SERPONG, ULTIMAGZ.com – Bagi Ultimates yang suka menonton drama Korea atau setidaknya mengikuti budaya Korea, pasti sudah tidak asing lagi dengan makanan berkuah yang nikmat satu ini, yaitu Budae Jjigae. Apakah Ultimates tahu bahwa di balik hidangan yang berisikan kombinasi kompleks dan hangat ini ternyata mengandung sebuah kisah sejarah yang ikut teraduk di dalamnya?
Budae Jjigae atau yang dikenal juga dengan sebutan army stew, adalah makanan yang khas dan populer di Korea Selatan. Biasanya, makanan ini dimasak langsung di atas meja makan para pelanggan restoran ditemani satu botol Soju atau alkohol.
Biasanya orang-orang menyantap makanan ini di malam hari yang melelahkan setelah pulang kerja atau ditemani dinginnya cuaca saat hujan. Budae Jjigae memang menjadi makanan umum sekarang bagi masyarakat Korea Selatan, tetapi hidangan ini ternyata mengandung sebuah kisah sejarah yang cukup memilukan bagi masyarakatnya.
Budae Jjigae berarti sup pangkalan militer dalam bahasa Indonesia secara harfiah. Melansir crazykoreancooking.com, hidangan ini berbahan dasar sup yang dicampur dengan daging ham atau spam, sosis, mi instan, sayuran, kimchi, tahu, dan saus gochujang (pasta cabai dari beras ketan dan cabai yang difermentasi).
Baca Juga “Jelajahi Keragaman Asia Tenggara Melalui Budaya Makanannya”
Makanan ini pertama kali ditemukan setelah adanya Perang Korea antara bagian utara dan bagian selatan pada 1950-an. Saat masa itu, terjadi kelangkaan pada makanan dan kesulitan ekonomi yang menyebabkan banyak orang Korea kelaparan.
Makanan diselundupkan dari pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang menjadi salah satu bantuan dari luar negeri. Dari sana, para penduduk Korea Selatan melakukan inovasi dengan menggunakan bahan-bahan makanan AS untuk membuat sup.
Dengan daging olahan seperti spam dan sosis, akhirnya masyarakat Korea Selatan menemukan alternatif untuk menikmati rasa daging asli. Saat itu, daging asli sangat sulit untuk ditemukan, bila ada, harganya juga sangat mahal.
Yang paling memilukan, terkadang daging-daging olahan yang dijual di pasar gelap tidak selalu dalam kondisi baru. Tidak jarang daging yang dijual adalah daging sisaan dari makanan para militer AS. Selain membeli, terkadang masyarakat juga mengais sampah untuk mencari sisa-sisa makanan.

Daging olahan sebenarnya tidak familier di lidah masyarakat Korea Selatan pada waktu itu. Akhirnya, mereka berinovasi dengan cara mencampur bahan-bahan dasar masakan Korea seadanya dan menjadikannya sebagai sup.
Saat ini, Budae Jjigae menjadi salah satu makanan yang populer dari Asia dan semakin banyak variasi.
Meskipun mengandung kisah pilu dan penuh perjuangan di dalamnya, Budae Jjigae menjadi salah satu bukti nyata dari persatuan budaya makanan dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Selain itu, hidangan ini juga menjadi salah satu pengingat masyarakat Korea Selatan mengenai kerasnya perjuangan para nenek moyang untuk bertahan hidup di masa perang dulu.
Penulis: Vanessa Anabelle Herlin
Editor: Alycia Catelyn
Foto: Unsplash/Sean Lee
Sumber: crazykoreancooking.com, travel.kompas.com, bbc.com