• About Us
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Advertise & Media Partner
  • Kode Etik
Tuesday, May 20, 2025
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto
No Result
View All Result
ULTIMAGZ
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Sushi Kani ternyata Bukan Kani, tapi Surimi? Ini Faktanya!

by Victoria Nadine Gunawan
May 20, 2025
in Lifestyle
Reading Time: 3 mins read
Potret salah satu bahan sushi, kani. (istockphoto.com)

Potret salah satu bahan sushi, Kani. (istockphoto.com)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SERPONG, ULTIMAGZ.com – Nasi yang lengket namun manis ketika dikunyah, dilengkapi dengan tekstur olahan ikan yang berwarna putih kemerahan menyerupai kepiting–itulah gambaran khas dari hidangan bernama Kani Sushi. Menu ini kerap dijumpai di berbagai restoran Jepang dan sering diasosiasikan sebagai sushi dengan isian daging kepiting.

Namun, apakah benar daging yang digunakan dalam Kani Sushi adalah kepiting asli? Jika bahasa tersebut diartikan secara harfiah, artinya adalah kepiting dalam bahasa Jepang, mengapa mayoritas hidangan ini justru menggunakan crab stick, alias kepiting imitasi?

Baca juga: Overfishing: Mengancam Ikan, Membahayakan Bumi

Kani atau Surimi?

Melansir dari theoceaninsider.com, kani yang digunakan dalam hidangan sushi sebenarnya merujuk pada daging kepiting tiruan yang terbuat dari surimi, sebuah olahan pasta ikan dari ikan Pollock Alaska. Ikan tersebut kemudian dibentuk dan dibumbui sedemikian rupa agar rasa dan tampilannya menyerupai daging kepiting.

Pemilihan surimi bukan tanpa alasan. Surimi jauh lebih murah, lebih mudah didapatkan, dan memiliki umur simpan yang lebih lama daripada kepiting asli. Oleh karena itu, banyak restoran yang menggunakan crab stick sebagai alternatif praktis, meskipun dari segi rasa maupun nutrisi berbeda dengan daging kepiting.

‘Kani’ atau Kani yang Lebih Sehat

Meskipun kepiting imitasi memiliki cita rasa yang memanjakan mulut, hidangan ini tidak sehat jika dibandingkan dengan kani sesungguhnya, yakni kepiting itu sendiri. Kani atau crab stick tinggi akan karbohidrat dan rendah protein, sehingga tidak baik untuk penderita diabetes, dilansir dari kumparan.com.

Berbeda dengan kepiting asli, daging ini memiliki kaya akan kandungan vitamin B12, seng, selenium, zat omega-3, dan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan imitation crab. 

Maka dari itu, tidak heran jika kepiting jauh lebih sehat daripada crab stick, dilansir dari kompas.com. Bahkan, daging ini dipandang sebagai obat untuk kesehatan otak dan jantung.

Baca juga: Mari Bahas Wasabi, Bumbu Hijau Asal Jepang dengan Rasa Pedas yang Unik

Kani yang artinya kepiting justru jarang ditemukan pada hidangan sushi. Sebaliknya, selama ini yang Ultimates konsumsi merupakan hasil olahan dari ikan menjadi surimi. 

Bahasa kuliner yang terdengar mewah ternyata mampu menciptakan ilusi bagi konsumen terhadap makanan. Maka dari itu, penting untuk memikirkan kandungan makanan yang Ultimates konsumsi untuk menjaga kesehatan.

 

 

Penulis: Victoria Nadine Gunawan

Editor: Jessica Kannitha

Foto: istockphoto.com

Sumber: theoceaninsider.com, kumparan.com, kompas.com

Tags: japanese foodjepangKanimakananmakanan jepangnasiSurimisushiultimagz
Victoria Nadine Gunawan

Victoria Nadine Gunawan

Related Posts

Kondisi ketika seseorang terpapar flu atau batuk pilek. (Freepik/pressfoto)
Lifestyle

Jangan Sampai Tubuh Drop Melawan Flu dan Batuk Saat Perubahan Cuaca!

May 20, 2025
Ilustrasi tumis kangkung sebagai makanan pendamping. (pixabay/cegoh)
Lifestyle

Benarkah Kangkung Dapat Memberi Efek Kantuk?

May 19, 2025
Dokumentasi Bhikkhu Thudong berjalan kaki saat sampai di Candi Agung Borobudur pada 2024. (ANTARA/Anis Efizudin)
Event

Mengenal Tradisi Thudong, Perjalanan Spiritual Menjelang Waisak

May 13, 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular News

  • wawancara

    Bagaimana Cara Menjawab Pertanyaan ‘Klise’ Wawancara?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Risa Saraswati Ceritakan Kisah Pilu 5 Sahabat Tak Kasat Matanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ivanna Van Dijk Sosok Dari Film ‘Danur 2 : Maddah’

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gading Festival: Pusat Kuliner dan Rekreasi oleh Sedayu City

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Depresi? Coba Cek 4 Organisasi Kesehatan Mental Ini!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Pages

  • About Us
  • Advertise & Media Partner
  • Artikel Terbar-U
  • Beranda
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Ultimagz Foto
  • Disabilitas

Kategori

About Us

Ultimagz merupakan sebuah majalah kampus independen yang berlokasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ultimagz pertama kali terbit pada tahun 2007. Saat itu, keluarga Ultimagz generasi pertama berhasil menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan membantu mempromosikan kampus. Ultimagz saat itu juga menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) UMN dan non-FIKOM.

© Ultimagz 2021

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Info Kampus
    • Berita Kampus
    • Indepth
  • Hiburan
    • Film
    • Literatur
    • Musik
    • Mode
    • Jalan-jalan
    • Olahraga
  • Review
  • IPTEK
  • Lifestyle
  • Event
  • Opini
  • Special
    • FOKUS
    • PDF
  • Artikel Series
  • Ultimagz Foto

© Ultimagz 2021