Kenali Tarian Haka Khas Suku Maori di Selandia Baru

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Anggota parlemen Hana-Rawhiti Maipi-Clarke menarik perhatian massa pada Kamis (14/11/24) lalu. Anggota perwakilan dari partai Te Pati Maori tersebut melakukan tarian Haka. Tarian tersebut dilakukan sebagai aksi protes atas Rancangan Undang-Undang (RUU) Treaty Principles Bill yang kontroversial, dilansir dari tribunnews.com. 

Lantas, apa sih tarian Haka dan mengapa dijadikan cara berprotes oleh suku Maori?

Baca juga: Mengapa Bot Tidak Bisa Lolos “Saya Bukan Robot”?

Mengutip indiatoday.in, asal-usul Haka berkaitan dengan mitologi Maori. Konon, tarian tersebut dibuat oleh Tane-more, putra Dewa Matahari Tama-nui-te-ra. Haka pertama kali dilakukan oleh tim rugbi pribumi Selandia Baru All Blacks pada 3 Oktober 1888, dilansir dari experienceallblacks.com.

Tarian ini berfungsi untuk menampilkan kekuatan dan persatuan sebuah suku. 

Gerak-Gerik Tarian Haka dan Makna Seruannya

Bermakna dalam, gerakan Haka juga berkesan kuat. Mengutip suara.com, tarian Haka melibatkan seluruh anggota tubuh dengan gerakan ritmis. Gerakan tersebut terdiri atas menepuk-nepuk dada dan paha serta menghentakkan kaki.

Selain itu, ekspresi mengintimidasi seperti mata melotot dan menjulurkan lidah juga hadir pada tarian ini. Ekspresi atau pukana merupakan elemen penting ketika melakukan tarian Haka, dilansir dari kumparan.com.

Tarian Haka juga diiringi oleh seruan “Ka mate! Ka mate! Ka ora! Ka Ora!”. Seruan ini berarti “Aku mati! Aku mati! Aku hidup! Aku hidup!”

Baca juga: Perubahan Iklim Ekstrem, Tiga Destinasi Wisata di Amerika Serikat Ini Terancam Punah

Mengutip jawapos.com, tarian Haka dilakukan di semua jenis acara seremonial. Namun, tarian Haka juga dapat menjadi pertanda perang, dilansir dari suara.com. 

Hal ini merupakan alasan mengapa para anggota parlemen dari partai Te Pati Maori melakukan tarian tersebut. Mereka tidak ingin hak masyarakat suku Maori dibatasi oleh pemerintah. Maka tidak heran jika para anggota protes menggunakan tradisi khas milik mereka.

Penulis: Kristy Charissa Lee

Editor: Jessie Valencia

Sumber: tribunnews.com, indiatoday.in, experienceallblacks.com, suara.com

Foto: current.seabourn.com