BEKASI, ULTIMAGZ.com — Komaruddin Rachmat (65), penyintas strok asal Bekasi, memulai aksi berjalan kaki Bandung-Jakarta sejak Jumat (25/10/19) hingga Selasa (29/10/19). Komaruddin melakukan aksi ini demi memotivasi penyandang strok lainnya agar tetap berjuang untuk hidup sehat.
“Saya ingin memberi motivasi kepada para penyandang strok di mana pun berada, dalam kondisi apa pun menderitanya bahwa mereka harus selalu optimis dan semangat karena strok bisa dipulihkan. Contohnya adalah saya, bahkan Insya Allah mampu jalan kaki Bandung-Jakarta,” jelas Komaruddin seperti yang dilansir oleh Kompas.com.
Dalam rangka memperingati Hari Strok Sedunia yang jatuh pada 29 Oktober 2019, Komaruddin menyiapkan uang sebesar 25 juta rupiah untuk kebutuhan perjalanan selama 4 hari. Ia dikawal oleh dua mobil ambulans untuk mengiringnya berjalan kaki dari Gedung Sate, Bandung hingga tiba di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Hingga Senin (28/10/19) sore, Komaruddin sudah sampai di perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi, Jalan Ir. H. Juanda, Jawa Barat.
“Perjalanan dari Bandung ke Bekasi itu menurut saya berat. Saya juga tidak menyangka bisa berhasil sampai ke sini,” kata Komaruddin.
Ia juga tidak menyangka, aksi yang dilakukannya sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu, kakek satu cucu ini mengaku bahwa kondisi fisiknya masih bugar saat sampai di Bekasi.
“Tim kesehatan saya tanya, ‘Bagaimana napas Bapak?’, ‘Normal’. Oksigennya dalam tubuh normal. Detak jantung normal. Kemudian, suhu normal. Jadi semua normal. Kaki juga tak ada masalah, yang saya khawatirkan kram, tidak kram,” ujar Komaruddin.
Dikutip dari Alodokter, strok merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu akibat adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Sejak 16 September 2012, Komaruddin terserang hemorrhagic stroke atau pecahnya pembuluh darah otak. Semenjak itu, Komaruddin mencari cara untuk pulih dari strok dengan melakukan pengobatan, aktivitas fisik, dan melakukan riset mengenai penyakitnya. Komaruddin bertekad keras untuk kembali sembuh. Tekad miliknya diterjemahkan dalam rupa latihan dan disiplin merawat fisik.
“Ternyata orang-orang yang sembuh strok itu orang-orang yang semangatnya tinggi, bukan orang yang manja, orang yang mau berlatih, orang yang mau bertarung gitu,” ungkapnya.
Penulis: Elisabeth Diandra Sandi
Editor: Anindya Wahyu Paramita
Foto: kompas.com
Sumber: kompas.com, alodokter