• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Sunday, June 1, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Trauma Dumping yang Berdampak Negatif Pada Pertemanan

by Kristy Charissa Lee
April 17, 2024
in Lifestyle
Reading Time: 4 mins read
Ilustrasi seseorang melakukan trauma dumping. (iStock)

Ilustrasi seseorang melakukan trauma dumping. (iStock)

0
SHARES
170
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Pembicaraan tentang kesehatan mental terus menjadi perbincangan di tengah masyarakat, terutama di kalangan Generasi Z. Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta atau sebesar 34,9 persen remaja mengalami masalah mental, dilansir dari kompas.id.

“Data menunjukkan 57 persen dari Generasi Z mengalami trauma terkait lingkungan dan isu sosial, dengan fokus utama pada dinamika keluarga sebagai karakter sulit yang sering kali menjadi permasalahan,” ujar psikiater Elvine Gunawan pada lokakarya Institut Pertanian Bogor (IPB), pada Selasa (09/01/24), dikutip dari medcom.id.

Baca juga: Oversharing: Berbagi Cerita tetapi Mengundang Bahaya

Keterbukaan Generasi Z dengan trauma tersebut membuat mereka rela menceritakannya kepada teman dengan harapan mampu mengurangi beban. Namun, transparansi yang berlebihan atas trauma itu terkadang membawa dampak negatif. Fenomena tersebut bernama trauma dumping yang mana seseorang menuangkan emosi dan pikiran secara berlebihan, dilansir dari parapuan.co. 

Penyebab Trauma Dumping

Ada banyak alasan mengapa seseorang melakukan trauma dumping. Melansir charliehealth.com dan verywellmind.com, beberapa orang ingin mencari validasi atas trauma yang dialami, tetapi ada juga yang melakukannya tanpa sadar. 

Trauma dumping terjadi ketika seseorang membongkar semua kejadian atau perasaan traumatis mereka kepada lawan bicara. Beda dengan curhat, trauma dumping dilakukan tanpa izin lawan bicara secara repetitif dan intens. Contohnya adalah ketika teman kuliah berbagi detail spesifik tentang masalah keluarga ketika suasana sedang santai.

Mengutip psychologytoday.com, biasanya pelaku trauma dumping merasa sulit untuk mengatur, mengolah, dan menyaring perasaan mereka dengan tepat. Hal tersebut membuat mereka tidak tahu apakah sebuah topik patut dibicarakan atau tidak. 

Dampak Trauma Dumping

Tidak semua orang sanggup mendengar cerita traumatis sehingga membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. Mengutip stories.rahasiagadis.com, mendengarkan cerita traumatis secara berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan mental. Hal ini dikarenakan dapat memicu rasa khawatir serta rasa tanggung jawab atas kesejahteraan pelaku. 

Ada juga yang merasa tidak mampu memberi saran atas situasi teman mereka. Sebaliknya, ada yang malah merasa stres karena pelaku trauma dumping tidak ingin berubah walaupun diberi saran.

“Orang yang menerima pikiran dan emosi ini sering kali merasa kewalahan dan tidak berdaya karena mereka tidak yakin bagaimana harus merespons atau mungkin tidak diberi kesempatan untuk merespons,” kata psikolog Kia-Rai Prewitt, pada (25/07/24), dilansir health.clevelandclinic.org.

Beban  tersebut mendorong banyak orang untuk menghindari teman mereka. Tentunya, hal ini justru merusak pertemanan. Maka dari itu, perlu adanya batasan ketika sedang curhat dengan teman. 

Cara Menghentikan Diri dari Trauma Dumping

Salah satu cara paling efektif untuk menghentikan trauma dumping adalah menetapkan batasan. Ultimates juga dapat meminta izin dari lawan bicara untuk bercerita dan tidak dilakukan secara intensif. 

Ultimates juga dapat menuliskan isi hati di sebuah buku pribadi. Melansir webmd.com, mencurahkan isi hati ke dalam suatu tulisan dapat membantu meredakan tekanan mental. Manfaat dari aktivitas tersebut adalah untuk memicu rasa lega dan intuitif terhadap masalah yang dihadapi.

Baca juga: Pentingnya Support System dalam Hadapi Masalah Kesehatan Mental

Tentu, tidak ada salahnya dalam menceritakan masalah yang dialami, tetapi Ultimates harus dapat membatasi diri ketika bercerita kepada orang lain. Ultimates harus memperhatikan topik dan detail cerita apa saja yang dapat dibicarakan sebelum diceritakan kepada kawan. 

 

Penulis: Kristy Charissa Lee

Editor: Cheryl Natalia

Foto: iStock

Sumber: kompas.id, medcom.id, parapuan.co, charliehealth.com, verywellmind.com, psychologytoday.com, storiesrahasiagadis.com, health.clevelandclinic.org

Tags: atasi traumaBatas pertemanancara agar tidak trauma dumpingKesehatan Mentalmembuat boundariesmental healthpembuangan traumatraumatrauma dumpingtrauma healing
Kristy Charissa Lee

Kristy Charissa Lee

Related Posts

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa
Kuliner

Tempe: Hasil Fermentasi Mendunia yang Berakar dari Jawa

May 27, 2025
Kopi yang berasal dari feses gajah. (antaranews.com)
Lifestyle

Dari Feses Gajah ke Cangkir Kopi: Cerita di Balik Kopi Ivory

May 27, 2025
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)
Lifestyle

Sushi Kani Ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

May 23, 2025
Next Post
Suasana pidato pembukaan Soekarno pada Konferensi Asia Afrika di Bandung. (Foto: Kompas.com)

Merayakan Hari Konferensi Asia Afrika, Mari Kulik Sejarahnya!

Comments 1

  1. Pingback: Perjuangan Gelombang Gerakan Feminisme di Dunia, Berantas

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021