol pada kolom centang “saya bukan robot”.
Meskipun terlihat sangat sederhana, tes tersebut efektif dalam mencegah bot memasuki situs web. Bagaimana caranya?
Melansir cloudflare.com, setiap jenis CAPTCHA dirancang agar mustahil untuk dipecahkan oleh bot. Contohnya, pada tes CAPTCHA berupa teks, bot tidak akan bisa membaca gambar teks yang terdistorsi. Bot hanya akan menjawab salah terus menerus sehingga sistem memblokirnya setelah sekian banyak cobaan.
Namun, untuk tes “saya bukan robot”, hal yang diuji bukanlah ketika menekan kolom centang, melainkan perilaku pengguna sebelum mencentang. CAPTCHA membaca gerak-gerik kursor pengguna, dan mampu membedakan pergerakan kursor manusia dengan pergerakan bot.
Gerakan kursor manusia pasti akan memiliki gerakan yang lebih luwes dan alami. Sementara, bot cenderung bergerak dengan sangat presisi, tidak dapat mengikuti pergerakan kursor manusia yang lebih acak.
Baca juga: WhatsApp Web Haruskan Pengguna Pindai Sidik Jari atau Wajah Untuk Login
Selain itu, CAPTCHA juga membaca waktu yang digunakan dalam mencentang situs web. Manusia cenderung akan menunggu paling tidak satu atau dua detik sebelum menekan kolom centang, karena perlu waktu untuk membaca dan memprosesnya. Sementara itu, bot yang diprogram untuk klik secara instan dalam sepersekian detik akan terdeteksi dan diblokir.
Namun, apabila CAPTCHA masih memberikan tes yang lainnya, bukan berarti perilaku Ultimates dicurigai sebagai bot oleh sistem. Hal itu bisa saja disebabkan oleh jaringan koneksi, masalah browser, ataupun perangkat yang digunakan.
Penulis: Jonathan Christopher Winfrey
Editor: Cheryl Natalia
Foto: avg.com
Sumber: kumparan.com, avg.com, cloudflare.com