SERPONG, ULTIMAGZ.com — Jus detoks adalah cara mendetoksifikasi tubuh dengan mengonsumsi jus. Cara ini dipercaya ampuh mengeluarkan racun tubuh dan mengurangi berat badan. Namun, apakah mengonsumsi jus detoks benar aman dan efektif bagi tubuh?
Menurut ahli gizi Vici Nur Aurelia, jus detoks adalah salah satu cara untuk menetralkan racun dalam tubuh. Proses ini dinamakan detoksifikasi dan dilakukan oleh beberapa organ, seperti hati, usus besar, ginjal, paru-paru, dan kulit.
“Minuman cair memperberat proses pencernaan, menyebabkan organ tubuh tidak bekerja berat. Dari proses ini, toksin keluar dari tubuh dengan mudah,” jelas Vici kepada Ultimagz pada Sabtu (26/09/20) lalu.
Selain menawarkan racun, jus detoks sekaligus mencukupi kebutuhan asupan cairan, vitamin, mineral, dan serat harian karena mengandung air, sayur, dan buah. Serat sendiri berguna untuk meningkatkan metabolisme, atau proses pembentukan dan penguraian zat di dalam tubuh.
Meski memiliki manfaat baik, konsumsi jus detoks yang berlebihan bisa juga berpengaruh buruk bagi tubuh. Jus detoks yang dikonsumsi dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kekurangan gizi dengan gejala berupa kekurangan tenaga, kelelahan, mual, hingga pingsan.
“Orang yang meminum jus detoks hanya akan mengonsumsi jus tersebut seharian penuh, sehingga disarakan untuk seminggu dua kali saja. Jika berlebihan, tubuh bisa kekurangan gizi dari kandungan makanan lainnya seperti kandungan dari zat hewani,” terang Vici.
Penting untuk membuat jus detoks sendiri ketimbang membeli jus detoks yang dijual komersial. Hal tersebut berdasar pada adanya kemungkinan kandungan bahan kimia seperti pengawet yang tidak baik untuk tubuh.
Bagi yang tertarik membuat jus detoks sendiri, Vici menyarankan untuk memilih sayur dan buah yang kaya vitamin C, seperti jeruk, jambu biji, dan mangga. Vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik untuk melindungi tubuh dari penyakit. Peningkatan imun tubuh menurut Vici sangat penting dalam kondisi memerangi virus korona saat ini.
Penulis: Theresia Amadea
Editor: Maria Helen Oktavia
Foto: Androw PM